Indeks Saham AS S&P 500 Melemah karena Investor Menunggu Data Inflasi dan Katalis Baru.

  • Investor mengambil jeda setelah reli baru-baru ini dan menunggu data inflasi PCE sebagai acuan kebijakan suku bunga Fed.
  • Bank Sentral Swiss diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin di tengah tekanan melemahnya Franc Swiss.

Indeks saham As S&P 500 melemah pada hari Rabu seiring investor berhenti setelah reli terakhir dan menanti katalis lebih lanjut, termasuk data inflasi penting yang akan dirilis akhir minggu ini. Indeks saham AS Dow Jones Industrial Average turun 293 poin atau 0,7%, S&P 500 turun 0,2%, sedangkan NASDAQ Composite naik tipis 0,1%.

Investor kini fokus pada pidato Ketua Fed Jerome Powell yang akan berlangsung pada Kamis dan data inflasi PCE yang akan diumumkan Jumat. Data ini diharapkan memberi petunjuk mengenai rencana penurunan suku bunga Fed lebih lanjut, setelah pemangkasan 50 basis poin minggu lalu.

Di sisi lain, Bank Sentral Swiss (SNB) diprediksi akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Kamis di tengah melemahnya Franc Swiss. Analis menyebutkan bahwa intervensi SNB dalam pasar valas semakin jelas terlihat melalui penurunan cadangan mata uang yang terus berlanjut selama empat bulan terakhir.

Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga indeks saham AS saat ini.

Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga mata uang CHF saat ini.

Harga Emas Stabil di Atas $2.650, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed Dorong Optimisme.

  • Emas diperdagangkan stabil di atas $2.650 karena pasar mengantisipasi pemangkasan suku bunga besar oleh Federal Reserve pada November.
  • Kenaikan imbal hasil Treasury AS dan pemulihan dolar AS membatasi lonjakan harga emas lebih lanjut.

Harga emas tetap stabil di atas $2.650 untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Rabu, karena para investor semakin yakin bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga secara signifikan pada pertemuan November. XAU/USD diperdagangkan mendekati $2.660, naik tipis 0,14%, namun kenaikan lebih lanjut tertahan oleh imbal hasil Treasury AS yang meningkat.

Harga emas sempat mencapai rekor tertinggi di $2.670 sebelum terkoreksi, karena imbal hasil obligasi AS naik menjadi 3,775%. Di sisi lain, Indeks Dolar AS (DXY) juga bangkit dari posisi terendah 14 bulan, menguat 0,54% menjadi 100,88. Para pedagang kini memantau kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut, yang diperkirakan sebesar 50 basis poin, sebagai faktor utama yang mendorong berpotensi harga emas ke level $2.700.

Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga emas saat ini.

Harga Minyak Turun Lebih dari 2% di Tengah Meredanya Kekhawatiran Pasokan Libya.

Analisa Fundamental Magnetfx 14 Juli
  • Harga minyak anjlok karena kekhawatiran gangguan pasokan di Libya mereda, meskipun China mengumumkan stimulus terbaru.
  • Penurunan persediaan minyak mentah AS dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah memberikan sedikit dukungan pada harga minyak.

Harga minyak turun lebih dari 2% pada hari Rabu, didorong oleh meredanya kekhawatiran terkait gangguan pasokan di Libya, serta kekhawatiran permintaan yang terus berlanjut meskipun China telah mengumumkan langkah-langkah stimulus terbaru.

Namun, penurunan signifikan dalam persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, ditambah dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, memberikan sejumlah dukungan bagi harga minyak yang tertekan. Harga minyak mentah Brent turun $1,71 atau 2,27%, menjadi $73,46 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun $1,87 atau 2,61%, menjadi $69,69 per barel.

Faksi-faksi yang bertikai di Libya telah menandatangani kesepakatan terkait penunjukan gubernur bank sentral, yang dipandang sebagai langkah penting dalam menyelesaikan sengketa atas kendali bank sentral dan pendapatan minyak yang telah memengaruhi produksi serta ekspor minyak negara itu.

Dilansir dari investing.com “Kesepakatan mengenai krisis bank sentral Libya akan mengembalikan pasokan minyak dalam jumlah besar, sementara penghentian produksi di Teluk AS tampaknya hanya bersifat sementara,” ujar Clay Seigle, ahli strategi energi.

Sementara itu, badai yang sebelumnya diperkirakan akan mengancam wilayah penghasil minyak dan gas di Teluk AS, kini telah berubah arah menuju Florida, menjauh dari area Texas, Louisiana, dan Mississippi.

Meskipun Bank Sentral China mengumumkan langkah-langkah stimulus moneter yang cukup berani pada Selasa, analis memperingatkan bahwa dukungan fiskal lebih lanjut masih diperlukan untuk memacu aktivitas ekonomi di negara pengimpor minyak mentah terbesar di dunia tersebut.

“Kekhawatiran bahwa dukungan fiskal lebih besar akan diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan pada ekonomi China terus berlanjut. Ketidakpastian ini menimbulkan keraguan terhadap prospek pertumbuhan permintaan, yang menekan harga minyak mentah,” kata George Khoury, Kepala Pendidikan dan Riset Global di CFI Financial Group.

Selain itu, persediaan minyak mentah AS tercatat turun 4,5 juta barel menjadi 413 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 20 September, menurut data Badan Informasi Energi, melampaui ekspektasi analis yang memproyeksikan penurunan 1,4 juta barel. Persediaan bensin dan sulingan juga mengalami penurunan pada minggu yang sama.

Dikutip dari investing.com “Penurunan persediaan terlalu signifikan untuk diabaikan. Walaupun ada kekhawatiran mengenai lemahnya permintaan, fakta bahwa persediaan terus menipis menunjukkan hal yang berbeda,” kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.

Konflik yang meningkat antara Hizbullah, yang didukung Iran, dan Israel di Lebanon turut mendukung kenaikan harga minyak mentah. Serangan lintas perbatasan yang dilancarkan kedua belah pihak meningkatkan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik yang lebih besar di kawasan tersebut.

Dilansir dari investing.com meskipun kepemimpinan Iran telah menunjukkan sikap menahan diri, masih ada kemungkinan serangan untuk menjaga reputasi tanpa memprovokasi sekutu Eropa atau mengganggu jalur perdagangan minyak utama, ujar Achilleas Georgolopoulos, analis investasi di perusahaan pialang XM.

Arah fundamental cenderung melemahkan harga minyak saat ini.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat rilis data fundamental hari ini dari CHF dan USD hari ini, yaitu:

SNB Interest Rate Decision (Q3) adalah penetapan tingkat suku bunga bank yang dilakukan oleh Swiss National Bank (SNB) pada kuartal ketiga tahun tertentu. Suku bunga ini berpengaruh pada kebijakan moneter Swiss dan kondisi perekonomian. 

Durable Goods Orders (MoM) (Aug) adalah laporan ekonomi bulanan yang mengukur pesanan baru untuk barang-barang tahan lama di Amerika Serikat.  Laporan ini mencerminkan tingkat permintaan pada sektor manufaktur untuk barang-barang tahan lama, yang merupakan indikator penting dari kesehatan ekonomi dan sektor industri.

Data GDP adalah singkatan dari Gross Domestic Product ini adalah salah satu indikator ekonomi utama yang digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi suatu negara.

Initial Jobless Claims adalah laporan ekonomi yang mengukur jumlah orang yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya selama minggu sebelumnya.

Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang CHF dan USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data SNB Interest Rate Decision (Q3) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk CHF. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk CHF.

Data Durable Goods Orders (MoM) (Aug) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data GDP (QoQ) (Q2) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD.

Perkiraan : 

CHF

Data SNB Interest Rate Decision (Q3) rilis lebih rendah dari data sebelumnya. 

USD

Data Durable Goods Orders (MoM) (Aug) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Data GDP (QoQ) (Q2) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Share on: