Pasar Saham AS Menguat di Tengah Kebijakan Awal Trump.

  • Fokus pada perdagangan, tarif, dan deregulasi menciptakan optimisme pasar, tetapi juga memicu ketidakpastian.
  • Pasar memperkirakan volatilitas jangka pendek dan potensi dampak kebijakan yang muncul secara bertahap.

S&P 500 ditutup menguat 0,9% pada Selasa, sementara Nasdaq Composite naik 0,6%, dan Dow Jones Industrial Average melonjak 1,2% atau 538 poin. Optimisme pasar didorong oleh kebijakan awal Presiden Donald Trump yang berfokus pada percepatan pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, pidato pelantikannya menekankan perdagangan dan imigrasi tanpa perubahan besar dalam kebijakan fiskal, sehingga investor tetap waspada terhadap potensi tarif baru pada Kanada dan Meksiko.

Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif, termasuk investigasi praktik perdagangan dan defisit AS, serta rencana tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari. Kebijakan lainnya meliputi penarikan AS dari Perjanjian Iklim Paris, pengakhiran pemberian kewarganegaraan otomatis, dan pembentukan Departemen Efisiensi Pemerintah yang dipimpin CEO Tesla, Elon Musk. Analis pasar memperkirakan volatilitas pasar akan tetap tinggi dalam jangka pendek.

Dilansir dari investing.com Wall Street bereaksi beragam terhadap pendekatan Trump. Goldman Sachs mencatat kebijakan tarifnya lebih lunak dari ekspektasi, sementara UBS memperingatkan dampak makroekonomi dan volatilitas yang terus berlangsung. Beberapa perusahaan memprediksi bahwa setiap kebijakan tarif baru kemungkinan akan muncul setelah proses negosiasi yang signifikan, mencerminkan pendekatan yang lebih terukur dari pemerintah baru.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Optimisme Kebijakan Pemerintah: Harapan terhadap kebijakan deregulasi dan insentif fiskal oleh pemerintahan Trump, seperti pemotongan pajak dan investasi infrastruktur, mendorong prospek pertumbuhan ekonomi.
  • Ekspektasi Pertumbuhan Ekonomi: Fokus pada kebijakan pro-perdagangan domestik dapat meningkatkan sektor tertentu, seperti industri manufaktur dan energi.
  • Ketidakpastian Kebijakan Tarif: Ancaman tarif baru terhadap Kanada dan Meksiko menciptakan kekhawatiran terhadap perang dagang yang dapat merugikan perdagangan internasional.
  • Volatilitas Tinggi: Analis memperkirakan fluktuasi pasar yang berlanjut karena kebijakan perdagangan dan ketegangan geopolitik, sehingga membatasi kepercayaan investor jangka pendek.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS beragam.

 

Harga Emas Melonjak di Tengah Ketegangan Tarif dan Geopolitik.

  • Sentimen risiko dari ketegangan tarif dan geopolitik meningkatkan permintaan emas sebagai aset aman.
  • Pelemahan dolar AS, penurunan imbal hasil Treasury, dan ketidakstabilan Timur Tengah menjadi pendorong utama kenaikan harga emas.

Harga emas naik lebih dari 1% pada Selasa, mencapai level tertinggi dua bulan di $2.745 per ons, seiring investor mencari aset aman setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengisyaratkan tarif terhadap Kanada dan Meksiko. Indeks Dolar AS (DXY), yang awalnya menguat, berbalik melemah, mendorong harga emas lebih tinggi. Pada saat penulisan, XAU/USD diperdagangkan di $2.742.

Pernyataan Trump, yang ditandai dengan serangkaian perintah eksekutif, memicu volatilitas pasar. Sementara dolar AS sempat menyentuh level tertinggi harian di 108,79, logam mulia tetap naik, menembus resistance kunci di $2.730. Penurunan imbal hasil Treasury AS, termasuk obligasi 10 tahun yang turun lima setengah basis poin menjadi 4,572%, semakin memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap risiko.

Dilansir dari fxstreet, ketegangan geopolitik di Timur Tengah turut mendorong permintaan emas. Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas terancam batal setelah eskalasi konflik di kota Jenin, Tepi Barat, yang disambut seruan Hamas untuk meningkatkan perlawanan. Situasi ini menambah ketidakpastian global, memperkuat posisi emas sebagai aset aman.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Ketidakpastian Kebijakan Tarif AS: Pernyataan Presiden Trump tentang kemungkinan tarif terhadap Kanada dan Meksiko meningkatkan permintaan emas sebagai aset aman.
  • Pelemahan Dolar AS: Indeks Dolar AS (DXY) yang berbalik melemah mendukung kenaikan harga emas karena emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
  • Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS: Penurunan yield Treasury AS, khususnya obligasi 10 tahun, membuat emas lebih menarik karena biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil menjadi lebih rendah.
  • Ketegangan Geopolitik: Konflik yang meningkat di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Hamas, memperkuat permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap risiko global.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas beragam.

 Harga Minyak Turun Akibat Kekhawatiran Pasokan Berlebih dan Produksi AS.

  • Produksi minyak AS yang tinggi dan lemahnya permintaan global menekan harga minyak.
  • Penundaan tarif impor Kanada dan Meksiko sedikit membantu, tetapi pasar tetap khawatir dengan kelebihan pasokan.

Harga minyak jatuh pada Selasa setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan keadaan darurat energi nasional, memicu kekhawatiran akan meningkatnya produksi minyak AS di tengah pasar yang diperkirakan kelebihan pasokan. Minyak mentah Brent turun 1,1% menjadi $79,29 per barel, sementara minyak mentah WTI untuk pengiriman Februari anjlok 2,6% menjadi $75,89 per barel. Kontrak WTI Maret, yang lebih aktif diperdagangkan, ditutup melemah 2% pada $75,83 per barel.

Analis mencatat produksi minyak AS yang berada pada level rekor dan lemahnya permintaan global terus menekan harga. Transisi energi serta perlambatan ekonomi di AS dan China menambah kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengulangi proyeksinya bahwa harga minyak akan terus tertekan tahun ini, terutama karena pertumbuhan produksi yang melampaui permintaan global.

Penundaan tarif impor minyak dari Kanada dan Meksiko sedikit meredakan ketegangan, tetapi kekhawatiran pasokan tetap tinggi. Trump juga mempertimbangkan untuk menghentikan pembelian minyak dari Venezuela, tetapi langkah itu dinilai tidak signifikan untuk mengubah dinamika pasar. Di sisi lain, potensi berakhirnya gangguan pengiriman di Laut Merah turut menekan harga lebih jauh.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Produksi AS yang Tinggi: Produksi minyak AS berada pada level rekor, menciptakan tekanan pasokan berlebih di pasar global.
  • Lemahnya Permintaan Global: Aktivitas ekonomi yang lesu di AS dan China serta upaya transisi energi menekan permintaan minyak.
  • Proyeksi Penurunan Harga oleh EIA: Badan Informasi Energi AS memperkirakan tekanan harga minyak akan terus berlanjut tahun ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan permintaan.
  • Potensi Stabilitas di Laut Merah: Pengurangan gangguan pengiriman di Laut Merah dapat meningkatkan pasokan, menambah tekanan pada harga.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Tidak ada rilis laporan data ekonomi hari ini yang mempengaruhi pergerakan harga.

Share on: