Dolar AS Melonjak di Tengah Ketidakpastian Ekonomi dan Harapan Pemotongan Suku Bunga.

  • Dolar AS yang diukur dengan indeks DXY telah menunjukkan pemulihan yang kuat.
  • Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja, investor cenderung mencari aset yang aman seperti dolar AS.

Pada hari Jumat, Dolar AS, yang diukur dengan indeks DXY, terus menguat melampaui angka 104,00, mencapai 104,30. Penguatan ini terjadi meskipun ada kekhawatiran berkelanjutan tentang pasar tenaga kerja, dan dikaitkan dengan pengurangan penjualan oleh para penjual serta investor yang mencari tempat aman. Pasar mengantisipasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September dan ketidakpastian pasar tenaga kerja AS menjadi fokus utama investor.

Prospek ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda disinflasi, dengan pasar keuangan yakin bahwa pemangkasan suku bunga pada bulan September akan terjadi. Namun, pejabat Federal Reserve masih menunjukkan keraguan, berpegang pada data ekonomi sebelum membuat keputusan. Investor menantikan pertemuan bank sentral AS pada 17-18 September yang diharapkan menjadi perubahan signifikan dalam kebijakan dari melawan inflasi menuju pelonggaran kebijakan moneter.

Dalam waktu dekat, apakah September akan menjadi titik awal pemotongan suku bunga akan bergantung pada apakah data ekonomi sesuai harapan pejabat Fed, dengan inflasi yang terus menurun menuju target 2% dan pasar tenaga kerja yang stabil. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 5,25%-5,50% pada pertemuan 30-31 Juli, namun pernyataan kebijakan baru mungkin akan mengubah prospek ekonomi, mempersiapkan dasar untuk penurunan suku bunga pada bulan September.

Komentar terakhir pejabat Fed menunjukkan mereka memperkirakan inflasi akan terus melambat, dan pemotongan suku bunga akan sesuai jika tren ini berlanjut. Inflasi pada bulan Mei berada di 2,6%, dan diperkirakan akan turun hingga 2,5% atau lebih rendah ketika data bulan Juni dirilis pada 26 Juli. Data tambahan yang akan diterima sebelum pertemuan September akan mencakup laporan indeks harga konsumen dan data harga grosir untuk bulan Juli dan Agustus.

Meskipun awal tahun ini ada kekhawatiran bahwa inflasi mulai meningkat, data terbaru menunjukkan adanya perlambatan baru.

Arah fundamental cenderung menguatkan harga Dollar AS saat ini.

Harga Emas Anjlok di Tengah Ketidakpastian Global: Sentimen Pasar Bergejolak!.

  • Penguatan Dolar AS.
  • Sikap Federal Reserve.

Harga emas anjlok lebih dari 1,50% pada hari Jumat, menetap di sekitar $2.400 karena para pedagang membukukan keuntungan menjelang akhir pekan. Emas menutup minggu ini dengan kerugian mendekati 1% setelah mencapai rekor tertinggi $2.483 dan diperdagangkan di kisaran $2.300. Pada akhir perdagangan Jumat, XAU/USD tercatat di $2.399 setelah sebelumnya mencapai puncak $2.447.

Pasar menunjukkan volatilitas tinggi akibat beberapa faktor. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok lebih lambat dari yang diharapkan, dan desas-desus bahwa mantan Presiden Donald Trump mungkin memenangkan pemilihan umum pada 5 November mendorong penguatan dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY) diperkirakan akan naik lebih dari 0,26% minggu ini. Laporan juga muncul bahwa Presiden AS Joe Biden mungkin menarik diri dari pencalonan karena sejumlah petinggi Demokrat menyatakan jajak.

Meskipun kebijakan Federal Reserve sedikit dovish, pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa Fed tidak boleh memangkas suku bunga hingga akhir 2024 memperkuat ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi, yang cenderung negatif bagi harga emas.

Arah fundamental cenderung melemahkan harga emas saat ini.

Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah sejak Juni di Tengah Harapan Gencatan Senjata Gaza dan Penguatan Dolar.

  • Kemungkinan gencatan senjata di Gaza.
  • Pertumbuhan ekonomi China yang lambat.

Pada hari Jumat, harga minyak jatuh lebih dari $2, mencapai titik terendah sejak pertengahan Juni. Penurunan ini terjadi karena investor mengamati kemungkinan gencatan senjata di Gaza dan penguatan dolar AS yang semakin menekan harga.

Harga minyak mentah Brent turun $2,48 atau 2,9% menjadi $82,63 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun $2,69 atau 3,3% menjadi $80,13.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan bahwa gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas sudah mendekati kesepakatan, yang berpotensi meredakan ketegangan geopolitik yang telah meningkatkan premi risiko dalam perdagangan minyak.

Penguatan dolar AS setelah data pasar tenaga kerja dan manufaktur yang lebih baik dari perkiraan juga memberikan tekanan tambahan pada harga minyak, mengurangi permintaan dari pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Data resmi menunjukkan pertumbuhan ekonomi China lebih lambat dari yang diharapkan, memicu kekhawatiran atas permintaan minyak global. Meski begitu, laporan Baker Hughes menunjukkan jumlah rig minyak AS turun, memberikan sedikit dukungan pada harga.

Di tengah gangguan teknologi global yang mengganggu berbagai industri, dua kapal tanker minyak besar terbakar setelah bertabrakan di dekat Singapura, pusat perdagangan minyak terbesar di Asia.

Secara keseluruhan, harga minyak tertekan oleh kombinasi dari ketegangan geopolitik, data ekonomi yang mengecewakan, dan penguatan dolar AS.

Arah fundamental cenderung melemahkan harga minyak.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Tidak ada agenda rilis data fundamental yang berpengaruh besar hari ini sebagai pendorong harga besar dari sisi fundamental analisis.

Perkiraan : 

Pergerakan besar dapat terjadi umumnya disesi pembukaan Eropa (siang hari) dan Amerika (Malam hari).

Share on: