Wall Street Melonjak! S&P 500 Melesat Dipicu Tariff AS yang Lebih Ringan.

Laporan tarif AS yang lebih ringan dorong reli saham, S&P 500 naik 1,7%.
Fokus pasar tertuju pada pidato pejabat Fed & data ekonomi utama pekan ini.
Indeks S&P 500 ditutup menguat tajam pada perdagangan Senin, dipimpin oleh saham teknologi, setelah laporan menyebutkan tarif dagang baru AS akan lebih sempit dan tidak seketat yang dikhawatirkan. S&P 500 naik 1,7%, Dow Jones melesat 597 poin atau 1,4%, sementara Nasdaq melompat 2,3%.
Kekhawatiran akan tarif Trump sebelumnya sempat menekan pasar hingga mencetak level terendah enam bulan. Namun, laporan Bloomberg dan Wall Street Journal mengungkapkan bahwa tarif balasan AS hanya akan berlaku untuk sekitar 15 negara, tanpa pengenaan tarif sektoral, memicu sentimen positif di pasar.
Fokus investor kini tertuju pada pidato sejumlah pejabat Federal Reserve dan data ekonomi AS pekan ini, termasuk PCE Price Index dan data GDP kuartal IV. Di sisi korporasi, Tesla melesat 12% usai aksi beli murah, sementara 23andMe anjlok 59% setelah mengajukan perlindungan kebangkrutan.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Tarif Dagang AS Lebih Ringan dari Perkiraan: Laporan bahwa tarif baru AS tidak akan terlalu ketat dan hanya diterapkan untuk sekitar 15 negara mendorong sentimen positif. Mengurangi kekhawatiran inflasi tinggi dan gangguan perdagangan global.
- Kinerja Saham Teknologi Kuat: Saham teknologi seperti Tesla (+12%) dan Nvidia (+3%) memimpin penguatan, didukung prospek tarif yang tidak memberatkan sektor chip dan EV.
Ekspektasi The Fed Tidak Agresif: Pasar mengantisipasi The Fed akan mempertahankan suku bunga tetap dalam waktu dekat, mengingat inflasi masih terkendali. Minimnya peluang pemangkasan suku bunga drastis membuat pasar stabil.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat
Harga Emas Tertekan, Sentimen Positif Tekan XAU/USD ke Dekat $3.000.

Sentimen positif & penguatan Dolar AS menekan harga emas ke dekat $3.000.
Fed diperkirakan hanya akan memangkas suku bunga sekali tahun ini, menjaga imbal hasil tinggi.
Harga emas melanjutkan pelemahannya selama tiga hari berturut-turut, diperdagangkan di sekitar $3.002 atau turun 0,67%. Sentimen pasar membaik setelah laporan menyebutkan bahwa tarif timbal balik AS akan difokuskan pada 15 negara mitra dagang utama, bukan diterapkan secara luas. Penguatan Dolar AS dan lonjakan imbal hasil obligasi AS turut menahan kenaikan harga emas, meskipun secara tahunan logam mulia ini masih mencatatkan kenaikan lebih dari 13%.
Wall Street bergerak positif, didukung data ekonomi AS yang beragam. PMI manufaktur AS menunjukkan kontraksi dari 52,7 ke 49,8, namun sektor jasa melonjak ke 54,3, melampaui ekspektasi. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik ke 4,331%, dan Dolar AS menguat ke 104,35, semakin membebani harga emas.
Dari sisi kebijakan, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menegaskan pandangannya bahwa hanya satu kali pemotongan suku bunga akan terjadi tahun ini. Ia memperkirakan inflasi tidak akan kembali ke target hingga sekitar 2027, menambah tekanan bagi harga emas yang sensitif terhadap arah suku bunga dan inflasi.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Sentimen Risiko Positif di Wall Street: Bursa saham AS menguat seiring kabar tarif AS yang akan difokuskan ke negara tertentu, sehingga kekhawatiran pasar mereda. Investor cenderung masuk ke aset berisiko, mengurangi permintaan emas sebagai safe haven.
- Komentar Hawkish The Fed: Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menegaskan hanya akan ada satu kali pemotongan suku bunga tahun ini, dengan inflasi diperkirakan tetap tinggi hingga 2027. Ekspektasi suku bunga tinggi lebih lama menekan harga emas.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Harga Minyak Naik Usai Trump Ancam Tarif 25% untuk Pembeli Minyak Venezuela.

Trump ancam tarif 25% bagi pembeli minyak Venezuela, dorong harga minyak naik.
Rencana OPEC+ naikkan produksi & potensi pasokan Rusia batasi kenaikan harga.
Harga minyak naik sekitar 1% pada Senin setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana tarif 25% untuk negara-negara yang membeli minyak dan gas dari Venezuela. Namun, penguatan harga dibatasi oleh keputusan AS yang memberi Chevron waktu hingga 27 Mei untuk menghentikan operasi minyaknya di Venezuela.
Selain itu, rencana OPEC+ untuk tetap menaikkan produksi minyak pada Mei turut menahan lonjakan harga. Sementara itu, potensi kembalinya pasokan minyak Rusia ke pasar global dan pembicaraan damai di Ukraina juga menjadi faktor pembatas di pasar.
Di sisi lain, AS memperketat sanksi terhadap ekspor minyak Iran dan Trump kembali mendorong The Fed untuk menurunkan suku bunga guna mendukung pertumbuhan ekonomi, yang berpotensi meningkatkan permintaan minyak. Brent menguat 1,2% ke $73 per barel, dan WTI naik 1,2% di $69,11.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Ancaman Tarif AS 25% untuk Pembeli Minyak Venezuela: Meningkatkan ketidakpastian pasokan minyak Venezuela, mendukung harga.
Sanksi Baru AS terhadap Ekspor Minyak Iran: Memperketat pasokan minyak global, mendorong harga naik.
- Trump Dorong Pemotongan Suku Bunga: Suku bunga lebih rendah dapat mendukung aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:
- CB Consumer Confidence (Kepercayaan Konsumen)
Pengertian: Ini adalah indeks yang mengukur tingkat optimisme atau kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan prospek ekonomi di masa depan. - New Home Sales (Penjualan Rumah Baru)
Pengertian: Mengukur jumlah rumah baru yang terjual dalam periode tertentu (biasanya per bulan), dihitung berdasarkan kontrak penjualan yang sudah ditandatangani.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data CB Consumer Confidence rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Data New Home Sales rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
CB Consumer Confidence rilis lebih rendah dari data sebelumnya
New Home Sales rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.