Wall Street Melonjak! S&P 500 Melesat Dipicu Tariff AS yang Lebih Ringan.

S&P 500 menguat di tengah pelemahan keyakinan konsumen dan reli saham teknologi.
- Investor menanti data PCE sebagai indikator inflasi utama yang dapat mempengaruhi kebijakan The Fed.
Indeks S&P 500 ditutup menguat pada hari Selasa setelah bergerak fluktuatif, di tengah pelemahan keyakinan konsumen dan reli saham teknologi yang dipimpin oleh Tesla. Pada penutupan perdagangan, Dow Jones Industrial Average naik tipis 4 poin atau 0,01%, sementara S&P 500 menguat 0,2% dan NASDAQ Composite naik 0,5%. Sentimen pasar terpengaruh oleh data ekonomi yang menunjukkan indeks keyakinan konsumen dari The Conference Board turun ke 92,9, level terendah sejak awal 2021, akibat kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi yang dipicu oleh kebijakan tarif.
Investor kini menanti rilis data ekonomi penting yang dapat memengaruhi arah kebijakan Federal Reserve. Data indeks harga PCE, yang merupakan indikator inflasi pilihan The Fed, akan diumumkan pada hari Jumat, dan diperkirakan tetap di atas target 2%. Sebelumnya, revisi data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal keempat akan dirilis pada hari Kamis, serta data harga rumah dan penjualan yang dijadwalkan pada hari Rabu. Selain itu, ketidakpastian kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump masih menjadi perhatian, dengan laporan yang menyebutkan bahwa tarif sektoral baru akan berlaku pada 2 April.
Di sisi geopolitik, perundingan antara AS dan Ukraina dijadwalkan berlangsung di Arab Saudi, menyusul pembicaraan dengan Rusia awal pekan ini. Pemerintahan Trump juga telah menyetujui bantuan bagi Rusia untuk meningkatkan ekspor gandum dan pupuk ke pasar global, sebagai bagian dari kesepakatan untuk meredakan ketegangan di Laut Hitam. Sementara itu, pergerakan Indeks Dolar AS (DXY) masih beragam, diperdagangkan di zona 104,00, dengan volatilitas yang dipengaruhi oleh wacana tarif serta ekspektasi inflasi.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Sentimen positif mendominasi pasar saham AS, meskipun dengan volatilitas tinggi. Penguatan dipicu oleh reli saham teknologi yang dipimpin Tesla serta ekspektasi investor terhadap data ekonomi mendatang.
- Tekanan datang dari pelemahan keyakinan konsumen AS, yang turun ke level terendah sejak awal 2021. Selain itu, ketidakpastian terkait kebijakan tarif pemerintahan Trump dan risiko inflasi yang masih di atas target Fed turut membebani pasar.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Dolar AS menunjukkan penguatan moderat, didukung oleh data ekonomi yang masih solid, termasuk aktivitas jasa yang lebih kuat dari ekspektasi. Investor juga menunggu data inflasi PCE pada hari Jumat, yang bisa memperkuat spekulasi kebijakan Federal Reserve.
- Pelemahan keyakinan konsumen yang turun ke level 92,9, terendah sejak 2021, menambah kekhawatiran bahwa ekonomi AS mulai melambat. Ketidakpastian tarif dan fluktuasi ekspektasi suku bunga The Fed juga menahan pergerakan DXY.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Emas Menguat di Tengah Pelemahan Dolar dan Ketidakpastian Ekonomi.

Kepercayaan Konsumen AS jatuh ke level terendah sejak 2021, meningkatkan kekhawatiran stagflasi.
- Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed 2025 mendorong permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Harga emas naik pada hari Selasa, diperdagangkan di $3.018 per ons, didukung oleh pelemahan Dolar AS dan penurunan imbal hasil riil obligasi AS. Kenaikan ekspektasi inflasi akibat kebijakan perdagangan AS meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai. Penurunan imbal hasil obligasi 10 tahun AS sebesar tiga basis poin (bps) ke 4,308% semakin memperkuat daya tarik emas di tengah prospek ekonomi yang tidak menentu.
Kepercayaan konsumen AS turun tajam ke level 92,9, terendah dalam lebih dari empat tahun, memicu kekhawatiran akan stagflasi. Indeks Dolar AS (DXY) juga melemah 0,15% ke 104,15, menambah dorongan bagi harga emas. Sementara itu, pejabat Federal Reserve memberikan pandangan yang beragam. Gubernur Adriana Kugler menyoroti risiko peningkatan inflasi barang, sedangkan Presiden Fed New York John Williams menyoroti ketidakpastian yang meningkat di sektor bisnis dan rumah tangga.
Pasar kini memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 64,5 basis poin pada 2025. Namun, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic tetap skeptis dan hanya mendukung satu kali pemangkasan suku bunga tahun ini. Dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang masih di atas target, harga emas berpotensi terus menguat sebagai aset safe haven.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Harga emas menguat karena pelemahan Dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS. Ekspektasi inflasi yang lebih tinggi juga meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai.
Tekanan datang dari pernyataan pejabat Federal Reserve yang cenderung hawkish, seperti Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic yang hanya mendukung satu kali pemangkasan suku bunga tahun ini. Jika ekspektasi pemotongan suku bunga mereda, emas bisa terkoreksi.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Minyak Berfluktuasi: Gencatan Senjata Rusia-Ukraina vs Ancaman Tarif AS.

Gencatan senjata Rusia-Ukraina meredakan ketegangan energi, tetapi pasar tetap skeptis terhadap implementasinya.
- Ancaman tarif AS terhadap pembeli minyak Venezuela dapat memperburuk ketidakseimbangan pasokan global.
Harga minyak bergerak bervariasi pada Selasa, dipengaruhi oleh kesepakatan gencatan senjata maritim antara Rusia dan Ukraina, serta ancaman tarif baru dari AS terhadap negara-negara yang membeli minyak Venezuela. Minyak Brent naik tipis 0,03% menjadi $73,02 per barel, sementara minyak WTI turun 0,16% ke $69 per barel. Kesepakatan antara Washington, Kyiv, dan Moskow berpotensi mengurangi risiko serangan terhadap infrastruktur energi, meskipun skeptisisme tetap ada mengenai implementasinya.
Di sisi lain, ancaman tarif dari Donald Trump terhadap negara-negara yang membeli minyak Venezuela meningkatkan ketidakpastian pasokan. Sanksi ini dapat menghambat ekspor Venezuela dan memperburuk ketidakseimbangan pasar global. Analis memperkirakan, jika sanksi sekunder ini diterapkan, kapasitas penyulingan independen China juga bisa terkena dampaknya, berpotensi menekan pasokan minyak global. Selain itu, OPEC+ diperkirakan tetap berpegang pada rencana peningkatan produksi, sementara pasar masih dihantui kekhawatiran atas permintaan yang lemah.
Meskipun harga minyak tetap stabil, potensi gangguan pasokan dari Venezuela dan Iran dapat mengubah keseimbangan pasar dalam beberapa bulan ke depan. Pemerintahan AS telah memperpanjang tenggat waktu hingga 27 Mei bagi Chevron untuk menghentikan operasinya di Venezuela, yang bisa memangkas produksi sekitar 200.000 barel per hari. Sementara itu, sanksi baru terhadap Iran juga mengancam ekspor minyak negara tersebut, menambah ketidakpastian di pasar energi global.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Harga minyak menghadapi tekanan dari kekhawatiran permintaan global yang lemah, terutama setelah data kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah dalam empat tahun. Selain itu, ancaman tarif AS terhadap negara-negara yang membeli minyak Venezuela menambah ketidakpastian perdagangan global.
Namun, harga minyak masih mendapat dukungan dari kesepakatan gencatan senjata maritim antara Rusia dan Ukraina, yang dapat mengurangi risiko gangguan pasokan energi di Laut Hitam. Potensi sanksi tambahan terhadap Iran juga bisa memperketat pasokan dalam jangka menengah.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari Inggris dan AS hari ini yaitu:Â
- CPI (Consumer Price Index) YoY
Definisi: Indeks Harga Konsumen (CPI) mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga dibandingkan dengan tahun sebelumnya. - Spring Forecast Statement
Definisi: Pernyataan resmi pemerintah Inggris mengenai proyeksi ekonomi dan fiskal negara. - Durable Goods Orders (MoM)
Definisi: Mengukur perubahan jumlah pesanan baru untuk barang tahan lama (seperti kendaraan, peralatan, dan mesin) dari bulan ke bulan.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga GBP dan USDÂ
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data CPIÂ rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk GBP.
Data Durable Goods Orders rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
GBP
CPIÂ rilis lebih rendah dari data sebelumnya
USD
Durable Goods Orders rilis lebih rendah dari data sebelumnya.