Bayangan Perang, Pasar Global Kembali Tertekan.

Trump diperkirakan akan ambil keputusan serangan militer ke Iran dalam 48 jam; risiko geopolitik melonjak.
The Fed pertahankan suku bunga, tetapi naikkan proyeksi inflasi 2025 ke 3%, menandakan kekhawatiran stagflasi.
Pasar saham AS tetap ditutup karena libur Juneteenth, namun tekanan tetap terasa setelah laporan dari investing bahwa Presiden Trump tengah mempertimbangkan serangan langsung ke fasilitas nuklir Iran dalam waktu 48 jam ke depan. Meski ada upaya diplomasi antara utusan khusus AS dan Iran, retorika keras dari kedua pihak menunjukkan potensi eskalasi besar di kawasan, terlebih setelah AS mulai memobilisasi kekuatan militer dan Iran memperingatkan konsekuensi serius atas serangan tersebut.
Dari sisi kebijakan, The Fed tetap mempertahankan suku bunga di 4,25%–4,50%, namun proyeksi inflasi tahun 2025 direvisi naik ke 3% di tengah kekhawatiran stagflasi akibat kebijakan tarif Trump. Meskipun Powell memberi sinyal kemungkinan dua kali pemangkasan tahun ini, perbedaan pandangan internal di FOMC mencerminkan ketidakpastian tinggi seputar jalur kebijakan suku bunga ke depan, dan efek lanjutan dari tarif pada inflasi.
Dengan meningkatnya risiko geopolitik, ekspektasi stagflasi, dan ketidakpastian arah ekonomi AS, investor global cenderung menghindari aset berisiko. Ini memberi sinyal kuat bahwa permintaan terhadap aset safe haven seperti emas dan obligasi akan tetap tinggi dalam waktu dekat, sementara tekanan terhadap pasar saham dan dolar AS bisa meningkat.
Kesimpulan Sentimen:
Sentimen pasar mengarah Bearish, terutama bagi indeks saham seperti DJIA, di tengah ketakutan perang dan inflasi yang membandel.
Emas Bersinar Tipis di Bawah Bayang-Bayang Rudal & The Fed.

Presiden Trump dilaporkan telah menyetujui rencana serangan ke fasilitas nuklir Iran — risiko geopolitik meningkat.
The Fed memberi sinyal hanya satu pemangkasan suku bunga di 2026, menahan laju kenaikan emas.
Harga emas naik tipis ke $3.373 pada Kamis, terdorong oleh ketegangan geopolitik menyusul laporan dari fxstreet bahwa Presiden AS Donald Trump telah menyetujui rencana serangan ke fasilitas nuklir Iran. Ketidakpastian politik global memperkuat daya tarik safe haven, meski kenaikan harga emas dibatasi oleh sikap The Fed yang cenderung hawkish.
Federal Reserve mempertahankan suku bunga dan memperkirakan dua pemangkasan pada 2025, namun hanya satu pemangkasan di 2026, mencerminkan pandangan yang lebih hati-hati terhadap inflasi yang masih tinggi. Ketua Jerome Powell menyebut kebijakan saat ini sudah cukup ketat dan dampak tarif baru belum sepenuhnya terasa di ekonomi.
Pasar ekuitas AS melemah, sementara Dolar AS tetap menguat di tengah perdagangan tipis akibat libur Juneteenth. Di tengah ancaman konflik dan ketidakpastian kebijakan moneter, investor tetap berhati-hati menunggu data lanjutan seperti indeks manufaktur Philadelphia.
Kesimpulan Sentimen:
Sentimen cenderung Bullish bagi XAUUSD karena ketegangan geopolitik meningkat, meskipun tertahan oleh bias hawkish The Fed.
Minyak Meledak: Ketegangan Teluk Mendorong Harga Tertinggi Sejak Januari.

Harga Brent dan WTI melonjak nyaris 3% karena eskalasi konflik Israel–Iran dan potensi keterlibatan AS.
Risiko penutupan Selat Hormuz dapat mendorong harga minyak ke $120–$130 per barel menurut JPMorgan.
Harga minyak melonjak hampir 3% pada Kamis, mencapai level tertinggi sejak Januari, seiring meningkatnya eskalasi konflik udara antara Israel dan Iran serta spekulasi keterlibatan langsung AS. Brent ditutup di $78.85 per barel, sementara WTI naik ke $77.20, ditopang ketegangan geopolitik dan pernyataan keras dari kedua belah pihak.
Kekhawatiran akan gangguan pasokan meningkat setelah serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran dan respons Iran terhadap infrastruktur sipil Israel. Sekitar 18–21 juta barel per hari melintasi Selat Hormuz, dan para analis menilai bahwa jika AS terlibat, potensi serangan ke infrastruktur energi dan kapal tanker akan meningkat tajam. JPMorgan bahkan memperkirakan skenario ekstrem bisa dorong harga ke $130 per barel.
Meskipun ada pandangan bahwa lonjakan harga bisa bersifat sementara jika konflik mereda, analis menyatakan bahwa pasar telah terlalu meremehkan risiko geopolitik. Ditambah lagi, rencana OPEC+ untuk tetap menaikkan produksi musim panas membuat pasar kian gelisah di tengah ketidakpastian global.
Kesimpulan Sentimen:
Sentimen pasar terhadap minyak sangat Bullish karena risiko geopolitik dan kekhawatiran gangguan pasokan yang signifikan.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Prediksi USD:
Indeks Manufaktur Philadelphia Fed (USD): Perkiraan meningkat dari -4.0 menjadi -1.7. Jika aktual sesuai atau lebih tinggi dari -1.7, USD berpotensi Naik.