DOLLAR AS DAN INDEKS SAHAM AS MEROSOT KARENA PASAR MENCERNA PIDATO KETUA THE FED.
- Para pedagang tampaknya membuang USD karena mereka menganggap kata-kata Powell bersifat dovish. Namun, data yang masuk akan membuat ekspektasi pengetatan naik dan turun di sesi-sesi berikutnya.
- Perbedaan sikap kebijakan BoJ-Fed ternyata menjadi faktor utama yang menjadi pendorong.
Saham-saham berjangka merosot pada Kamis malam, menyusul kinerja negatif di antara indeks-indeks utama seiring pidato Powell yang mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi yang terus-menerus.
Selama sesi Amerika, Ketua Federal Reserve Jerome Powell terdengar berhati-hati mengenai langkah Federal Reserve selanjutnya, dan sebagai reaksinya, USD menghadapi tekanan jual. Di Economic Club dari New York, Powell mencatat pada hari Kamis bahwa imbal hasil obligasi yang lebih tinggi dapat membuat kondisi keuangan menjadi lebih ketat dan berdampak pada keputusan selanjutnya.
Menurut alat CME FedWatch, kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan bulan Desember mendekati 30%.
Sentimen risk-off melemahkan JPY di tengah ketakutan akan intervensi BOJ.
Yen Jepang (JPY) melanjutkan kinerjanya yang relatif buruk setelah sikap dovish Bank of Japan (BoJ) dan ternyata menjadi faktor utama yang bertindak sebagai pendorong untuk pasangan USD/JPY. Faktanya, BoJ tetap berpandangan bahwa inflasi bersifat sementara dan tidak memiliki rencana untuk menghentikan stimulus moneter besar-besaran secara bertahap.
HARGA EMAS LANJUT NAIK KE $1980 PASCA PIDATO BANK SENTRAL AS DAN USD MEROSOT.
- Harga emas melanjutkan kenaikannya untuk hari keempat berturut-turut.
- Powell menyatakan bahwa kebijakan bersifat restriktif dan menekankan perlunya penetapan kebijakan yang hati-hati.
Harga emas (XAU/USD) memperoleh momentum ke $1.978, level tertinggi sejak akhir Juli pada awal jam perdagangan Asia pada hari Jumat. Reli logam mulia didukung oleh penurunan dolar AS (USD) menyusul komentar dovish Fed Powell dan aliran safe-haven.
Data ketenagakerjaan AS pada hari Kamis mengindikasikan perekonomian di AS tetap solid. Klaim Pengangguran Awal mingguan turun menjadi 198.000 untuk pekan yang berakhir 14 Oktober, level terendah sejak Januari.
Ketua Fed Jerome Powell mengisyaratkan untuk menghentikan kenaikan suku bunga dan mengamati perkembangan data ekonomi dalam beberapa bulan mendatang. Powell lebih lanjut menyatakan bahwa pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut mungkin tepat jika terdapat lebih banyak bukti mengenai pertumbuhan yang berada di atas tren dan pasar tenaga kerja yang ketat. Komentarnya menyeret USD lebih rendah secara luas dan mendorong emas dalam denominasi USD.
Ketua Fed Jerome Powell berkomentar bahwa kebijakan tersebut bersifat restriktif dan bahwa The Fed akan melanjutkan “dengan hati-hati” dalam menetapkan kebijakannya. Dia menekankan bahwa pertumbuhan yang berada di atas tren dan pasar tenaga kerja yang ketat “dapat membenarkan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.”
HARGA MINYAK NAIK LAGI KARENA KEBIJAKAN PEMERINTAH AS DAN KEKHAWATIRAN TIMUR TENGAH.
- Harga minyak naik tajam di perdagangan Asia pada hari Jumat, memperpanjang kenaikannya
- Pemerintahan Biden berusaha untuk mulai mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis (SPR) yang telah banyak ditarik
Harga minyak naik tajam di sesi perdagangan Asia pada hari Jumat ini, memperpanjang kenaikan yang kuat setelah pemerintah AS menguraikan rencana untuk mulai mengisi kembali cadangan minyak strategis negara tersebut, sementara kekhawatiran atas gangguan pasokan di Timur Tengah juga memberikan dukungan harga minyak.
Departemen Energi (DOE) mengumumkan penawaran sebesar 6 juta barel yang akan dikirimkan antara bulan Desember tahun ini dan Januari 2024, ketika pemerintahan Biden berusaha untuk mulai mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis (SPR) yang telah banyak ditarik.
Minyak mentah berjangka Brent naik 77 sen, atau 0,8%, menjadi $93,15 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS berada pada $90,36 per barel, naik 99 sen, atau 1,1%. Kontrak bulan depan bulan November berakhir pada hari Jumat.
Kontrak WTI bulan Desember yang lebih aktif berada pada $89,13 per barel, naik 76 sen.
Kedua kontrak tersebut berada di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan kedua karena ledakan di sebuah rumah sakit Gaza minggu ini dan antisipasi invasi darat oleh pasukan Israel yang meningkatkan kekhawatiran akan penyebaran konflik di Timur Tengah.
Dilansir dari investing.com “Faktanya cukup menakutkan, sepertinya segala sesuatunya bisa lepas kendali,” kata analis IG Tony Sycamore. “Kekhawatiran yang lebih besar adalah meningkatnya ketegangan yang mungkin kita lihat sehubungan dengan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) yang memasuki Gaza akhir pekan ini berarti risiko minyak mentah mengarah pada harga yang lebih tinggi”.
Sourch : investing.com
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Datang dari GBP akan merilis data retail sales, data yang mengukur penjualan produk atau barang dari pengecer (retailer) kepada konsumen akhir. Selain itu, pemerintah dan lembaga ekonomi sering menggunakan data ini sebagai indikator kesehatan ekonomi suatu negara, karena penjualan ritel dapat mencerminkan tingkat daya belanja konsumen dan aktivitas ekonomi secara umum.
ECONOMIC CALENDAR
GBP
Pukul 13.00 WIB
Retail Sales m/m
Forecast
-0.3%
Previous
0.4%
Data retail sales untuk mengukur tingkat penjualan produk atau barang dari pengecer (retailer) kepada konsumen akhir. Penjualan ritel dapat mencerminkan tingkat daya belanja konsumen dan aktivitas ekonomi secara umum.
Review Kami :
Penilaian kami data Retail Sales m/m di rilis lebih tinggi dari forcast sehingga GBP menguat