Wall Street Melemah, Kepercayaan Konsumen Anjlok Menjelang Laporan Nvidia.

  • Data dari The Conference Board menunjukkan penurunan terbesar sejak Agustus 2021, memicu kekhawatiran terhadap prospek ekonomi.
  • Nvidia dan Tesla mengalami penurunan signifikan akibat sentimen negatif terkait regulasi ekspor AS ke China dan anjloknya penjualan di Eropa.

Indeks S&P 500 turun untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa, tertekan oleh data yang menunjukkan penurunan tajam dalam keyakinan konsumen AS, yang melemahkan optimisme pasar. Indeks keyakinan konsumen dari The Conference Board merosot ke 98,3 dari 105,3 pada Januari, mencatat penurunan bulanan terbesar sejak Agustus 2021. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average naik 0,4%, sementara Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi turun 1,4%, dipicu oleh aksi jual pada saham-saham chip.

Saham Nvidia (NASDAQ: NVDA) anjlok lebih dari 1%, melanjutkan pelemahan akibat laporan bahwa Gedung Putih berencana memperketat kontrol ekspor teknologi ke China. Tesla Inc (NASDAQ: TSLA) juga melemah lebih dari 8%, membawa kapitalisasi pasarnya di bawah $1 triliun setelah laporan penurunan penjualan 45% di Eropa. Saham Hims & Hers dan Zoom Communications masing-masing anjlok 22,5% dan 8% akibat prospek bisnis yang kurang menggembirakan.

Di sisi lain, Home Depot (NYSE: HD) naik hampir 3% setelah melaporkan laba kuartal keempat yang lebih baik dari ekspektasi. Dolar AS melemah 0,1% terhadap sekeranjang mata uang utama, dipengaruhi oleh ketidakpastian perdagangan setelah Presiden AS Donald Trump menegaskan penerapan tarif impor terhadap Kanada dan Meksiko. Kebijakan ini memicu aliran dana ke aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah AS, sementara analis memperkirakan data ekonomi yang lemah akan terus menekan dolar.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Indeks keyakinan konsumen The Conference Board turun tajam ke 98,3 dari 105,3, penurunan terbesar sejak Agustus 2021. Data ini memperkuat kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi AS, yang dapat menekan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. 

  • Indeks dolar AS turun tipis menjadi 106,45 akibat meningkatnya ketidakpastian ekonomi. Euro dan pound sterling naik masing-masing 0,2% terhadap dolar, menunjukkan tekanan pelemahan greenback.

  • Presiden AS Donald Trump menegaskan tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko akan tetap diberlakukan. Ketidakpastian perdagangan meningkatkan permintaan safe haven, yang bisa membatasi pelemahan dolar dalam jangka pendek.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Indeks keyakinan konsumen The Conference Board turun tajam ke 98,3, penurunan terbesar sejak Agustus 2021. Pelemahan ini menunjukkan kekhawatiran rumah tangga terhadap inflasi dan dampak tarif perdagangan, yang dapat menghambat konsumsi dan pertumbuhan ekonomi.
  • Nvidia (NVDA) turun lebih dari 1% karena berita pembatasan ekspor chip AS ke China. Tesla (TSLA) anjlok lebih dari 8% setelah laporan penurunan penjualan 45% di Eropa, yang menekan kapitalisasi pasarnya di bawah $1 triliun.
  • Pernyataan Trump tentang tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko meningkatkan kekhawatiran perdagangan global. Dolar AS melemah 0,1%, yang bisa menguntungkan saham berbasis ekspor, tetapi meningkatkan volatilitas pasar secara keseluruhan.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Harga Emas Anjlok! Pasar Panik di Tengah Ketidakpastian Kebijakan Trump.

  • Aksi ambil untung dan penurunan imbal hasil obligasi AS menekan XAU/USD ke level $2.888 sebelum pulih ke $2.905.
  • Ancaman tarif terhadap Meksiko dan Kanada serta melemahnya keyakinan konsumen menambah risiko ekonomi AS.

Harga emas anjlok pada Selasa di sesi Amerika Utara, dengan XAU/USD diperdagangkan di $2.905 setelah menyentuh level terendah harian $2.888. Tekanan jual terjadi karena aksi ambil untung di tengah penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS. Dolar AS juga melemah karena ketidakpastian pasar terkait kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, yang meningkatkan volatilitas aset safe haven.

Ketidakpastian semakin meningkat setelah Trump mengisyaratkan penerapan tarif impor terhadap Meksiko dan Kanada mulai minggu depan, meskipun ada upaya diplomasi dari kedua negara. Data Conference Board (CB) menunjukkan keyakinan konsumen AS melemah, mencerminkan pesimisme terhadap kebijakan ekonomi saat ini. Kekhawatiran ini semakin dalam setelah laporan PHK besar-besaran terhadap pekerja federal, yang berpotensi menekan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi.

Investor kini menantikan sejumlah data ekonomi AS, termasuk pidato pejabat Federal Reserve, Pesanan Barang Tahan Lama, serta pembacaan kedua PDB kuartal keempat. Selain itu, rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (PCE) akan menjadi fokus utama karena merupakan indikator inflasi pilihan The Fed. Data ini dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter dan dampaknya terhadap pasar emas.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Harga emas anjlok karena para pedagang membukukan keuntungan setelah kenaikan sebelumnya. XAU/USD turun ke $2.888 sebelum pulih ke $2.905, mencerminkan tekanan jual jangka pendek.\

  • Dollar AS melemah karena ketidakpastian kebijakan perdagangan Trump, yang biasanya mendukung harga emas sebagai aset safe haven. Dolar AS turun karena pasar meragukan dampak ekonomi dari kebijakan tarif yang agresif.

  • Indeks Keyakinan Konsumen Conference Board turun, menunjukkan pesimisme terhadap ekonomi AS. Laporan PHK besar-besaran pekerja federal menambah ketidakpastian, yang dapat meningkatkan permintaan emas.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Berfluktuasi di Tengah Penurunan Persediaan & Kekhawatiran Ekonomi.

  • Persediaan minyak AS turun secara tak terduga, tetapi kekhawatiran ekonomi global menekan harga.
  • Kebijakan tarif Trump berpotensi mempengaruhi pasokan minyak dari Kanada dan Meksiko.

Harga minyak mentah AS sempat turun tajam sebelum rebound tipis pada Selasa setelah laporan American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan tak terduga dalam persediaan minyak mentah mingguan. Minyak mentah WTI diperdagangkan di $73,17 per barel setelah sebelumnya turun 2,5% ke $68,93. Sementara itu, minyak Brent merosot 2,4% ke $73,02, menandai level terendah dalam dua bulan terakhir.

Tekanan terhadap harga minyak muncul dari kekhawatiran perlambatan ekonomi global, dengan data AS menunjukkan kepercayaan konsumen turun tajam dan ekonomi Jerman menyusut 0,2% di kuartal terakhir 2024. Selain itu, potensi peningkatan produksi dari Irak, Nigeria, dan potensi pencabutan sanksi Rusia turut membebani pasar. Di sisi lain, kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap impor dari Kanada dan Meksiko dapat mengurangi pasokan dan mendorong harga lebih tinggi.

Pasar kini menantikan laporan resmi persediaan minyak dari Badan Informasi Energi AS (EIA) yang akan dirilis Rabu. Analis memperkirakan ada penambahan 2,6 juta barel dalam persediaan minyak AS, yang jika dikonfirmasi, akan menjadi peningkatan kelima berturut-turut sejak Maret 2024. Namun, sentimen pasar tetap berhati-hati dengan prospek ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Data menunjukkan kepercayaan konsumen AS melemah dan ekonomi Jerman mengalami kontraksi 0,2%, memicu kekhawatiran permintaan energi yang lebih rendah.
  • Irak, Nigeria, dan potensi pencabutan sanksi Rusia dapat menambah pasokan minyak di pasar, menekan harga lebih lanjut.
  • Perkiraan peningkatan 2,6 juta barel dalam persediaan minyak AS bisa menjadi sinyal kelebihan pasokan, yang cenderung menekan harga.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu: 

  1. Crude Oil Inventories (Cadangan Minyak Mentah AS) adalah data untuk mengukur perubahan jumlah barel minyak mentah yang disimpan oleh perusahaan-perusahaan komersial di AS selama satu minggu terakhir.
  2. New Home Sales (Penjualan Rumah Baru – AS) adalah data yang mengukur jumlah rumah baru yang terjual dalam satu bulan terakhir. Data ini mencerminkan kondisi sektor perumahan dan daya beli konsumen.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

1. Data Crude Oil Inventories rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk OIL. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk OIL.
2. Data New Home Sales rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

Data Crude Oil Inventories rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Data New Home Sales rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Share on: