Dow Cetak Rekor Tertinggi, Pasar Sambut Nominasi Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan.
  • Penunjukan Menteri Keuangan yang pro-deregulasi dan reformasi pajak memberikan harapan terhadap kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan.

  • Data inflasi PCE dapat memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan Fed.

Dow Jones Industrial Average mencatat rekor penutupan tertinggi pada perdagangan Senin, menguat 440 poin atau 1% ke level 44.736,57. Sentimen positif muncul setelah Presiden terpilih Donald Trump mengumumkan pencalonan investor terkemuka Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan. Indeks S&P 500 dan NASDAQ Composite juga mencatatkan kenaikan masing-masing 0,30%.

Pasar Menyambut Baik Nominasi Bessent
Scott Bessent, seorang investor kawakan, dikenal mendukung reformasi pajak dan deregulasi perusahaan. Sikapnya yang menentang tarif perdagangan ketat memunculkan optimisme bahwa perang dagang yang mahal dapat dihindari di bawah pemerintahan Trump.

Penunjukan Bessent meredakan ketidakpastian atas posisi Menteri Keuangan, yang dianggap penting dalam pengambilan kebijakan ekonomi dan perdagangan. Setelah pengumuman ini, nilai dolar AS melemah, sementara imbal hasil Treasury—yang sebelumnya menjadi tekanan utama di pasar—turun tajam.

Optimisme Geopolitik Tambah Sentimen Positif
Laporan bahwa Israel hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon menambah optimisme pasar. Gencatan senjata ini dianggap sebagai peluang de-eskalasi konflik Timur Tengah yang telah berlangsung lama.

Fokus Beralih ke Data Inflasi PCE
Investor kini menantikan data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang akan dirilis pekan ini. Sebagai indikator inflasi pilihan Federal Reserve, PCE diperkirakan tumbuh 2,3% secara tahunan pada Oktober.

Data ini menjadi kunci karena akan menjadi laporan terakhir sebelum pertemuan Fed pada 17–18 Desember. Tingginya tekanan inflasi belakangan ini membuat bank sentral mengambil sikap hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Dolar AS Masih Menguat
Meski Indeks Dolar AS (DXY) turun ke level 107,00 setelah menyentuh rekor tertinggi dua tahun, penguatannya tetap kokoh. Dukungan datang dari data ekonomi AS yang solid serta kebijakan Fed yang tidak terlalu dovish. Di sisi lain, ketegangan geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina juga menjaga daya tarik dolar sebagai aset safe haven.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Pelemahan setelah pencalonan Bessent mencerminkan harapan terhadap kebijakan perdagangan yang lebih moderat, yang dapat menurunkan permintaan dolar sebagai safe haven.
  • Penurunan imbal hasil Treasury mengurangi daya tarik dolar terhadap mata uang lain.
  • Ketidakpastian geopolitik global (perang Rusia-Ukraina) menjaga daya tarik dolar sebagai aset aman.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS beragam.

Analisis Pengaruh Terhadap indeks saham AS.

  • Pencalonan Scott Bessent: Penunjukan Menteri Keuangan yang pro-deregulasi dan reformasi pajak memberikan harapan terhadap kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan.
  • Optimisme Geopolitik: Kemungkinan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mengurangi risiko geopolitik, yang sering kali membebani pasar saham.
  • Penurunan Imbal Hasil Treasury: Menurunnya imbal hasil membantu mengurangi tekanan biaya pinjaman bagi perusahaan, mendukung prospek saham.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.

Harga Emas Tertekan, Sentuh Level Terendah di Tengah Gencatan Senjata Israel-Lebanon dan Penunjukan Menteri Keuangan AS.

  • Harga emas turun lebih dari 3%, menunjukkan tekanan jual yang kuat, dengan potensi penurunan lebih lanjut jika level teknis utama gagal dipertahankan.

  • Pelaku pasar masih memantau data inflasi AS, seperti Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE).

Harga emas (XAU/USD) anjlok selama sesi perdagangan Amerika Utara, terdorong oleh berita kesepakatan gencatan senjata antara Lebanon dan Israel, yang memicu peningkatan minat terhadap aset berisiko. Ditambah dengan pengumuman pencalonan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan dalam pemerintahan Trump, logam mulia ini mengalami tekanan signifikan. XAU/USD diperdagangkan di $2.620, turun lebih dari 3% pada hari itu.

Peningkatan Selera Risiko Menekan Harga Emas
Selera risiko yang meningkat menjadi faktor utama pelemahan emas, mengingat sifatnya sebagai aset safe haven tanpa imbal hasil. Penurunan harga emas hingga level $2.664 membuka peluang koreksi lebih lanjut. Penunjukan Scott Bessent, yang disambut baik oleh pasar, turut membebani logam kuning.

Dilansir dari fxstreet.com Giovanni Staunovo, analis komoditas UBS, mencatat bahwa “Sebagian pelaku pasar melihat Bessent cenderung moderat terhadap perang dagang, mengingat pandangannya yang lebih bertahap dalam penerapan tarif.”

Kebijakan “Tiga-Tiga” Scott Bessent
Menurut Joaquin Monfort dari FX Street, Bessent mempromosikan kebijakan “tiga-tiga” yang mencakup target pengurangan defisit AS sebesar 3% dari PDB tahunan, pertumbuhan PDB tahunan sebesar 3%, dan peningkatan produksi minyak mentah AS sebesar 3 juta barel per hari.

Faktor Geopolitik dan Data Ekonomi
Axios melaporkan bahwa Israel dan Lebanon hampir mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik Israel-Hizbullah. Berita ini sempat mendorong emas menyentuh level tertinggi sebelumnya sebelum akhirnya merosot.

Pedagang emas kini mengalihkan perhatian mereka pada data ekonomi utama, termasuk laporan Keyakinan Konsumen, Risalah Rapat FOMC terbaru, Klaim Pengangguran Awal, dan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang menjadi indikator inflasi favorit Federal Reserve.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Berita tentang gencatan senjata antara Israel dan Lebanon menekan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Situasi geopolitik yang stabil biasanya mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai risiko.

  • Pasar merespons positif pencalonan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS, yang dianggap pro-pasar dan mendukung kebijakan ekonomi yang mendorong pertumbuhan. Ini mendorong aset berisiko dan menekan emas.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.

Harga Minyak Turun Tajam di Tengah Kabar Gencatan Senjata Israel-Lebanon.

  • Kekhawatiran terkait prospek permintaan global, terutama dari negara-negara konsumen utama seperti Tiongkok dan Eropa, terus membebani pasar minyak.

  • OPEC+ diperkirakan akan mempertahankan pemangkasan produksi saat ini pada pertemuan mendatang, yang dapat mendukung harga minyak dengan menjaga keseimbangan pasar.

Harga minyak mentah jatuh lebih dari $2 per barel pada perdagangan Senin menyusul laporan bahwa Israel dan Lebanon telah menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Hizbullah. Informasi ini dikutip dari pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya.

Minyak Brent berakhir di $73,01 per barel, turun $2,16 atau 2,87%. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada $68,94 per barel, turun $2,30 atau 3,23%.

Optimisme Gencatan Senjata Menekan Harga Minyak
Israel menyatakan sedang menuju gencatan senjata dengan Hizbullah, meskipun masih ada isu yang perlu diselesaikan. Di sisi lain, pejabat Lebanon menyambut baik perkembangan ini dengan hati-hati, meskipun skeptis terhadap komitmen Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Dikutip dari investing.com “Berita tentang kemungkinan gencatan senjata menjadi pemicu penurunan harga, meskipun tidak ada gangguan pasokan minyak dari konflik ini, dan premi risiko minyak sudah relatif rendah sebelum penurunan ini,” jelas Giovanni Staunovo, analis UBS.

Dikutip dari investing.com Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, mencatat volatilitas pasar minyak yang sering dipengaruhi oleh kekhawatiran pasokan. “Laporan bahwa Netanyahu telah menyetujui gencatan senjata Lebanon dapat menjadi katalis pelemahan. Namun, rincian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami implikasi penuh dari kesepakatan ini,” tulis Flynn dalam catatan energinya.

Pengaruh Geopolitik dan OPEC+
Pekan lalu, harga minyak sempat mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak akhir September. Kenaikan ini didorong oleh peluncuran rudal hipersonik Rusia ke Ukraina sebagai peringatan terhadap AS dan Inggris, setelah serangan Ukraina yang menggunakan senjata buatan Barat.

Sementara itu, menjelang pertemuan OPEC+ pada Minggu mendatang, Menteri Energi Azerbaijan Parviz Shahbazov menyatakan bahwa kelompok produsen minyak tersebut kemungkinan akan mempertahankan pemangkasan produksi yang berlaku mulai 1 Januari. Kebijakan ini mencerminkan kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan global yang membayangi pasar minyak sepanjang tahun ini.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Optimisme Gencatan Senjata Israel-Lebanon: Berita kemungkinan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah menurunkan ketegangan geopolitik, yang biasanya mengurangi premi risiko dalam harga minyak.

  • Kelemahan Permintaan: Kekhawatiran terkait prospek permintaan global, terutama dari negara-negara konsumen utama seperti Tiongkok dan Eropa, terus membebani pasar minyak.

  • Volatilitas Pasar: Penurunan tajam pada harga minyak menunjukkan sensitivitas pasar terhadap berita-berita geopolitik yang mengurangi kekhawatiran terhadap gangguan pasokan.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu: 

CB Consumer Confidence (Conference Board Consumer Confidence) adalah indikator ekonomi bulanan yang mengukur tingkat optimisme atau keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan.

New Home Sales (October) adalah laporan ekonomi bulanan yang mengukur jumlah penjualan rumah baru di Amerika Serikat selama bulan Oktober.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data CB Consumer Confidence rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD . Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data New Home Sales rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

Data CB Consumer Confidence rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Data New Home Sales rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Share on: