Gertakan Trump ke The Fed Bikin Dolar Terpeleset, Wall Street Kacau.

  • Dolar AS melemah ke level terendah 3 tahun akibat ancaman politik terhadap The Fed, memicu kekhawatiran atas independensi bank sentral.

  • Pasar saham AS anjlok dan volatilitas melonjak setelah Trump kembali mengkritik Jerome Powell serta menekan pemangkasan suku bunga secara agresif.

Dolar AS melemah tajam pada Senin setelah muncul kekhawatiran bahwa Gedung Putih tengah mempertimbangkan untuk memecat Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Indeks dolar anjlok 1,2% ke 98,21—terendah dalam tiga tahun—sementara greenback juga tergelincir terhadap franc Swiss, yen Jepang, euro, dan mata uang komoditas seperti dolar Australia.

Pasar saham AS turut terseret ke zona merah akibat ketidakpastian arah suku bunga dan dampak tarif Trump. Indeks S&P 500 merosot 2,4%, Nasdaq turun 2,6%, dan Dow Jones kehilangan 971 poin atau 2,5%. Sentimen investor memburuk setelah Trump kembali menekan Powell untuk memangkas suku bunga meski inflasi dinilai masih terkendali, sementara VIX—indeks ketakutan pasar—melonjak hampir 14% ke level 34.

Di tengah kekacauan ini, investor juga menanti laporan keuangan dari raksasa teknologi seperti Tesla, Google, dan Amazon. Namun, tekanan dari tarif dan ancaman terhadap independensi bank sentral telah membayangi pasar, memicu aksi jual dan meningkatkan kekhawatiran akan potensi perlambatan ekonomi dalam beberapa bulan ke depan.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Kekhawatiran akan intervensi politik terhadap The Fed
    Ancaman Trump untuk memecat Jerome Powell memunculkan keraguan terhadap independensi bank sentral, yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan pasar pada kebijakan moneter AS.

  • Ekspektasi penurunan suku bunga meningkat
    Tekanan dari Gedung Putih agar The Fed segera memangkas suku bunga memperbesar kemungkinan kebijakan moneter longgar, yang umumnya membuat dolar melemah.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Kekhawatiran kebijakan proteksionis dan tarif
    Pernyataan Trump terkait tarif dan potensi inflasi akibat kebijakan tersebut memicu ketakutan pasar akan perlambatan ekonomi.

  • Ketidakpastian arah suku bunga & tekanan politik terhadap The Fed
    Ketegangan antara Gedung Putih dan The Fed menambah ketidakpastian, membuat investor cenderung menjauh dari aset berisiko seperti saham. Ini tercermin dari penurunan tajam S&P 500 (-2.4%), Nasdaq (-2.6%), dan Dow Jones (-2.5%).

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Emas Cetak Rekor Baru! Ketegangan Trump vs Powell Bikin Investor Borong Bullion.

  • Harga emas tembus rekor baru $3.430 didorong ketegangan Trump vs Powell dan tekanan terhadap The Fed.

  • Ekspektasi pemangkasan suku bunga mendorong investor memborong emas meski yield AS naik.

Harga emas menguat tajam di awal pekan, menembus rekor tertinggi baru di $3.430 per troy ons, dipicu kekhawatiran terhadap komentar politik yang mengancam independensi Federal Reserve. Logam mulia naik lebih dari 2,5% seiring meningkatnya permintaan aset safe haven, dengan XAU/USD diperdagangkan di $3.419 saat laporan ini ditulis.

Ketegangan politik memanas setelah Presiden AS Donald Trump kembali menyerang Ketua The Fed Jerome Powell, menyebutnya “pecundang besar” dan menuduhnya terlambat menurunkan suku bunga. Komentar itu menekan dolar AS ke posisi terlemah dalam tiga tahun, sementara Powell sendiri mengisyaratkan risiko stagflasi dan pendekatan wait-and-see dari bank sentral.

Meski imbal hasil obligasi AS naik, harga emas tetap terdongkrak karena ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed semakin tinggi. Pasar kini memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 94,5 bps hingga akhir 2025, dengan kemungkinan awal pada Juli. Minggu ini, investor akan mencermati pernyataan pejabat The Fed serta rilis data ekonomi utama seperti PMIs, pesanan barang tahan lama, dan survei sentimen konsumen.

 

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Ketegangan politik antara Trump dan Ketua The Fed, Jerome Powell mendorong kekhawatiran akan independensi bank sentral, sehingga investor beralih ke aset safe haven seperti emas.

  • Pelemahan dolar AS ke level terendah dalam tiga tahun membuat emas relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

  • Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed (diperkirakan 94,5 bps hingga akhir 2025) meningkatkan daya tarik emas sebagai aset tanpa bunga.

  • Komentar Powell tentang kemungkinan stagflasi menambah ketidakpastian ekonomi, mendukung permintaan emas.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Ambles, Pasar Cemas Isyarat Damai AS-Iran dan Ancaman Resesi AS.

  • Prospek damai AS-Iran menekan harga minyak karena berpotensi menambah pasokan dari Iran ke pasar global.

  • Kekhawatiran resesi AS dan tekanan Trump terhadap The Fed memperburuk sentimen permintaan energi.

Harga minyak turun lebih dari 2% pada Senin, tertekan oleh kabar kemajuan dalam negosiasi nuklir antara AS dan Iran yang memicu spekulasi bahwa pasokan minyak Iran bisa kembali ke pasar. Brent turun 2,5% menjadi $66,26 per barel, sementara WTI anjlok ke $63,08. Sentimen juga melemah akibat kekhawatiran bahwa tarif dagang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi.

Perundingan antara AS dan Iran disebut “sangat positif”, dengan kedua belah pihak menyusun kerangka kesepakatan potensial. Namun, ketidakpastian pasar meningkat setelah Presiden AS Donald Trump kembali menekan The Fed agar segera memangkas suku bunga, menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi. Indeks saham Wall Street turut merosot, memperkuat tekanan di pasar energi.

Di sisi suplai, OPEC+ tetap dijadwalkan menaikkan produksi sebesar 411.000 barel per hari mulai Mei, meski beberapa negara mungkin harus mengurangi produksi karena melebihi kuota. Di tengah likuiditas pasar yang tipis akibat libur Paskah dan ancaman resesi yang membayangi, investor kini menanti data ekonomi AS pekan ini, seperti PMI dan pesanan barang tahan lama, untuk mengukur arah permintaan energi ke depan.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Kemajuan Negosiasi AS-Iran:

    Tanda-tanda positif dari perundingan nuklir AS-Iran memunculkan harapan bahwa minyak Iran bisa kembali ke pasar, yang berarti penambahan pasokan global. Ini menekan harga minyak.

  • Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi AS:

    Retorika Trump yang mendesak The Fed memangkas suku bunga menandakan kekhawatiran perlambatan ekonomi, yang bisa mengurangi permintaan energi. Kekhawatiran resesi juga muncul dari jajak pendapat investor dan pelemahan indeks saham AS.

  • Risk-off Sentiment & Tekanan dari Wall Street:

    Wall Street turun lebih dari 1%, mencerminkan sentimen “risk-off” yang menurunkan minat terhadap aset berisiko seperti minyak.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Tidak ada laporan data ekonomi hari ini sebagai pendorong harga dari aspek fundamental dan perubahan sentimen pasar.

Share on: