Dolar AS menguat tajam pada Kamis, didorong penurunan klaim pengangguran mingguan menjadi 213.000, level terendah dalam tujuh bulan, yang menunjukkan pemulihan di sektor tenaga kerja.
Komentar pejabat Federal Reserve terkait risiko inflasi menurunkan peluang pemangkasan suku bunga Desember menjadi 35%-40%, dibandingkan 60% di awal November.
Dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam 13 bulan pada perdagangan Kamis yang bergejolak, didorong oleh penilaian investor terhadap data pasar tenaga kerja terbaru serta komentar pejabat Federal Reserve mengenai kebijakan suku bunga. Sementara itu, bitcoin terus bergerak mendekati level $100.000.
Klaim pengangguran mingguan turun sebanyak 6.000 menjadi 213.000, level terendah dalam tujuh bulan, lebih baik dari perkiraan ekonom sebesar 220.000 menurut survei Reuters. Angka ini mengindikasikan pemulihan di sektor tenaga kerja setelah sebelumnya terganggu oleh badai dan pemogokan pekerja bulan lalu.
Namun, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa pengangguran membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan pekerjaan baru, dengan jumlah total pengangguran mencapai level tertinggi dalam tiga tahun. Kondisi ini dapat memberikan ruang bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga lagi pada bulan Desember.
Pasar saham juga menguat, dengan S&P 500 ditutup lebih tinggi berkat dorongan dari saham-saham siklikal seperti sektor keuangan dan industri, meskipun sektor teknologi tertinggal setelah saham Google tertekan oleh kekhawatiran regulasi.
Anggota Federal Reserve tetap berhati-hati dalam prospek kebijakan, dengan beberapa pejabat hawkish menyuarakan kekhawatiran baru terkait risiko inflasi. Data terkini menunjukkan ekspektasi inflasi terus meningkat setelah pemilu AS. Para analis Macquarie mencatat bahwa “Fed benar untuk lebih waspada terhadap kemungkinan kebangkitan inflasi di AS.”
Pemerintahan Donald Trump yang kedua, jika kembali berkuasa, diperkirakan akan memperkenalkan kebijakan seperti tarif yang dapat bersifat inflasi, sehingga turut memengaruhi ekspektasi inflasi meskipun pelaksanaannya belum pasti.
Ekspektasi inflasi lima tahun terus meningkat mendekati level kritis 2,5%, batas antara konsistensi dengan target inflasi Fed sebesar 2% dan potensi ketidaksesuaian dengan sasaran tersebut. Pejabat Fed seperti Michelle Bowman mengisyaratkan bahwa bank sentral mungkin perlu melambatkan laju penurunan suku bunga untuk mempertimbangkan risiko inflasi.
Dikutip dari investing.com Bowman menyatakan, “Saya lebih memilih pendekatan yang hati-hati dalam menurunkan suku bunga kebijakan untuk mengevaluasi seberapa dekat kita dengan titik akhir, sambil tetap memantau target inflasi dan perkembangan di pasar tenaga kerja.”
Komentar seperti ini telah menggeser ekspektasi pasar mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga Fed, dengan probabilitas penurunan suku bunga pada Desember turun menjadi 35%-40% dari sebelumnya 60% di awal November. Pergeseran ini juga didorong oleh peningkatan imbal hasil Treasury AS 2 tahun sebesar 80 basis poin relatif terhadap Bund Jerman sejak akhir September, seiring pulihnya prospek elektoral Donald Trump.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Data klaim pengangguran yang lebih baik dari perkiraan, dengan angka turun menjadi 213.000, mendukung penguatan dolar.
- Ekspektasi bahwa pasar tenaga kerja yang kuat dapat menunda pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap indeks saham AS.
- Penguatan sektor siklikal seperti keuangan dan industri mendorong indeks saham utama seperti S&P 500 naik.
- Data tenaga kerja yang solid, seperti penurunan klaim pengangguran, memberikan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.
Harga Emas Naik 4 Hari Beruntun, Ketegangan Rusia-Ukraina Memicu Permintaan Safe Haven.
Emas menguat ke $2.672, naik lebih dari 0,80%, didorong ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang memicu permintaan safe haven.
CME FedWatch Tool menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga Fed pada Desember turun menjadi 56%, menyusul komentar pejabat Fed tentang potensi perlambatan laju pelonggaran kebijakan.
Harga emas memperpanjang kenaikan untuk hari keempat berturut-turut, mencapai $2.672 per troy ounce, atau naik lebih dari 0,80% di sekitar level tertinggi mingguan. Logam mulia ini bergerak naik didukung oleh permintaan safe haven di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Laporan mengenai dugaan peluncuran Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) Rusia ke Ukraina meningkatkan kekhawatiran di pasar. Namun, Reuters mengutip seorang pejabat Barat yang menyatakan bahwa Rusia tidak menggunakan ICBM pada Kamis. Terlepas dari hal tersebut, emas tetap menguat meskipun imbal hasil Treasury AS dan Dolar AS juga menunjukkan performa solid.
Data dan Pernyataan Pejabat Fed Jadi Fokus Pasar
Di sisi ekonomi, klaim pengangguran awal AS menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat, mendukung pandangan bahwa Federal Reserve dapat mencapai soft landing. Namun, data Indeks Manufaktur Fed Philadelphia turun signifikan ke -5,5 pada November dari 10,3 pada bulan sebelumnya, mencerminkan pelemahan sektor manufaktur.
Pejabat Federal Reserve juga menyampaikan pandangannya, dengan Presiden Fed New York John Williams menegaskan bahwa proses deflasi terus berlangsung. Ia juga memperkirakan suku bunga Fed akan lebih rendah pada akhir 2025. Sementara itu, Ketua Fed Chicago Austan Goolsbee mengulangi dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga, meskipun ia membuka peluang untuk memperlambat laju pelonggaran kebijakan.
Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember sedikit menurun. Berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas penurunan suku bunga kini berada di 56%, turun dari 58% dua hari lalu. Pekan ini, perhatian pasar akan tertuju pada pidato pejabat Fed dan data Sentimen Konsumen Universitas Michigan.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Ketegangan Geopolitik: Eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven, mendorong harga naik.
Data Ekonomi AS: Penurunan klaim pengangguran mingguan di AS menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat, yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Kebijakan Federal Reserve: Pernyataan pejabat Fed yang mengindikasikan kemungkinan perlambatan laju penurunan suku bunga mempengaruhi ekspektasi pasar, yang pada gilirannya mempengaruhi harga emas.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Harga Minyak Menguat di Tengah Ketegangan Rusia-Ukraina, Meski Pasokan AS Terus Meningkat.
Harga minyak naik signifikan akibat kekhawatiran gangguan pasokan setelah Ukraina meluncurkan serangan rudal ke Rusia.
Meskipun ketegangan geopolitik mendongkrak harga, data persediaan AS menunjukkan kenaikan lebih besar dari yang diharapkan, serta peningkatan persediaan bensin, yang menambah kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar yang melambat.
Harga minyak mentah mengalami lonjakan signifikan pada Kamis, didorong oleh kekhawatiran mengenai potensi gangguan pasokan akibat eskalasi konflik Rusia-Ukraina.Â
Geopolitik Memicu Kekhawatiran Pasokan
Harga minyak mulai bergerak naik minggu ini setelah Ukraina menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang Rusia, yang meningkatkan ketegangan antara kedua negara dan memicu kekhawatiran besar bahwa pasokan energi dari Rusia bisa terganggu. Pada Rabu, Ukraina menembakkan rudal jelajah Inggris ke Rusia, yang diikuti dengan serangan rudal balistik antarbenua dari Rusia pada Kamis pagi—pertama kalinya Moskow menggunakan senjata jarak jauh sekuat itu dalam perang ini. Dilansir dari investing.com analis di ING mengungkapkan, “Risikonya adalah jika Ukraina menargetkan infrastruktur energi Rusia, yang akan memperburuk ketidakpastian pasokan.”
Peningkatan Persediaan AS Membatasi Kenaikan
Namun, meskipun ketegangan geopolitik mendorong harga minyak, data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah AS sebesar 0,5 juta barel pada minggu yang berakhir 15 November, lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Lebih mencemaskan, persediaan bensin meningkat hampir 2,1 juta barel, menandakan kemungkinan penurunan permintaan bahan bakar di AS menjelang musim dingin. Kekhawatiran ini mengarah pada spekulasi bahwa pasar minyak global akan menghadapi surplus pasokan dan melemahnya permintaan di tahun depan.
OPEC+ Kemungkinan Menunda Kenaikan Produksi
Sementara itu, prospek permintaan global yang lemah mempengaruhi strategi produksi OPEC+. Badan Energi Internasional memperingatkan bahwa pasokan minyak akan melebihi permintaan pada tahun 2025, bahkan jika pemotongan produksi OPEC+ terus berlanjut. Menjelang pertemuan penting OPEC+ pada 1 Desember, Reuters melaporkan bahwa kartel ini mungkin akan kembali menunda peningkatan produksi akibat kekhawatiran atas permintaan minyak yang melemah. OPEC+, yang memompa sekitar setengah dari minyak dunia, sebelumnya berencana untuk secara bertahap mengurangi pemotongan produksi mulai akhir 2024, namun prospek pasar yang tidak pasti mungkin memaksa mereka untuk meninjau rencana tersebut.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Ketegangan Geopolitik (Rusia-Ukraina): Ketegangan yang meningkat antara Rusia dan Ukraina memicu risiko gangguan pasokan yang mendorong harga minyak naik. Ketidakpastian geopolitik ini menciptakan permintaan untuk aset safe haven seperti minyak, terutama terkait potensi gangguan pada ekspor energi Rusia.
Peningkatan Persediaan AS dan Prospek Permintaan: Data persediaan AS yang lebih tinggi dari perkiraan, termasuk peningkatan persediaan bensin, menunjukkan potensi melemahnya permintaan global, terutama dengan musim dingin yang mendekat. Ini menahan kenaikan harga minyak dan menambah kekhawatiran terhadap surplus pasokan di pasar global
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak berfluktuasi.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari German dan AS hari ini yaitu:Â
German GDP (QoQ) (Q3) adalah laporan pertumbuhan kinerja ekonomi Jerman untuk kuartal ketiga (Q3).Â
S&P Global US Manufacturing PMI (Nov) adalah laporan bulanan yang mengukur aktivitas sektor manufaktur di Amerika Serikat untuk bulan November
S&P Global Services PMI (Nov) adalah laporan bulanan yang mengukur aktivitas sektor jasa di Amerika Serikat untuk bulan November.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga EUR dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data German GDP (QoQ) (Q3) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data S&P Global US Manufacturing PMI (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data S&P Global Services PMI (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Data German GDP (QoQ) (Q3) rilis sesuai dengan data sebelumnya.
Data S&P Global US Manufacturing PMI (Nov) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data S&P Global Services PMI (Nov) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.