RBA Diperkirakan Pertahankan Kebijakan Moneter Meski Tren Dovish Global.
- Reserve Bank of Australia (RBA) diprediksi mempertahankan suku bunga di 4,35% untuk ketujuh kalinya berturut-turut, berlawanan dengan tren kebijakan pelonggaran global.
- Sinyal perlambatan ekonomi AS terlihat, tetapi aktivitas ekonomi tetap cukup kuat, sementara pejabat Federal Reserve masih mempertimbangkan risiko pada pasar tenaga kerja dan inflasi.
Reserve Bank of Australia (RBA) diperkirakan akan terus menentang tren kebijakan dovish yang diambil oleh bank sentral utama lainnya, dengan memilih untuk mempertahankan kebijakan moneternya selama tujuh pertemuan berturut-turut pada hari Selasa. RBA secara luas diharapkan mempertahankan Suku Bunga Tunai Resmi (OCR) di level 4,35% setelah pertemuan kebijakan moneter pada bulan September.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan meskipun aktivitas ekonomi masih cukup kuat. The Fed telah menegaskan bahwa setiap langkah kebijakan pelonggaran akan sangat bergantung pada data ekonomi yang masuk. Pada hari Senin, beberapa pejabat Federal Reserve memberikan pandangan yang beragam mengenai arah kebijakan suku bunga.
Dilansir dari fxstreet.com Gubernur Federal Reserve Chicago, Austan Goolsbee, menyatakan bahwa lebih banyak pemangkasan suku bunga akan diperlukan, sementara Presiden Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, menegaskan bahwa fokus kebijakan akan tetap bergantung pada data. Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, menyebutkan bahwa pemotongan suku bunga sebesar setengah poin yang dilakukan minggu lalu tidak akan menjadi pola untuk pemangkasan selanjutnya, meskipun diakui bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja telah meningkat.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS menguat di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan kembali menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang, setelah sebelumnya memangkas 50 basis poin. Pejabat Fed mulai semakin khawatir terhadap kondisi pasar tenaga kerja, meskipun mereka percaya bahwa inflasi sedang bergerak menuju target 2%.
Dilansir dari fxstreet.com Kashkari menambahkan bahwa pemotongan 50 basis poin merupakan langkah yang tepat dan memperkirakan suku bunga akan berakhir di sekitar 4,4% pada tahun 2024. Di sisi lain, Bostic mengatakan bahwa pemotongan besar tidak akan menjadi tren berkelanjutan dan meskipun ada peningkatan risiko pada pasar tenaga kerja, ia tidak memperkirakan peningkatan signifikan pada tingkat pengangguran.
Dari sisi data ekonomi, S&P Global merilis Flash PMI bulan September. Indeks aktivitas manufaktur AS turun ke level terendah sejak Juni 2023, namun PMI sektor jasa menunjukkan kenaikan dari 55,3 menjadi 55,4, melebihi perkiraan pasar.
Pengaruh fundamental cenderung melemahkan Dollar AS.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan Dollar Australia.
Harga Emas Capai Rekor Tertinggi, Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga Fed Meningkat.
- Harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di atas $2.634, didorong oleh spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada bulan November.
- Penurunan imbal hasil Treasury AS dan ketegangan di Timur Tengah meningkatkan daya tarik emas, meskipun dolar AS menguat.
Harga emas mengalami kenaikan tipis pada hari Senin, mencapai level tertinggi sepanjang masa di atas $2.634. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve AS (Fed) akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan November.
Di pasar saham AS, minat terhadap risiko meningkat pada hari Senin, meskipun dolar AS menguat. Harga emas batangan mencapai level tertinggi selama dua hari perdagangan terakhir, dengan pendorong utama berupa penurunan imbal hasil Treasury AS. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun tercatat pada 3,741%, gagal bergerak lebih tinggi di tengah sikap hati-hati pejabat Fed terkait penurunan suku bunga yang agresif. Data ekonomi AS menunjukkan hasil yang beragam, dengan Flash PMI yang dirilis oleh S&P Global mengindikasikan prospek suram untuk sektor manufaktur, sementara sektor jasa tetap tangguh meski sedikit melambat dibandingkan bulan Agustus.
Pada hari Senin, beberapa presiden regional Fed mengakui adanya peningkatan risiko di pasar tenaga kerja, namun menolak kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 bps. Mereka tetap membuka opsi perubahan bertahap pada pertemuan mendatang.
Di sisi lain, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, khususnya konflik antara Israel dan Hizbullah, dapat menekan minat risiko dan mendukung kenaikan harga emas. Pentagon mengonfirmasi pada hari Senin bahwa Amerika Serikat mengirim lebih banyak pasukan ke Timur Tengah di tengah meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut, menurut laporan Associated Press.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga emas.
Harga Minyak Ditutup Lebih Rendah Akibat Kekhawatiran Permintaan.
- Harga minyak mentah Brent dan AS turun, dipicu oleh data mengecewakan dari zona euro dan ekonomi Tiongkok yang lemah.
- Meskipun ada kekhawatiran pasokan akibat ketegangan di Timur Tengah, harga minyak tetap tertekan oleh permintaan yang rendah.
Harga minyak ditutup lebih rendah pada hari Senin, dipengaruhi oleh kekhawatiran mengenai permintaan yang diperburuk oleh data aktivitas bisnis zona euro yang mengecewakan dan ekonomi Tiongkok yang lemah. Minyak mentah Brent untuk pengiriman November ditutup 59 sen lebih rendah, atau 0,8%, menjadi $73,90 per barel, sementara minyak mentah AS untuk pengiriman November turun 63 sen, atau 0,9%, menjadi $70,37.
Aktivitas bisnis di zona euro mengalami kontraksi tajam dan tak terduga bulan ini, di mana sektor jasa yang dominan stagnan, sementara sektor manufaktur semakin menurun. Di AS, meskipun aktivitas bisnis stabil pada bulan September, harga rata-rata barang dan jasa meningkat pada laju tercepat dalam enam bulan terakhir, yang berpotensi mengisyaratkan kenaikan inflasi mendatang.
China, sebagai importir minyak terbesar di dunia, menghadapi tekanan deflasi dan kesulitan meningkatkan pertumbuhan meskipun telah menerapkan kebijakan untuk mendorong pengeluaran domestik.
Dilansir dari investing.com Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial, mengatakan, “Data ekonomi yang mengecewakan dari Tiongkok dan perlambatan tak terduga di sektor manufaktur Eropa telah menempatkan permintaan minyak mentah pada tingkat terendah tahun ini.”
Meskipun ada kekhawatiran mengenai pasokan akibat serangan udara Israel terhadap Hizbullah, yang dapat meningkatkan risiko keterlibatan Iran dan berdampak pada ekspor minyak, harga minyak tetap tertekan oleh permintaan yang rendah.
Persediaan minyak mentah AS diperkirakan turun sekitar 1,2 juta barel minggu lalu, sementara kedua harga acuan minyak mengalami kenaikan lebih dari 4% minggu lalu, didorong oleh keputusan Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Dilansir dari investing.com Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, menyatakan bahwa ia memperkirakan “lebih banyak pemangkasan suku bunga tahun depan,” dalam upaya mencapai “pendaratan lunak” bagi perekonomian.
Arah fundamental cenderung menguatkan harga minyak mentah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat rilis data fundamental hari ini dari AUD dan USD hari ini, yaitu:
Agenda RBA Interest Rate Decision (Sep) merujuk pada keputusan yang diambil oleh Reserve Bank of Australia (RBA) terkait suku bunga acuan untuk bulan September. RBA mengadakan pertemuan bulanan untuk menilai kondisi ekonomi dan memutuskan apakah akan menaikkan, menurunkan, atau mempertahankan suku bunga acuan. Keputusan ini bertujuan untuk mencapai stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
CB Consumer Confidence (Aug) adalah indeks yang mengukur tingkat kepercayaan konsumen di Amerika Serikat pada bulan Agustus, menilai kondisi ekonomi saat ini serta harapan mereka terhadap ekonomi di masa depan.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang AUD dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data RBA Interest Rate Decision (Sep) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data CB Consumer Confidence (Aug) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Data RBA Interest Rate Decision (Sep) rilis sesuai dengan data sebelumnya.
Data CB Consumer Confidence (Sep) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.