Dolar AS Bertahan Kuat, The Fed Tahan Suku Bunga di Tengah Ancaman Inflasi Tarif Trump.

- The Fed belum melihat urgensi menurunkan suku bunga, menunggu bukti lebih lanjut bahwa inflasi melambat.
- Tarif impor baru dari Trump berpotensi meningkatkan inflasi, yang dapat mempersulit kebijakan Fed ke depan.
Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan sedikit lebih tinggi pada Rabu, tetapi masih kesulitan menentukan arah yang jelas. Investor mencermati kebijakan Federal Reserve dan langkah perdagangan terbaru Presiden AS Donald Trump, yang menetapkan tarif 25% untuk impor farmasi dan semikonduktor mulai April. Risalah pertemuan Fed bulan Januari mengonfirmasi bahwa bank sentral tetap pada pendekatan “tunggu dan lihat” terkait pemangkasan suku bunga, menunggu bukti lebih lanjut bahwa inflasi benar-benar melambat.
The Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,25%-4,5% di pertemuan terakhirnya, sementara data ekonomi terbaru menunjukkan kekuatan ekonomi yang berkelanjutan. Ketua Fed Jerome Powell menegaskan bahwa kebijakan moneter saat ini sudah cukup longgar dan tidak ada urgensi untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Anggota Fed juga menilai kebijakan masih cukup restriktif untuk menekan inflasi, sehingga mereka memilih untuk menunggu perkembangan lebih lanjut sebelum mengambil keputusan.
Ekspektasi bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga lebih lama mendorong dolar tetap kuat, meskipun masih ada ketidakpastian terkait dampak tarif baru terhadap inflasi. Pasar terus mencermati sinyal ekonomi dan kebijakan Fed ke depan untuk menentukan arah DXY, sementara investor menunggu data ekonomi berikutnya guna mengukur kemungkinan perubahan sikap bank sentral.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Sikap hawkish The Fed: Risalah pertemuan Fed menunjukkan bahwa bank sentral tetap berhati-hati dalam menurunkan suku bunga dan ingin melihat lebih banyak bukti perlambatan inflasi sebelum mengambil keputusan.
- Kebijakan moneter tetap restriktif: Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,25%-4,5%, yang membuat dolar tetap menarik dibandingkan mata uang lain dengan suku bunga lebih rendah.
- Kekuatan ekonomi AS: Data ekonomi terbaru, termasuk ketahanan pasar tenaga kerja dan inflasi yang masih tinggi, mendukung ekspektasi bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga lebih lama.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Harga Emas Terkoreksi Setelah Rekor Tertinggi, Risalah Fed Tahan Sentimen Bullish.

- Harga emas turun setelah risalah Fed mengisyaratkan suku bunga tetap tinggi lebih lama.
- Rekor tertinggi emas di $2.946 terjadi setelah Trump mengumumkan tarif impor baru.
Harga emas melemah pada Rabu di sesi Amerika Utara setelah risalah pertemuan Federal Reserve (Fed) menunjukkan bahwa semua pejabat memilih untuk mempertahankan suku bunga pada Januari. XAU/USD turun 0,31% ke $2.925, karena pasar menilai pandangan Fed yang masih berhati-hati terhadap inflasi dan kebijakan ekonomi AS ke depan.
Sebelumnya, emas sempat mencetak rekor tertinggi di $2.946 selama sesi Eropa setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 25% untuk impor mobil, farmasi, dan chip, yang meningkatkan kekhawatiran perang dagang. Namun, setelah risalah Fed mengungkap bahwa beberapa pejabat melihat risiko inflasi dari kebijakan perdagangan, harga emas berbalik turun seiring ekspektasi bahwa The Fed akan menahan suku bunga lebih lama.
Investor kini menantikan data ekonomi AS berikutnya, termasuk klaim pengangguran awal dan S&P Global Flash PMI, yang dapat memberikan sinyal lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter dan dampaknya terhadap emas.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Risalah Fed mempertahankan sikap hawkish: Pejabat The Fed menegaskan bahwa suku bunga tetap tinggi lebih lama, yang menekan harga emas karena biaya peluang untuk memegang aset tanpa imbal hasil menjadi lebih mahal.
- Ekspektasi inflasi yang meningkat: Jika inflasi tetap tinggi, The Fed bisa menunda pemangkasan suku bunga, yang dapat menekan emas lebih lanjut.
- Penguatan dolar AS: Jika dolar terus menguat akibat kebijakan moneter ketat, emas bisa kehilangan daya tariknya sebagai aset lindung nilai.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Gangguan Pasokan di Rusia & AS Dorong Harga Minyak, Tapi Ancaman Perlambatan Ekonomi Mengintai.

- Gangguan pasokan minyak dari Rusia dan AS meningkatkan kekhawatiran pasar, sementara kebijakan OPEC+ masih menjadi perhatian utama.
- Ketidakpastian geopolitik dan kebijakan suku bunga AS berpotensi mempengaruhi permintaan minyak dalam jangka panjang.
Harga minyak bertahan di dekat level tertinggi dalam satu minggu pada Rabu di tengah kekhawatiran gangguan pasokan dari Rusia dan AS. Serangan pesawat tak berawak terhadap infrastruktur minyak Rusia mengurangi aliran minyak Caspian Pipeline Consortium (CPC) hingga 40%, setara dengan 380.000 barel per hari. Sementara itu, cuaca dingin di AS mengancam produksi minyak di Dakota Utara, dengan potensi penurunan 150.000 barel per hari.
Ketidakpastian geopolitik dan kebijakan OPEC+ juga menjadi faktor yang memengaruhi harga minyak. Spekulasi bahwa OPEC dan sekutunya dapat menunda peningkatan produksi membuat pasar tetap waspada. Di sisi lain, upaya AS untuk menengahi perdamaian antara Rusia dan Ukraina menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan pelonggaran sanksi, meskipun analis Goldman Sachs menilai dampaknya terhadap aliran minyak akan terbatas.
Di Timur Tengah, negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas bisa mengurangi risiko gangguan pasokan. Sementara itu, kebijakan ekonomi AS di bawah pemerintahan Trump memicu kekhawatiran inflasi yang lebih tinggi, yang dapat mendorong The Fed mempertahankan suku bunga tinggi. Hal ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak, yang masih dibayangi oleh ketidakpastian pasar global dan laporan persediaan minyak AS yang akan dirilis pekan ini.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Gangguan pasokan dari Rusia: Serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia mengurangi aliran minyak CPC hingga 40%, setara dengan 380.000 barel per hari.
- Cuaca dingin di AS: Produksi minyak di Dakota Utara diperkirakan turun hingga 150.000 barel per hari, memperketat pasokan.
- Potensi kesepakatan damai Rusia-Ukraina: Jika AS berhasil menengahi perdamaian, sanksi terhadap Rusia mungkin dilonggarkan, berpotensi meningkatkan pasokan minyak global.
- Kebijakan ekonomi AS dan inflasi: Tarif impor yang diumumkan Trump meningkatkan biaya barang dan bisa melemahkan ekonomi global, menekan permintaan minyak.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:Â
- Initial Jobless Claims (Klaim Pengangguran Awal). Jumlah orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya dalam satu minggu terakhir.
- Philadelphia Fed Manufacturing Index. Indikator yang mengukur tingkat aktivitas bisnis di sektor manufaktur di wilayah Philadelphia, berdasarkan survei kepada perusahaan manufaktur.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Perkiraan :
- Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
- Data Philadelphia Fed Manufacturing Index rilis lebih rendah dari data sebelumnya.