Wall Street Naik, Tapi Bayang-Bayang Perang Dagang Kembali Membayangi.

Pernyataan Menkeu AS meredam optimisme resolusi cepat konflik dagang AS-Tiongkok.
Saham teknologi dan industri utama menguat dipicu laporan laba positif dan restrukturisasi perusahaan besar.
Indeks S&P 500 ditutup menguat pada Rabu, meski tak mampu mempertahankan posisi tertingginya, seiring pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang meredam harapan akan resolusi cepat konflik dagang AS-Tiongkok. Indeks Dow Jones naik 1,2%, S&P 500 menguat 1,6%, dan Nasdaq melesat 2,5%.
Bessent menegaskan bahwa belum ada tawaran sepihak dari Presiden Trump untuk menurunkan tarif terhadap China, membantah laporan Wall Street Journal sebelumnya. Pernyataan itu memicu kembali kekhawatiran bahwa kebuntuan antara dua ekonomi terbesar dunia masih akan berlarut. Sumber dari FOX Business bahkan menyebut Presiden Xi Jinping tak akan mudah luluh terhadap tawaran perdamaian dagang.
Di sisi korporasi, Tesla melonjak 6% setelah laba kuartal I mengalahkan ekspektasi rendah pasar. Elon Musk juga berencana mengurangi keterlibatannya dalam urusan pemerintahan dan fokus pada Tesla. Saham Intel, Philip Morris, dan Boeing turut menguat setelah laporan kinerja positif, sementara Enphase ambles 15% akibat hasil kuartalan yang mengecewakan.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
Komentar Menkeu Scott Bessent yang membantah adanya tawaran Trump untuk menurunkan tarif China memicu kekhawatiran bahwa perang dagang AS-Tiongkok akan berlangsung lebih lama, membatasi reli indeks saham.
Ketidakpastian arah kebijakan perdagangan bisa menekan sentimen investor, terutama jika eskalasi konflik terus berlanjut.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.
Harga Emas Terjun 2,5% Akibat Meredanya Ketegangan AS-Tiongkok dan Komentar Trump soal The Fed.

Harga emas jatuh tajam akibat meredanya kekhawatiran geopolitik dan penguatan dolar AS.
Pernyataan Trump dan Bessent mengurangi spekulasi agresif soal pemangkasan tarif dan kebijakan suku bunga The Fed.
Harga emas anjlok lebih dari 2,5% pada Rabu karena meningkatnya minat risiko pasar setelah muncul sinyal kemungkinan meredanya ketegangan dagang AS-Tiongkok serta pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa ia tidak berniat memecat Ketua The Fed Jerome Powell. XAU/USD diperdagangkan di level $3.288 setelah sempat menyentuh $3.386.
Sinyal bahwa AS mungkin akan mengurangi tarif terhadap China sempat mendorong penguatan indeks saham dan menekan harga emas. Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent membantah kabar tersebut dan menegaskan bahwa belum ada tawaran sepihak dari Trump untuk menurunkan tarif. Komentar Trump soal Powell juga meredakan spekulasi ketegangan antara Gedung Putih dan bank sentral.
Di tengah kabar ini, dolar AS menguat tipis, turut menekan harga emas. Yield obligasi 10 tahun AS naik menjadi 4,371%, sementara probabilitas pasar menunjukkan The Fed kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga bulan ini. Data PMI manufaktur AS sedikit membaik, sementara PMI sektor jasa melemah di bawah ekspektasi.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Minat risiko pasar meningkat karena ada harapan meredanya ketegangan dagang AS-Tiongkok, yang mengurangi daya tarik aset safe haven seperti emas.
Komentar Trump soal The Fed yang menenangkan pasar (menyatakan tidak akan memecat Jerome Powell) turut menekan emas karena meredakan ketidakpastian kebijakan moneter.
Kenaikan imbal hasil obligasi AS 10 tahun (yield naik ke 4,371%) menambah tekanan pada emas karena meningkatkan opportunity cost memegang emas.
Penguatan dolar AS turut membebani XAU/USD, karena emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Harga Minyak Anjlok 2% di Tengah Rencana OPEC+ Tambah Produksi dan Isu Pemangkasan Tarif China.

Harga minyak turun tajam akibat potensi percepatan produksi OPEC+ dan ketegangan internal kartel.
Sentimen negatif dibatasi oleh kabar kemungkinan pemangkasan tarif AS terhadap China dan data penurunan stok bensin/distilat di AS.
Harga minyak dunia turun sekitar 2% pada Rabu setelah laporan bahwa OPEC+ mempertimbangkan untuk mempercepat peningkatan produksi pada Juni mendatang. Brent ditutup di $66,12 per barel dan WTI di $62,27, meskipun sempat menyentuh level tertinggi sejak awal April. Penurunan ini dipicu kekhawatiran bahwa kohesi internal OPEC+ mulai terganggu, terutama setelah Kazakhstan menyatakan akan mengutamakan kepentingan nasional dalam menentukan volume produksinya.
Namun, penurunan harga minyak dibatasi oleh kabar bahwa Presiden AS Donald Trump mungkin akan memangkas tarif terhadap barang impor China, memberikan harapan pada stabilitas perdagangan global dan prospek permintaan energi. Selain itu, data pemerintah AS menunjukkan stok minyak mentah naik, namun penurunan persediaan bensin dan distilat melebihi ekspektasi, menandakan permintaan tetap kuat di tengah musim peningkatan produksi.
Pernyataan dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan bahwa tarif tinggi antara AS dan China perlu diturunkan agar negosiasi perdagangan bisa berjalan lancar. Sementara itu, keputusan Trump untuk tidak memecat Ketua The Fed Jerome Powell ikut meredakan kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian ekonomi, memberi sedikit sokongan pada pasar energi meski tekanan produksi dari OPEC+ masih
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Potensi percepatan peningkatan produksi oleh OPEC+ → Mengarah pada potensi oversupply, terutama jika permintaan tidak meningkat sepadan.
Ketegangan internal OPEC+, seperti sikap Kazakhstan yang memprioritaskan kepentingan nasional di atas kesepakatan kuota → menciptakan ketidakpastian dalam koordinasi produksi, berisiko melemahkan pengaruh OPEC+ terhadap harga minyak.
Kenaikan stok minyak mentah AS secara tak terduga → sinyal potensi kelebihan pasokan jangka pendek.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:Â
Durable Goods Orders (MoM)
Pengertian: Ini adalah laporan bulanan yang mengukur jumlah pesanan baru untuk barang-barang tahan lama (durable goods), yaitu barang-barang yang masa pakainya lebih dari tiga tahun—seperti mobil, peralatan berat, dan elektronik besar.- Initial Jobless Claims
Pengertian: Merupakan jumlah klaim awal yang diajukan oleh individu yang mengajukan tunjangan pengangguran dalam seminggu terakhir. - Existing Home Sales
Pengertian: Laporan ini menunjukkan jumlah rumah yang sudah dibangun (bukan baru) yang terjual selama periode tertentu, biasanya bulanan.
Dari data – data tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Durable Goods Orders rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Data Existing Home Sales rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Durable Goods Orders rilis lebih tinggi dari data sebelumnya
Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari data sebelumnya
Existing Home Sales (Mar) rilis lebih rendah dari data sebelumnya