Indeks Dolar AS Turun Drastis dan Bank of Canada Pangkas Suku Bunga.

  • Penurunan indeks Dolar AS (DXY) menuju 104,20 menunjukkan kelemahan Dollar AS.
  • Bank of Canada (BoC) menurunkan suku bunga pinjaman utamanya sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%.

Pada hari Rabu, indeks Dolar AS (DXY) mengalami penurunan signifikan menuju 104,20, didorong oleh hasil beragam dari angka PMI S&P serta ekspektasi pasar terhadap sikap dovish dari Federal Reserve (Fed). Kondisi ini semakin diperkuat oleh tanda-tanda deflasi yang terus muncul, meningkatkan keyakinan pelaku pasar akan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September. Namun, para pejabat Fed tetap bersikap hati-hati dan bergantung pada data.

Sorotan sekarang tertuju pada data utama yang akan dirilis, yaitu Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti dan angka Produk Domestik Bruto (PDB) Q2, yang akan diumumkan pada hari Kamis dan Jumat. 

Dalam perdagangan awal di Asia pada hari Kamis, pasangan USD/CAD terpantau stabil di sekitar 1,3805. Penurunan lebih lanjut dari pasangan ini mungkin terbatas setelah Bank of Canada (BoC) kembali menurunkan suku bunga pinjaman utamanya pada hari Rabu, yang mengakibatkan Dolar Kanada (CAD) melemah. Investor kini menantikan data PDB lanjutan untuk kuartal kedua, serta Pesanan Barang Tahan Lama dan Klaim Pengangguran Awal mingguan yang akan dirilis pada hari Kamis.

Bank sentral Kanada memotong suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5% pada hari Rabu, sesuai dengan ekspektasi pasar. Dalam konferensi pers, Gubernur BoC Tiff Macklem menyatakan bahwa penurunan suku bunga lebih lanjut mungkin terjadi jika inflasi terus menurun sesuai dengan perkiraan. Pasar keuangan kini memperkirakan satu lagi pemotongan suku bunga sebesar 25 bps tahun ini, dengan peluang hampir 53% bahwa BoC akan menurunkan suku bunga lagi dalam pertemuan mereka di bulan September.

Arah fundamental cenderung melemahkan Dollar AS.

Arah fundamental cenderung melemahkan CAD.

Harga Emas Bertahan di Bawah $2.400, Tertekan Karena Kenaikan Imbal Hasil Treasury AS.

  • Imbal hasil obligasi Treasury AS yang lebih tinggi membuat emas kurang menarik.
  • Investor cenderung beralih ke aset yang lebih aman seperti obligasi Treasury AS, membatasi kenaikan harga emas.

Harga emas hampir tidak berubah di akhir sesi Amerika Utara, diperkirakan akan berakhir di sekitar level yang familiar di bawah $2.400 setelah mencapai level tertinggi harian di $2.432. Penghindaran risiko dan kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS tampaknya telah membatasi reli emas yang tidak memberikan imbal hasil, yang biasanya menurun karena investor beralih ke Treasury AS.

Pedagang emas batangan menaikkan harga spot sementara imbal hasil obligasi Treasury AS turun sedikit menjelang lelang obligasi lima tahun AS. Setelah itu, imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun naik dua basis poin menjadi 4,274%, yang menjadi hambatan bagi harga emas. Sementara itu, dolar tetap melemah, namun kerugiannya berkurang sebagaimana diukur oleh Indeks Dolar AS (DXY). 

DXY turun tipis 0,08% menjadi 104,38. Sentimen penghindaran risiko membantu pembeli emas mengangkat harga spot ke puncak tiga hari, karena para pedagang telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) oleh Federal Reserve pada pertemuan September mendatang.

Alat CME FedWatch menunjukkan peluang penurunan suku bunga seperempat poin persentase sebesar 100%, sementara data dari Chicago Board of Trade (CBOT) menunjukkan pelaku pasar memperkirakan pelonggaran sebesar 53 bps untuk tahun 2024, berdasarkan data kontrak suku bunga berjangka Fed Desember 2024.

Dari sisi data, ekonomi AS menunjukkan Neraca Perdagangan Barang bulan Juli mencatat defisit yang lebih kecil dari perkiraan. Sementara itu, aktivitas bisnis yang diukur berdasarkan laporan Indeks Manajer Pembelian (PMI) yang dirilis S&P beragam, dengan manufaktur mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak Desember 2023.

Para pedagang bersiap untuk rilis pembacaan pertama Produk Domestik Bruto (PDB) untuk Q2 2024 di Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis. Ini akan diikuti oleh rilis pengukur inflasi pilihan Fed, angka Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Juni.

Arah fundamental cenderung melemahkan harga emas.

Harga Minyak Pulih di Tengah Penurunan Persediaan AS dan Ancaman Kebakaran Hutan Kanada.

  • Prediksi bahwa pasar minyak akan mengalami surplus pada tahun 2025.
  • Ketidakpastian mengenai pemulihan ekonomi Tiongkok.

Harga minyak mengalami kenaikan pada hari Rabu, pulih dari gejolak terbaru karena para pedagang mempertimbangkan penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan terhadap prospek permintaan global yang lebih lemah.

Harga minyak mentah Brent naik 0,9% menjadi $81,71 setelah laporan Badan Informasi Energi menunjukkan bahwa persediaan minyak AS turun 3,7 juta barel dalam minggu yang berakhir pada 19 Juli, lebih besar dari ekspektasi penurunan sebesar 2,6 juta barel. Persediaan bensin turun sebanyak 5,6 juta barel, sementara stok sulingan, termasuk solar dan minyak pemanas, turun 2,8 juta barel.

Kebakaran hutan di Kanada juga mempengaruhi pasar, memaksa sejumlah produsen mengurangi produksi dan mengancam pasokan dalam jumlah besar. Bloomberg melaporkan bahwa produksi minyak sebanyak 388.000 barel per hari berada dalam jarak 10 kilometer dari kebakaran besar.

Namun, harga minyak masih menghadapi tekanan dari prospek surplus minyak yang diperkirakan pada tahun 2025 dan kekhawatiran mengenai permintaan dari Tiongkok. Morgan Stanley memperkirakan surplus minyak pada awal tahun 2025 dan memproyeksikan harga minyak mentah berada pada kisaran $70-an tahun depan. Selain itu, meningkatnya produksi minyak dunia dan melemahnya permintaan di Tiongkok diperkirakan akan menjaga pasar minyak tetap terpasok dengan baik.

China, sebagai importir utama minyak, menghadapi ketidakpastian ekonomi dengan pertumbuhan yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal kedua dan penurunan tajam impor minyak pada bulan Juni. Dilansir dari investing.com sidang Pleno Ketiga Partai Komunis Tiongkok memberikan sedikit petunjuk mengenai rencana stimulus lebih lanjut, sementara ketidakpastian mengenai hubungan AS-Tiongkok juga menambah sentimen negatif di pasar minyak.

Arah fundamental cenderung melemahkan harga minyak mentah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat rilis data fundamental hari ini dari USD hari ini, yaitu:

Data Durable Goods Orders adalah ukuran jumlah pesanan baru yang dilakukan pabrik-pabrik di suatu negara untuk barang-barang yang diperkirakan akan bertahan lebih dari tiga tahun.

Data GDP (Produk Domestik Bruto) Merupakan indikator utama kesehatan ekonomi suatu negara. GDP mencerminkan total nilai moneter dari semua barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama periode tertentu atau untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Data Initial Jobless Claims laporan yang menunjukkan jumlah orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya selama periode waktu tertentu. Laporan ini sering dianggap sebagai indikator awal kesehatan pasar tenaga kerja

Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data Durable Goods Orders rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data GDP (QoQ) (Q2) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan : 

Data Durable Goods Orders (MoM) (Jun) rilis lebih tinggi dari data periode sebelumnya.

Data GDP (QoQ) (Q2) rilis lebih tinggi dari data periode sebelumnya.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari data periode sebelumnya.

Share on: