“Dolar AS Stabil di Tengah Ketidakpastian Kebijakan Trump dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed.

  • Pernyataan Fed membuka peluang pemangkasan suku bunga pada Maret, sementara data ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan kuat.
  • Rencana fiskal dan tarif perdagangan Trump menimbulkan risiko inflasi dan volatilitas nilai tukar.

Dolar AS mempertahankan kekuatannya pada Jumat, dengan Indeks Dolar AS (DXY) bertahan di sekitar 109,00 meski menghadapi tekanan jual. Gubernur Federal Reserve Christopher Waller memberikan sinyal dovish, menyebutkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Maret jika inflasi terus moderat. Data ekonomi AS, termasuk peningkatan Izin Bangunan dan Produksi Industri, mencerminkan momentum ekonomi yang kuat, sementara alat CME FedWatch memproyeksikan peluang 97% bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah dalam pertemuan mendatang.

Pasar menghadapi ketidakpastian kebijakan di bawah pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump, yang berencana mengeluarkan serangkaian langkah fiskal, tarif perdagangan, dan paket stimulus. Langkah-langkah tersebut berpotensi meningkatkan inflasi dan memengaruhi nilai tukar dolar. Di tengah ini, Bank of America memperingatkan posisi pasar yang terlalu condong pada dolar AS dapat menjadi hambatan signifikan bagi mata uang tersebut.

Investor juga mencermati proyeksi inflasi global, dengan laporan menunjukkan kekhawatiran meningkat terutama di Zona Euro. Meskipun pasar berkembang (EM) menunjukkan peningkatan sentimen, sikap hati-hati tetap terlihat di tengah ketidakpastian perdagangan global. Sentimen tersebut membuat dolar AS rentan terhadap pergerakan tajam jelang pelantikan Trump dan perkembangan kebijakan selanjutnya.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Gubernur Fed Mengisyaratkan Pemotongan Suku Bunga: Pernyataan dovish dari Gubernur Fed Christopher Waller membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga pada bulan Maret jika inflasi terus moderat.

  • Kinerja Ekonomi AS Tetap Solid: Data Pembangunan Perumahan dan Produksi Industri melampaui ekspektasi, mencerminkan ketahanan ekonomi AS.

  • Ketidakpastian Kebijakan di Bawah Pemerintahan Trump: Presiden terpilih Donald Trump berencana mengeluarkan langkah fiskal, tarif, dan stimulus yang berpotensi memicu inflasi dan memengaruhi nilai tukar.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.

 

Harga Emas Melemah, Ketidakpastian Politik dan Suku Bunga Tetap Mendukung Pasar.

  • Ketidakpastian politik dan suku bunga AS meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven, meski kenaikan terbatas akibat pemulihan dolar AS.
  • Gencatan senjata Timur Tengah menurunkan ketegangan geopolitik, mengurangi sebagian permintaan emas.

Harga emas ditutup melemah pada akhir sesi Amerika Utara, turun 0,44% menjadi $2.701 per ons, tetapi mencatat kenaikan mingguan lebih dari 0,40%. Ketidakpastian politik menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump dan arah kebijakan suku bunga Federal Reserve mendorong permintaan emas sebagai aset safe haven. Namun, harga emas kehilangan momentum karena dolar AS pulih dari kerugian sebelumnya, dan data ekonomi AS yang solid, termasuk lonjakan pembangunan perumahan, menunjukkan ketahanan ekonomi.

Gubernur Federal Reserve Christopher Waller memberikan komentar dovish, mengisyaratkan peluang penurunan suku bunga lebih cepat jika proses disinflasi terus berkembang. Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga pertama pada bulan Juni dan kemungkinan dua kali penurunan pada akhir 2025. Meski demikian, gencatan senjata yang ditengahi AS antara Israel dan Hamas mengurangi ketegangan geopolitik, yang melemahkan sebagian permintaan emas sebagai lindung nilai risiko.

Logam mulia lainnya mencatat pergerakan beragam. Platinum berjangka naik 1,7% menjadi $964,35 per ons, sementara perak berjangka turun 2,2% menjadi $31,023 per ons. Ketidakpastian kebijakan Donald Trump terhadap inflasi dan tarif perdagangan diperkirakan menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan emas di minggu mendatang.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Penurunan Harga Emas Akhir Pekan: Harga emas turun 0,44% di akhir sesi Amerika Utara menjadi $2.701, tetapi diperkirakan mencatat kenaikan mingguan lebih dari 0,40%.
  • Permintaan Emas Didukung Ketidakpastian Politik dan Ekonomi: Ketidakpastian politik menjelang pelantikan Donald Trump dan spekulasi arah suku bunga AS meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven.
  • Pengaruh Data Ekonomi AS: Penjualan ritel kuat, klaim pengangguran stabil, dan pembangunan perumahan melonjak, menunjukkan ketahanan ekonomi AS, tetapi emas kurang merespons karena data ini sudah diantisipasi.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas beragam.

Harga Minyak Naik Mingguan Meski Tertekan Sanksi Rusia dan Gencatan Senjata Gaza.

  • Sanksi AS terhadap Rusia dan ketegangan geopolitik meningkatkan kekhawatiran pasokan, mendukung kenaikan harga minyak.
  • Pemulihan pengiriman global dari gencatan senjata Gaza berpotensi menekan harga minyak.

Harga minyak mengalami penurunan pada hari Jumat tetapi mencatat kenaikan mingguan keempat berturut-turut. Minyak Brent ditutup turun 0,6% ke $80,79 per barel, sementara WTI turun 1% ke $77,88 per barel. Meskipun begitu, keduanya naik masing-masing 1,3% dan 1,7% selama pekan ini, didorong oleh kekhawatiran pasokan akibat sanksi AS terhadap produsen minyak dan kapal tanker Rusia, yang memperketat pasar di Eropa, India, dan China.

Ketegangan geopolitik tetap menjadi perhatian utama, terutama terkait potensi sanksi lebih keras jika Donald Trump kembali menjabat sebagai presiden AS. Di sisi lain, pasar juga mengantisipasi dampak positif dari data inflasi AS yang mereda, yang memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi China yang mencapai target 5%. Namun, penurunan produksi kilang minyak China tahun depan menjadi perhatian karena permintaan bahan bakar yang stagnan.

Gencatan senjata Gaza yang diharapkan dapat menghentikan serangan milisi Houthi terhadap kapal di Laut Merah memberikan tekanan tambahan pada harga. Gangguan pengiriman selama ini memaksa rute kapal yang lebih panjang dan mahal, tetapi pemulihan pengiriman diperkirakan mengurangi tekanan pada pasokan. Meski begitu, cuaca ekstrem di AS yang meningkatkan permintaan minyak pemanas tetap menjadi faktor pendukung harga.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Dampak Potensial dari Donald Trump dan Kabinetnya: Kemenangan Donald Trump dapat membawa sanksi lebih keras terhadap minyak Rusia, meningkatkan ketidakpastian geopolitik dan pasokan energi global.
  • Gencatan Senjata Gaza dan Dampaknya pada Pengiriman: Kesepakatan gencatan senjata di Gaza dapat menghentikan serangan milisi Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah, yang selama ini mengganggu pengiriman global.
  • Data Ekonomi AS dan China: Inflasi yang mereda di AS meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga, sementara perekonomian China mencapai target pertumbuhan 5%. Namun, produksi kilang China diproyeksikan menurun pada 2024.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Tidak ada rilis laporan data ekonomi hari ini yang mempengaruhi pergerakan harga.

Share on: