Indeks Dolar AS Berusaha Pulih, Tapi Tertekan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed dan Kebijakan Tarif Trump.

- Indeks Dolar AS tetap lemah di dekat level 106,50 akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed dan ketidakpastian kebijakan tarif AS.
- Trump memperluas cakupan tarif 25% ke Eropa dan menunda tarif Kanada-Meksiko hingga April, memicu volatilitas pasar.
Indeks Dolar AS (DXY) mencoba pulih secara moderat pada hari Rabu tetapi tetap mendekati level terendah tahunan di 106,50. Sentimen pasar masih dipengaruhi oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (Fed) serta kebijakan tarif terbaru dari Presiden AS Donald Trump. Trump kembali menegaskan rencana penerapan tarif 25% pada Kanada dan Meksiko serta memperluas cakupan ke Uni Eropa, meningkatkan kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari kebijakan proteksionisnya.
Meskipun Trump menggandakan rencananya untuk menggunakan pajak impor guna menutup defisit anggaran, ia kembali menunda penerapan tarif pada Kanada dan Meksiko hingga April. Sementara itu, pasar saham bereaksi negatif terhadap ketidakpastian ini, dengan Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot sekitar 200 poin. Investor juga mencermati laporan keuangan Nvidia (NVDA) yang akan dirilis setelah pasar tutup, yang berpotensi menjadi penentu arah reli sektor teknologi yang tengah melemah.
Presiden Trump tidak menyia-nyiakan momentum untuk kembali menekan pasar dengan ancaman tarif baru terhadap barang-barang Eropa, termasuk mobil. Meskipun rincian lebih lanjut masih belum jelas, kebijakan ini memperburuk ketidakpastian perdagangan global. Di sisi lain, Trump kembali menegaskan bahwa AS tidak bergantung pada minyak mentah Kanada atau kayu, meskipun penundaan tarif untuk Kanada dan Meksiko tetap diberlakukan hingga 2 April.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Pelemahan DXY di dekat 106,50 mencerminkan sikap dovish terhadap kebijakan moneter AS.
- Ancaman tarif 25% pada barang dari Kanada, Meksiko, dan Eropa meningkatkan risiko perdagangan global. Ketidakpastian ini dapat mengurangi minat terhadap dolar sebagai aset safe haven dalam jangka pendek
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Ancaman tarif baru sebesar 25% terhadap barang dari Kanada, Meksiko, dan Eropa meningkatkan ketidakpastian perdagangan. Investor khawatir kebijakan ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membebani laba perusahaan.
- Jika ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed semakin kuat, itu dapat mendukung saham dalam jangka menengah. Namun, jika pelemahan ekonomi terlalu dalam, saham bisa tetap tertekan.
- Pendapatan Nvidia yang akan dirilis setelah pasar tutup bisa menjadi katalis bagi sektor teknologi. Jika hasilnya lebih baik dari ekspektasi, Nasdaq dan S&P 500 berpotensi mendapat dorongan naik.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.
Harga Emas Stabil di $2.910, Pasar Menanti Data PCE dan Kebijakan Tarif AS.

- Ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed sebesar 25 bps pada Juni dapat menopang harga emas.
- Pasar menantikan data inflasi PCE pada Jumat serta penerapan tarif AS pada 4 Maret, yang bisa memengaruhi volatilitas emas.
Harga emas (XAU/USD) diperdagangkan di sekitar $2.910 pada Rabu, mengonsolidasikan posisinya setelah turun 1,3% sehari sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap data kepercayaan konsumen AS serta ancaman tarif baru dari pemerintahan Presiden Trump. Meski demikian, prospek kebijakan moneter yang lebih longgar dari Federal Reserve (Fed) mulai memberikan dukungan bagi emas.
Imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan signifikan, dengan pasar kini memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juni. Penurunan imbal hasil ini biasanya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. Investor saat ini menantikan rilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada Jumat, yang merupakan indikator inflasi pilihan Fed, sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
Selain data ekonomi, pasar juga mencermati kebijakan tarif AS yang akan mulai berlaku pada 4 Maret bagi Meksiko dan Kanada. Ketidakpastian seputar kebijakan ini dapat meningkatkan volatilitas emas dalam waktu dekat. Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan harga, para pedagang cenderung berhati-hati hingga ada kejelasan lebih lanjut terkait arah kebijakan moneter dan perdagangan AS.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada Juni. Imbal hasil obligasi AS yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil.
- Data yang lebih kuat dari ekspektasi sebelumnya menyebabkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, sehingga bisa menunda pemangkasan suku bunga Fed. Hal ini berkontribusi pada pelemahan emas dalam sesi sebelumnya.
- Pasar menunggu dampak penerapan tarif pada Meksiko dan Kanada mulai 4 Maret. Jika ketegangan meningkat, emas bisa mendapat dorongan sebagai aset safe haven.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Harga Minyak Berfluktuasi di Tengah Penurunan Persediaan & Kekhawatiran Ekonomi.

- Lonjakan stok bahan bakar AS dan melemahnya permintaan menekan harga minyak ke level terendah dalam dua bulan.
- Potensi kesepakatan damai Rusia-Ukraina dan kebijakan energi Trump meningkatkan risiko pasokan, tetapi juga memperburuk ketidakpastian pasar.
Harga minyak turun ke level terendah dalam dua bulan pada Rabu setelah lonjakan mengejutkan dalam persediaan bahan bakar AS mengindikasikan melemahnya permintaan. Minyak mentah Brent turun 0,67% menjadi $72,53 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,45% ke $68,62 per barel. Kedua acuan harga ini mencapai level terendah sejak 10 Desember, mencerminkan tekanan dari peningkatan stok bahan bakar meskipun persediaan minyak mentah turun secara tak terduga.
Selain faktor pasokan, prospek kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina terus membebani harga minyak. Analis dari ING menyatakan bahwa kesepakatan ini bisa membawa pasar lebih dekat ke pencabutan sanksi Rusia, yang akan mengurangi ketidakpastian pasokan. Sementara itu, kebijakan energi Presiden AS Donald Trump, termasuk dorongan ekspor minyak Irak dan potensi perang dagang akibat kebijakan tarifnya, menambah risiko penurunan harga minyak.
Di sisi lain, pemerintahan Trump juga mengakhiri konsesi minyak yang sebelumnya diberikan oleh mantan Presiden Joe Biden kepada Venezuela pada 2022. Ini bisa berdampak pada pasokan minyak ke AS, terutama setelah Chevron diizinkan memperluas produksinya di Venezuela. Namun, kekhawatiran perang dagang dan perlambatan ekonomi global tampaknya lebih mendominasi sentimen pasar, menekan harga minyak lebih lanjut meskipun ada sanksi baru AS terhadap Iran.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Data dari Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan lonjakan persediaan bensin dan sulingan, mengindikasikan melemahnya permintaan. Hal ini menekan harga minyak karena pasar khawatir akan kelebihan pasokan.
- Potensi perjanjian damai dapat mengarah pada pencabutan sanksi terhadap Rusia, meningkatkan pasokan minyak global. Pengurangan ketidakpastian geopolitik menghilangkan faktor risiko yang sebelumnya menopang harga minyak.
- Dukungan Trump terhadap peningkatan ekspor minyak Irak bisa menambah pasokan global. Kebijakan tarif AS berpotensi memicu perang dagang, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:Â
Durable Goods Orders (MoM) – Januari), mengukur perubahan jumlah pesanan baru untuk barang tahan lama (durable goods) yang diproduksi di AS. Durable goods adalah barang yang memiliki masa pakai lebih dari tiga tahun, seperti kendaraan, mesin, dan peralatan elektronik.
GDP (Gross Domestic Product) QoQ – Q4, mengukur total nilai produksi barang dan jasa dalam perekonomian selama kuartal tertentu, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Initial Jobless Claims, mengukur jumlah orang yang pertama kali mengajukan klaim tunjangan pengangguran dalam seminggu terakhir.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Durable Goods Orders (MoM) (Jan) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data GDP (QoQ) (Q4) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Data Durable Goods Orders rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data GDP rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.