Indeks Saham DJIA Melonjak Ditopang Kenaikan PDB, Namun Risiko Masih Mengintai.
- Pertumbuhan PDB AS yang lebih tinggi dari yang diharapkan menunjukkan ekonomi yang kuat.
- Meskipun PDB meningkat, penurunan tajam dalam Pesanan Barang Tahan Lama menunjukkan kelemahan dalam sektor manufaktur.
Pada hari Kamis, Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami kenaikan setelah lonjakan angka Produk Domestik Bruto (PDB) AS, mengurangi kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September. PDB triwulanan tahunan meningkat menjadi 2,8% pada kuartal kedua, jauh di atas perkiraan 2,0% dan naik dari 1,4% pada kuartal sebelumnya.
Meskipun kenaikan PDB yang signifikan ini mengejutkan pedagang suku bunga, sehingga mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pertama pada bulan September, peluang penurunan suku bunga pada kuartal ketiga tetap tinggi. Menurut FedWatch Tool CME, peluang penurunan suku bunga seperempat poin pada 18 September mencapai 100% setelah peninjauan kembali data AS.
Pertumbuhan PDB didorong oleh peningkatan besar dalam belanja pemerintah federal dan negara bagian, serta kenaikan dalam belanja tempat tinggal dan biaya perawatan kesehatan. Pengeluaran pemerintah, sewa, dan biaya medis menyumbang sekitar 80% dari pertumbuhan PDB.
Namun, laporan Pesanan Barang Tahan Lama AS menunjukkan penurunan tajam sebesar 6,6% pada bulan Juni, terburuk sejak Februari, dan setiap laporan sejak April 2023 telah direvisi lebih rendah. Pesanan Barang Tahan Lama kumulatif tahun 2024 turun lebih dari sepuluh persen dan diperkirakan akan terus menurun.
Pasar sekarang menantikan data inflasi Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) hari Jumat, dengan harapan adanya penurunan lagi dalam inflasi PCE AS. Prakiraan rata-rata memprediksi inflasi inti PCE sebesar 2,5% YoY dibandingkan prakiraan sebelumnya sebesar 2,6%.
Arah fundamental cenderung menguatkan harga indeks saham AS.
Arah fundamental cenderung melemhakan harga Dollar AS.
Harga Emas Turun ke Level Terendah Dua Minggu, Ini Penyebabnya!
- Data ekonomi AS yang kuat.
- Penurunan harga emas baru-baru ini sebagian besar disebabkan oleh aksi ambil untung oleh investor.
Harga emas jatuh ke level terendah dalam dua minggu pada hari Kamis setelah Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan kinerja ekonomi yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal kedua 2024. Ini membebani logam mulia, yang turun lebih dari 1,30%, dengan XAU/USD diperdagangkan pada $2.364 saat artikel ini ditulis.
Harga emas batangan mencapai puncaknya pada 17 Juli di $2.483, namun sejak itu telah turun sekitar 5% dari harga spot saat ini. Penurunan XAU/USD terutama disebabkan oleh aksi ambil untung karena imbal hasil US Treasury juga turun sementara dolar AS tetap kuat. Data AS menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal kedua lebih baik dari yang diharapkan, melampaui angka kuartal pertama. Selain itu, jumlah klaim tunjangan pengangguran di AS turun untuk minggu yang berakhir pada 30 Juli. Meskipun Pesanan Barang Tahan Lama mengalami kontraksi lebih dari 6%, pesanan yang tidak termasuk pesawat dan transportasi pulih dari penurunan pada bulan Mei.
Meski demikian, imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun turun lebih dari empat basis poin, berakhir di 4,245% pada hari Kamis. Berdasarkan data CME FedWatch Tool, investor sepenuhnya yakin bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga seperempat poin pada pertemuan bulan September.
Arah fundamental cenderung menguatkan harga emas saat ini.
Harga Minyak Naik Didukung Data Ekonomi AS yang Kuat.
- Data ekonomi AS yang kuat.
- Melemahnya permintaan bahan bakar dan pertumbuhan ekonomi yang lambat di Tiongkok.
Harga minyak naik pada hari Kamis setelah data ekonomi AS yang kuat meningkatkan ekspektasi permintaan minyak mentah yang lebih tinggi. Namun, kenaikan ini dibatasi oleh kekhawatiran tentang penurunan impor minyak dari Tiongkok.
Data dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan ekonomi tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal kedua, dengan inflasi yang melambat. Hal ini meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan September, yang diharapkan dapat merangsang aktivitas ekonomi dan meningkatkan konsumsi minyak.
Dilansir dari investing.com Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York, menyebut data PDB AS sebagai indikasi bahwa ekonomi berjalan dengan baik dan mungkin akan mengalami ‘soft landing’ tanpa resesi yang parah atau peningkatan pengangguran yang signifikan.
Di Kanada, ratusan kebakaran hutan di provinsi British Columbia dan Alberta, termasuk di daerah tambang pasir minyak Fort McMurray, diperkirakan akan mereda dengan hujan yang diprediksi turun akhir minggu ini. Hal ini membantu meredakan kekhawatiran tentang pasokan minyak dari daerah tersebut, yang memproduksi 3,3 juta barel minyak mentah per hari.
Di Timur Tengah, upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata guna mengakhiri konflik di Gaza antara Israel dan Hamas menunjukkan kemajuan. Dilansir dari investing.com John Evans, analis di pialang minyak PVM, mencatat bahwa perkembangan damai ini membuat harga minyak sulit untuk mempertahankan kenaikan yang tidak stabil.
Namun, ketegangan tetap ada dengan pasukan Israel yang maju ke beberapa kota di Gaza selatan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan upaya aktifnya dalam membawa pulang sandera.
Di Tiongkok, impor minyak dan operasional kilang tahun ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2023 karena melemahnya permintaan bahan bakar di tengah pertumbuhan ekonomi yang lambat. Bank sentral Tiongkok juga memangkas suku bunga untuk mendukung ekonominya yang melemah.
Arah fundamental cenderung menguatkan harga minyak saat ini.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat rilis data fundamental hari ini dari USD hari ini, yaitu:
Data Core PCE (Personal Consumption Expenditures) Price Index adalah salah satu indikator yang digunakan oleh bank sentral Federal Reserve, untuk mengukur inflasi.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Core PCE Price Index rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :Â
Data Core PCE Price Index (YoY) (Jun) rilis lebih rendah dari data periode sebelumnya.
Data Core PCE Price Index (MoM) (Jun) rilis lebih tinggi dari data periode sebelumnya.