Dolar AS Terpuruk, Investor Fokus pada Simposium Jackson Hole di Tengah Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga Fed.
- Dolar AS mencatat level terendah dalam tujuh bulan terakhir.
- Pasar berspekulasi bahwa Federal Reserve akan mengambil langkah dovish.
Dolar AS mencapai titik terendah dalam tujuh bulan terakhir, seiring dengan penurunan imbal hasil Treasury dan spekulasi kuat bahwa Federal Reserve (Fed) akan mengambil langkah dovish dalam kebijakan moneter. Perhatian pasar kini tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell di Simposium Jackson Hole yang akan dimulai pada hari Kamis. Para investor berharap Powell akan memberikan petunjuk mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga Fed dalam waktu dekat.
Meskipun demikian, ekonomi AS tetap menunjukkan ketangguhan, dengan data terbaru mengindikasikan pertumbuhan yang terus berlangsung di atas tren jangka panjangnya. Gubernur Federal Reserve, Michelle Bowman, menegaskan bahwa penurunan suku bunga tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat, mengingat inflasi yang masih tinggi dan data pengangguran yang mungkin memberikan gambaran berlebihan tentang penurunan aktivitas ketenagakerjaan.
Simposium Jackson Hole, yang akan mempertemukan para pemimpin bank sentral dan menteri keuangan dari seluruh dunia, diprediksi akan menjadi momen penting dalam menentukan arah kebijakan moneter global, terutama di tengah spekulasi bahwa Fed mungkin memangkas suku bunga hingga 50 basis poin. Namun, analis memperingatkan bahwa pemulihan sentimen risiko baru-baru ini dapat menghalangi langkah agresif dari bank sentral AS.
Arah fundamental cenderung melemahkan USD.
Emas Cetak Rekor Tertinggi di Tengah Lonjakan Permintaan Tiongkok dan Ketegangan Timur Tengah.
- Emas mencapai rekor tertinggi di $2.531, mencerminkan sentimen positif yang kuat di pasar terhadap logam mulia ini.
- Lonjakan permintaan emas dari Tiongkok.
Emas (XAU/USD) mencapai rekor tertinggi baru di $2.531 pada hari Selasa, didorong oleh meningkatnya permintaan dari Tiongkok dan pelemahan Dolar AS. Dilansir dari fxstreet.com, Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) telah mengeluarkan kuota impor emas baru, yang memicu spekulasi akan adanya lonjakan permintaan di negara tersebut. Selain itu, imbal hasil Obligasi Pemerintah Tiongkok yang mencapai rekor terendah mendorong para investor Tiongkok mencari perlindungan di emas sebagai aset safe haven.
Ketegangan geopolitik yang terus meningkat di Timur Tengah juga menjadi faktor penting dalam penguatan emas. Upaya perdamaian yang dipelopori oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menemui jalan buntu, dengan Hamas menolak kesepakatan sementara yang diusulkan, serta ancaman serangan dari Iran terhadap Israel, menambah kekhawatiran global.
Meskipun emas telah mencapai level tertinggi, analis memperkirakan kenaikan harga lebih lanjut bisa terjadi jika ketegangan geopolitik terus meningkat. Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS dan inflasi yang tetap tinggi di AS juga diantisipasi akan mendukung harga emas ke depan. Namun, tingginya harga emas saat ini diperkirakan akan menekan permintaan fisik di kuartal mendatang.
Arah fundamental cenderung menguatkan harga emas saat ini.
Harga Minyak Anjlok 1% ke Level Terendah Dua Minggu, Dipicu Meredanya Ketegangan Timur Tengah dan Lemahnya Ekonomi China.
- Penurunan harga ke level terendah dua minggu.
- Kelemahan ekonomi China.
Harga minyak merosot sekitar 1% pada hari Selasa, mencapai level terendah dalam dua minggu, karena meredanya kekhawatiran pasokan dari Timur Tengah setelah Israel menyetujui proposal untuk mengatasi perselisihan yang menghambat kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Selain itu, data ekonomi yang lemah dari China, termasuk penurunan harga rumah dan perlambatan produksi industri, turut membebani permintaan bahan bakar global.
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 0,6% menjadi $77,20 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September turun 0,4% menjadi $74,04. Minyak WTI berjangka untuk pengiriman Oktober, yang akan segera menjadi acuan harga bulan depan, turun menjadi $73,17 per barel.
Kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Mesir untuk memajukan gencatan senjata di Gaza juga menjadi fokus pasar, meskipun perbedaan besar masih harus diselesaikan. Di sisi lain, kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar di AS menekan harga minyak pemanas dan bensin berjangka, yang mencapai level terendah sejak Mei 2023 dan Februari 2024.
Sebagai respons terhadap situasi ini, dilansir dari investing.com, perusahaan penyulingan besar di AS seperti PBF Energy dan Phillips 66 mengumumkan pemotongan tarif kapasitas. Analis juga memprediksi penarikan minyak mentah dari penyimpanan AS sekitar 2,7 juta barel, yang akan menjadi penurunan ketujuh dalam delapan minggu terakhir.
Arah fundamental cenderung melemahkan harga minyak.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat rilis data fundamental hari ini dari OIL hari ini, yaitu:
Crude Oil Inventories merujuk pada jumlah cadangan minyak mentah yang disimpan dalam tangki penyimpanan oleh negara atau perusahaan minyak pada waktu tertentu. Kenaikan dalam cadangan minyak mentah dapat menunjukkan bahwa pasokan melebihi permintaan, yang bisa menekan harga minyak. Sebaliknya, penurunan cadangan bisa menunjukkan bahwa permintaan lebih tinggi dibandingkan pasokan, yang dapat mendorong harga minyak naik.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk komoditas OIL.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Crude Oil Inventories rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk OIL. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk OIL.
Perkiraan :
Data Crude Oil Inventories rilis lebih rendah dari sebelumnya.