Dow Jones Menguat Tipis, Investor Menunggu Data Ekonomi Utama.

  • Dow Jones Industrial Average (DJIA) menunjukkan pemulihan tipis.

  • Alat FedWatch dari CME menunjukkan bahwa pasar memperkirakan hampir pasti Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan September.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik sekitar seratus poin pada hari Senin, pulih tipis dari penurunan akhir minggu lalu. Meskipun ekuitas bergerak ke kisaran atas, Dow Jones tetap stabil karena investor bersiap untuk data ekonomi utama AS yang akan dirilis akhir minggu ini.

Menurut alat FedWatch dari CME, pasar masih memperkirakan hampir pasti bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan September. Pedagang suku bunga melihat peluang 95% untuk pemangkasan suku bunga setidaknya seperempat poin saat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bertemu pada tanggal 18 September.

S&P akan merilis angka terbaru Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur dan Jasa Global pada hari Rabu, diikuti oleh data Produk Domestik Bruto (PDB) pada hari Kamis. Minggu perdagangan akan ditutup pada hari Jumat dengan pembaruan angka inflasi Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE).

Pelaku pasar yang mengharapkan pemangkasan suku bunga Fed akan mengamati angka-angka ini dengan cermat. PMI Jasa untuk bulan Juli diperkirakan turun menjadi 54,4 dari 55,3. PDB AS kuartal kedua tahunan diperkirakan akan meningkat menjadi 1,9% dari 1,4%, dan inflasi Indeks Harga PCE untuk bulan Juni diperkirakan akan naik menjadi 0,1% MoM dibandingkan dengan angka sebelumnya 0,0%.

Arah fundamental cenderung menguatkan indeks saham AS saat ini.

Harga Emas Turun Empat Hari Berturut-turut, Bergerak Dibawah $2.400.

  • Kenaikan imbal hasil obligasi treasury AS.
  • Keputusan politik AS.

Harga emas memperpanjang penurunannya untuk hari keempat berturut-turut bergerak dibawah $2.400, tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS. Dolar AS tetap menguat karena investor mencerna berita bahwa Presiden AS Joe Biden keluar dari pemilihan Presiden dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris, yang akan bersaing dengan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilihan 5 November. XAU/USD diperdagangkan pada $2.397, turun 0,14%.

Wall Street memulai minggu ini dengan catatan positif, yang dapat dilihat sebagai sinyal positif setelah keputusan Biden. Sementara itu, imbal hasil obligasi acuan AS 10 tahun naik dua basis poin menjadi 4,26%, yang menjadi hambatan bagi logam mulia.

Analis di StoneX berkomentar bahwa kemenangan Trump akan menguntungkan emas karena usulannya mengenai pemotongan pajak, regulasi yang lebih sedikit, dan defisit anggaran yang melebar. “Trump akan bersifat inflasioner dan berpotensi memicu gejolak dalam konteks geopolitik, sementara kebijakan luar negeri Harris belum jelas sehingga menguntungkan emas untuk saat ini, tetapi mungkin tidak dalam jangka panjang.”

Sementara itu, para pedagang tengah mengamati rilis pembacaan awal angka Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal kedua, serta ukuran inflasi yang disukai Federal Reserve, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (PCE).

Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja mata uang terhadap enam mata uang lainnya, hampir tidak berubah pada level 104,34. Hal ini membuat harga emas tetap di bawah level $2.400.

Arah fundamental cenderung melemahkan harga emas saat ini.

Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah dalam Sebulan di Tengah Ketidakpastian Global.

  • Peningkatan persediaan minyak global.
  • Ketidakpastian geopolitik.

Harga minyak turun untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Senin, mencapai level terendah dalam lebih dari sebulan. Investor mengabaikan keputusan Presiden AS Joe Biden untuk mengakhiri kampanye pemilihannya kembali dan lebih fokus pada peningkatan stok serta tanda-tanda melemahnya permintaan.

Minyak mentah Brent turun 23 sen atau 0,3% menjadi $82,40 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 35 sen menjadi $79,78 per barel, keduanya mencapai level terendah sejak 11 Juni.

Biden mengakhiri kampanyenya pada hari Minggu dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon Demokrat yang akan menghadapi Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan bulan November. Para pedagang merespons dengan tenang, mengabaikan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.

Dilansir dari investing.com, analis di Morgan Stanley memperkirakan pasar minyak akan mencapai keseimbangan pada kuartal keempat dan surplus tahun depan, yang akan menekan harga Brent ke kisaran pertengahan hingga tinggi $70-an pada tahun 2025.

Kebijakan energi diprediksi menjadi isu sentral dalam debat antara Harris dan Trump, namun analis Citi memperkirakan kebijakan ekstrim terhadap operasi minyak dan gas tidak akan diusung. Di Timur Tengah, ketegangan meningkat dengan serangan udara Israel di Yaman dan Gaza yang menewaskan puluhan orang.

China mengejutkan pasar dengan menurunkan suku bunga kebijakan jangka pendek dan suku bunga pinjaman acuan untuk mendukung ekonominya, namun langkah ini gagal mendongkrak harga minyak.

Federal Reserve AS akan mengadakan pertemuan kebijakan pada tanggal 30-31 Juli. Investor memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga stabil, meskipun ada tanda-tanda kemungkinan pemangkasan suku bunga pada bulan September, yang bisa berdampak positif pada aset sensitif risiko seperti minyak.

Arah fundamental cenderung melemahkan harga minyak saat ini.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat rilis data fundamental hari ini dari USD hari ini, yaitu:

Existing Home Sales adalah laporan ekonomi yang mengukur penjualan rumah bekas. Laporan ini memberikan gambaran tentang kondisi pasar perumahan, yang bisa mempengaruhi pasar finansial dan kebijakan ekonomi.

Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data Existing Home Sales (Jun) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan : 

Data Existing Home Sales (Jun) lebih rendah data periode sebelumnya.

Share on: