Indeks S&P 500 Melemah, Tekanan Nvidia Seret Sektor Teknologi.

Analisa Fundamental Magnetfx 8 Agustus
  • Saham Nvidia jatuh lebih dari 3%, menyeret Nasdaq turun 1,2% menjelang laporan laba kuartalan.
  • Investor menantikan data inflasi PCE dan perkembangan anggaran di Washington yang berpotensi memengaruhi kebijakan pasar.

Indeks S&P 500 melemah pada hari Senin, turun 0,5%, dipimpin oleh penurunan saham Nvidia yang anjlok lebih dari 3% menjelang laporan laba kuartalan. Nasdaq Composite juga tertekan dengan penurunan 1,2%, sementara Dow Jones Industrial Average justru menguat tipis 0,1%. Para investor menanti hasil Nvidia yang dianggap sebagai indikator utama minat terhadap AI. Sementara itu, Apple berhasil menghindari aksi jual dengan kenaikan kecil setelah mengumumkan investasi $500 miliar di AS untuk pengembangan AI dan manufaktur canggih.

Pasar juga mencermati perkembangan politik di Washington, khususnya terkait kerangka anggaran yang dirancang Partai Republik dan pemungutan suara di DPR minggu ini. Ketidakpastian politik yang berkepanjangan dikhawatirkan dapat membatasi pergerakan pasar ke depan. Analis dari Vital Knowledge menilai ketidakjelasan ini akan memperburuk prospek kehati-hatian, setidaknya hingga musim panas.

Di sisi ekonomi, perhatian tertuju pada data inflasi utama, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), serta revisi kedua PDB kuartal keempat yang akan dirilis akhir pekan ini. Data tersebut dapat memberikan petunjuk baru mengenai arah kebijakan suku bunga Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Sektor teknologi melemah, terutama Nvidia yang turun lebih dari 3% menjelang laporan laba kuartalan.
  • Nasdaq Composite turun 1,2%, menunjukkan tekanan lebih besar pada saham teknologi dibandingkan indeks lainnya.
  • Kekhawatiran terhadap valuasi tinggi saham teknologi dan potensi kekecewaan terhadap laporan laba menekan sentimen.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi, Investor Pantau Data Ekonomi AS.

  • XAU/USD sempat menyentuh $2.956, didukung oleh melemahnya dolar AS dan turunnya imbal hasil Treasury.
  • Investor menanti data inflasi PCE dan pidato pejabat Fed, yang dapat menentukan arah kebijakan moneter dan harga emas selanjutnya.

Harga emas melonjak selama sesi Amerika Utara, mencapai rekor tertinggi $2.956 sebelum terkoreksi ke $2.949, naik 0,49%. Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS. Investor tetap memburu emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan AS yang diusulkan Donald Trump.

Meskipun konflik Ukraina-Rusia menunjukkan tanda-tanda mereda, ketegangan di Timur Tengah terus mendukung permintaan emas. Harga emas telah naik selama delapan minggu berturut-turut, dengan arus masuk ke ETF emas mencapai level tertinggi sejak 2022, menurut Bloomberg. Namun, aksi harga mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan, yang dapat membatasi kenaikan lebih lanjut.

Fokus pasar minggu ini tertuju pada serangkaian data ekonomi AS, termasuk komentar pejabat Federal Reserve, Kepercayaan Konsumen, data perumahan, Pesanan Barang Tahan Lama, revisi kedua PDB kuartal keempat, dan Indeks PCE inti. Data ini berpotensi memengaruhi ekspektasi kebijakan moneter Fed dan pergerakan harga emas ke depan.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Harga emas mencapai rekor tertinggi $2.956 sebelum terkoreksi ke $2.949, naik 0,49%.
  • Pelemahan dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi Treasury mendukung permintaan emas sebagai aset lindung nilai.
  • Investor tetap mencari emas di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan AS yang diusulkan Donald Trump.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Naik Usai Sanksi AS terhadap Iran, Pasar Waspadai Ketidakpastian Global.

  • Brent naik 0,5% dan WTI naik 0,4%, didukung oleh sanksi AS terhadap Iran dan penyesuaian produksi Irak.
  • Potensi berakhirnya perang Ukraina dan kebijakan tarif AS dapat membebani harga minyak dalam jangka panjang.

Harga minyak mentah menguat pada hari Senin setelah sanksi baru AS terhadap Iran dan komitmen Irak untuk mengurangi kelebihan produksi meningkatkan kekhawatiran tentang pasokan jangka pendek. Brent naik 0,5% menjadi $74,78 per barel, sementara WTI naik 0,4% menjadi $70,70. Kenaikan ini membantu pasar pulih dari aksi jual tajam pada Jumat lalu, yang menekan harga minyak ke level terendah dalam beberapa bulan.

Sanksi AS menargetkan industri minyak Iran, termasuk pialang dan operator pengiriman, namun dampaknya terhadap ekspor masih perlu diuji. Irak juga menyatakan akan mengajukan rencana untuk mengompensasi produksi berlebih dalam beberapa bulan terakhir, yang mencerminkan upaya untuk menjaga keseimbangan pasar dalam kerangka OPEC+. Struktur pasar menunjukkan tanda-tanda pasokan yang lebih ketat, dengan premi Brent bulan depan mencapai level tertinggi sejak 11 Februari.

Namun, ketidakpastian tetap membayangi prospek harga minyak. Potensi berakhirnya perang Ukraina dapat membuka jalan bagi lebih banyak pasokan minyak Rusia, sementara kebijakan tarif AS yang baru dapat membebani aktivitas ekonomi dan permintaan minyak. Analis memperingatkan bahwa harga minyak masih rentan terhadap berbagai faktor geopolitik dan ekonomi global yang terus berkembang.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Sanksi baru AS terhadap Iran menargetkan industri minyak, yang dapat menghambat ekspor dan memperketat pasokan global.
  • Irak berkomitmen untuk mengompensasi produksi berlebih dalam kesepakatan OPEC+, yang mendukung keseimbangan pasar.
  • Struktur pasar menunjukkan tanda-tanda ketatnya pasokan, dengan premi Brent bulan depan mencapai level tertinggi sejak 11 Februari.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari Kawasan AS hari ini yaitu: 

CB Consumer Confidence – Indeks Kepercayaan Konsumen AS adalah indeks kepercayaan konsumen dari Conference Board (CB) mengukur tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi berdasarkan survei terhadap rumah tangga AS. Semakin tinggi angka indeks, semakin tinggi kepercayaan konsumen dalam membelanjakan uangnya, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

German GDP (QoQ) – Produk Domestik Bruto Jerman (Kuartal ke Kuartal) adalah produk Domestik Bruto (GDP) mengukur total nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Data GDP Quarter-on-Quarter (QoQ) menunjukkan pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data CB Consumer Confidecnce rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data German GDP rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.

Perkiraan :

EUR

Data German GDP rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

USD

Data CB Consumer Confidence rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Share on: