S&P 500 Tertekan! Walmart Kecewakan Pasar, The Fed Tunda Pemangkasan Suku Bunga.

  • Pasar saham AS melemah akibat prospek penjualan Walmart yang mengecewakan, menekan saham sektor ritel.
  • The Fed tetap hati-hati dalam memangkas suku bunga, sementara Dolar AS melemah setelah kabar potensi kesepakatan perdagangan AS-China.

Indeks S&P 500 ditutup lebih rendah pada hari Kamis, turun 0,4%, setelah prospek penjualan yang mengecewakan dari Walmart memicu kekhawatiran terhadap daya beli konsumen dan ketahanan ekonomi AS. Dow Jones Industrial Average merosot 450 poin atau 1%, sementara Nasdaq Composite turun 0,5%. Saham Walmart (NYSE: WMT) anjlok lebih dari 6% setelah memproyeksikan pertumbuhan penjualan tahun fiskal 2026 hanya 3%-4%, di bawah estimasi analis sebesar 4%, menunjukkan potensi perlambatan belanja konsumen di tengah inflasi yang masih tinggi.

Dari sisi kebijakan moneter, Presiden Federal Reserve St. Louis, Alberto Musalem, menegaskan kembali bahwa penurunan suku bunga akan ditunda hingga inflasi benar-benar mencapai target 2%. Namun, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, lebih dovish dengan memprediksi dua kali pemotongan suku bunga tahun ini. Indeks Dolar AS (DXY) melemah ke level 106,30 setelah pasar merespons potensi kemajuan kesepakatan perdagangan AS-China yang diumumkan oleh Donald Trump. Meskipun ada optimisme, klaim pengangguran yang lemah dan pernyataan bervariasi dari The Fed membuat pelaku pasar tetap waspada.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Ekspektasi Suku Bunga The Fed: Presiden Fed St. Louis, Alberto Musalem, menegaskan bahwa pemotongan suku bunga harus ditunda hingga inflasi benar-benar terkendali. Namun, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengisyaratkan kemungkinan dua kali pemangkasan tahun ini, menciptakan ketidakpastian yang menekan Dolar AS.

  • Data Klaim Pengangguran yang Lemah: Klaim pengangguran AS yang lebih lemah dari ekspektasi mengindikasikan potensi perlambatan di pasar tenaga kerja. Data ini dapat memperkuat spekulasi bahwa The Fed pada akhirnya akan memangkas suku bunga, sehingga membebani Dolar AS.

  • Optimisme Kesepakatan Perdagangan AS-China: Pernyataan Donald Trump tentang potensi kemajuan dalam negosiasi perdagangan dengan China mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti Dolar AS. Investor lebih cenderung beralih ke aset berisiko, melemahkan posisi Dolar.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Tekanan dari sektor ritel: Prospek penjualan Walmart yang lebih rendah dari ekspektasi memicu kekhawatiran terhadap daya beli konsumen dan perlambatan ekonomi. Saham pengecer lain seperti Target dan Costco juga ikut melemah, menekan sektor ritel di pasar saham.

  • Ketidakpastian kebijakan The Fed: Pernyataan pejabat Federal Reserve menegaskan suku bunga tetap tinggi lebih lama hingga inflasi benar-benar mencapai target 2%. Investor masih belum yakin kapan The Fed akan memangkas suku bunga, meningkatkan ketidakpastian di pasar.

  • Optimisme kesepakatan perdagangan AS-China: Pernyataan Donald Trump mengenai potensi kemajuan dalam negosiasi perdagangan dengan China memberikan sedikit dorongan bagi sentimen pasar. Namun, dampaknya masih terbatas karena kekhawatiran ekonomi domestik lebih mendominasi.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Harga Emas Meroket! Trump Picu Gejolak Geopolitik dan Spekulasi Tarif Emas.

  • Harga emas melonjak mendekati rekor tertinggi karena ketegangan geopolitik dan spekulasi tarif emas oleh Trump.
  • The Fed tetap berhati-hati dalam memangkas suku bunga, sementara hubungan AS-Ukraina semakin memburuk.

Harga emas (XAU/USD) mendekati rekor tertinggi setelah sebelumnya mencapai puncak baru dalam perdagangan awal Eropa pada Kamis. Kenaikan ini didorong oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengindikasikan kemungkinan terwujudnya kesepakatan perdagangan dengan China. Di sisi lain, ketegangan geopolitik meningkat setelah Trump menyatakan bahwa Ukraina memulai perang dengan Rusia dan mengisyaratkan bahwa sudah waktunya bagi Ukraina untuk membayar kembali bantuan dari AS.

Risalah rapat kebijakan Federal Reserve bulan Januari yang dirilis Rabu tidak memberikan dampak besar ke pasar. Sebagian besar anggota FOMC masih memilih untuk mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu lebih lama, meskipun peluang pemangkasan pada bulan Juni tetap terbuka. Sementara itu, Bloomberg melaporkan bahwa ribuan emas batangan dipindahkan dari brankas Bank of England ke pasar berjangka AS akibat peluang arbitrase. Perpindahan ini dipicu oleh spekulasi bahwa Trump dapat mengenakan tarif pada emas, mendorong pedagang untuk membeli emas spot di London dan menjual kontrak berjangka di AS.

Di sektor pertambangan, dilansir dari investing Gold Fields Ltd. melaporkan lonjakan laba tahunan sebesar 77% tahun lalu, didukung oleh kenaikan harga emas dan perbaikan operasional di tambang Chili serta Afrika Selatan. Sementara itu, hubungan AS dan Ukraina memburuk setelah Trump mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk segera mencapai kesepakatan dengan Rusia. Trump memperingatkan bahwa jika tidak, Ukraina mungkin akan kehilangan negaranya, meningkatkan spekulasi bahwa AS dapat menghentikan dukungan terhadap Ukraina di tengah perang dengan Rusia.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Ketegangan Geopolitik Meningkat: Pernyataan Trump bahwa Ukraina memulai perang dengan Rusia dan harus mulai membayar kembali bantuan AS meningkatkan ketidakpastian global. Spekulasi bahwa AS dapat mengurangi dukungan terhadap Ukraina menambah kekhawatiran, mendorong permintaan aset safe haven seperti emas.

  • Spekulasi Tarif Emas oleh Trump: Bloomberg melaporkan perpindahan besar-besaran emas dari Bank of England ke pasar berjangka AS akibat peluang arbitrase. Hal ini dipicu oleh spekulasi bahwa Trump dapat mengenakan tarif pada emas, mendorong permintaan emas fisik.

  • Sikap The Fed terhadap Suku Bunga: Risalah pertemuan The Fed tidak memberikan sinyal kuat untuk pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, tetapi peluang pemangkasan pada Juni tetap terbuka. Ketidakpastian ini dapat mempertahankan daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap kebijakan moneter yang ketat.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Minyak Naik 3 Hari Beruntun! Gangguan Pasokan Rusia Vs Ancaman Tarif Trump.

  • Harga minyak naik didukung penurunan stok bahan bakar AS dan gangguan pasokan dari Rusia.
  • Ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif Trump dapat menekan permintaan minyak global.

Harga minyak mencatat kenaikan tiga hari berturut-turut pada Kamis, didukung oleh penurunan persediaan bahan bakar AS dan kekhawatiran terhadap gangguan pasokan dari Rusia. Minyak mentah Brent naik 44 sen atau 0,58% menjadi $76,48 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret naik 32 sen atau 0,44% menjadi $72,57 per barel. Data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan peningkatan kecil dalam persediaan minyak mentah, tetapi penarikan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan bensin dan sulingan membantu menjaga harga tetap stabil.

Di sisi geopolitik, ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali mempengaruhi pasar energi. Dilansir dari investing Rusia melaporkan serangan pesawat tak berawak Ukraina yang menyebabkan penurunan aliran minyak dari Konsorsium Pipa Kaspia hingga 40%. Selain itu, serangan Rusia terhadap infrastruktur gas Ukraina meningkatkan kekhawatiran atas gangguan pasokan energi di kawasan tersebut. Sementara itu, potensi dimulainya kembali ekspor minyak dari Kurdistan Irak dapat menambah 300.000 barel per hari ke pasar, yang berpotensi menekan harga dalam jangka menengah.

Di tengah ketidakpastian pasokan, faktor ekonomi global juga mempengaruhi harga minyak. Tarif impor yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump dapat memperlambat ekonomi global dan menekan permintaan bahan bakar. Analis memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan proteksionis, termasuk tarif 25% pada impor mobil ke AS, dapat mengguncang pasar energi dan memperburuk prospek permintaan minyak di Eropa dan China.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Penurunan Stok Bahan Bakar AS: Data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan penarikan lebih besar dari perkiraan pada persediaan bensin dan sulingan. Penurunan stok ini mengindikasikan permintaan bahan bakar yang kuat, mendukung kenaikan harga minyak.

  • Gangguan Pasokan dari Rusia: Serangan pesawat tak berawak Ukraina mengurangi aliran minyak dari Konsorsium Pipa Kaspia hingga 40%. Rusia juga menyerang infrastruktur gas Ukraina, meningkatkan risiko gangguan pasokan energi global.

  • Potensi Dimulainya Kembali Ekspor Minyak Irak: Jika ekspor minyak dari wilayah Kurdistan Irak kembali normal, tambahan 300.000 barel per hari bisa masuk ke pasar. Hal ini dapat mengimbangi kenaikan harga akibat gangguan pasokan dari Rusia.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu: 

  1. S&P Global Manufacturing PMI adalah indikator yang mengukur aktivitas bisnis di sektor manufaktur berdasarkan survei terhadap manajer pembelian.
  2. S&P Global Services PMI, sama seperti Manufacturing PMI, tetapi mengukur aktivitas bisnis di sektor jasa.
  3. Existing Home Sales (Penjualan Rumah Lama). Mengukur jumlah rumah bekas yang terjual dalam satu bulan, yang mencerminkan kondisi pasar perumahan dan kepercayaan konsumen.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

1. Data S&P Global Manufacturing PMI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
2. Data S&P Global Services PMI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
3. Data Existing Home Sales rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

  1. Data S&P Global Manufacturing PMI rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
  2. Data S&P Global Services PMI rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
  3. Data Existing Home Sales (Jan) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Share on: