Safe Haven Melonjak: di Tengah Ketegangan Timur Tengah, Dolar AS dan Yen Jepang Menguat.

  • Iran meluncurkan rudal ke Israel, mendorong penguatan mata uang safe haven seperti yen dan franc Swiss.
  • Data ekonomi AS yang solid memperkuat dolar AS, dengan fokus pada prospek kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Mata uang safe haven seperti yen Jepang dan franc Swiss menguat pada Selasa setelah Iran meluncurkan rudal ke Israel sebagai balasan atas operasi militer Israel terhadap Hizbullah di Lebanon. Sementara itu, dolar AS juga mengalami kenaikan didukung oleh data ekonomi yang menunjukkan pasar tenaga kerja AS masih kuat.

Dilansir dari investing.com Presiden AS Joe Biden memerintahkan militer AS untuk membantu pertahanan Israel dan menembak jatuh rudal yang diarahkan ke negara tersebut. Ketegangan ini memicu penghindaran risiko di pasar global, mendorong kenaikan mata uang safe haven meski dolar AS turut mengalami penguatan.

Sektor manufaktur AS menunjukkan stabilitas meski pada level yang lebih rendah di bulan September, menurut laporan Institute for Supply Management (ISM). Pesanan baru meningkat, sementara harga input turun ke level terendah dalam sembilan bulan, memberikan harapan akan pemulihan dalam beberapa bulan ke depan. Hal ini, bersamaan dengan penurunan suku bunga, memberi prospek positif bagi ekonomi. Pedagang saat ini memperkirakan peluang 38% untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan Fed 6-7 November, sedikit naik dari 35% pada hari sebelumnya, namun turun dari 58% seminggu sebelumnya, menurut Alat FedWatch dari CME Group.

Powell mengisyaratkan pada hari Senin bahwa Fed kemungkinan akan tetap pada pemotongan suku bunga seperempat poin, dengan tidak terburu-buru untuk bertindak lebih agresif, meskipun data ekonomi terus mendukung pertumbuhan dan belanja konsumen yang berkelanjutan.

Pengaruh fundamental cenderung menguatkan mata uang Yen, dan CHF.

Harga Emas Melejit Imbas Ketegangan Timur Tengah.

  • Ketegangan geopolitik memicu lonjakan harga emas, mencapai $2.662 di tengah penghindaran risiko global.
  • Dolar AS menguat 0,43%, namun kenaikan emas tetap didorong oleh ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah.

Harga emas melonjak lebih dari 1% pada hari Selasa, didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Serangan Israel terhadap Hizbullah memicu respons dari Iran. Kondisi ini memicu aksi beli logam mulia, meskipun Dolar AS menguat secara keseluruhan. Pada saat penulisan, XAU/USD diperdagangkan di $2.662, setelah sempat turun ke level terendah harian di $2.632.

Penghindaran risiko mendominasi sentimen pasar, dengan investor mengalihkan perhatian dari data pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan menuju stabilnya aktivitas manufaktur menurut Institute for Supply Management (ISM). Berita dari ABC menyebutkan bahwa Iran berencana meluncurkan 240-250 rudal ke Israel. Sementara itu, Israel berkomitmen melanjutkan serangan udara ke Lebanon, sementara Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, memperingatkan adanya “konsekuensi berat” atas serangan tersebut.

Analis Kitco, Jim Wyckoff, memperkirakan bahwa “Harga emas bisa mencapai rekor tertinggi baru jika Iran melancarkan serangan penuh ke Israel. Hal serupa juga diprediksi untuk harga perak.” Harga emas terus naik, mencapai puncak mingguan di $2.673. Namun, jika harga emas ditutup di bawah level tertinggi 30 September di $2.665, potensi penurunan mungkin terjadi seiring meredanya ketegangan geopolitik.

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) menguat 0,43% menjadi 101,19, membatasi lonjakan harga emas.

Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga emas.

Harga Minyak Melonjak 3% Setelah Iran Serang Israel, Risiko Pasokan Minyak Meningkat.

  • Kenaikan harga minyak didorong oleh ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel serta serangan Houthi di Yaman.
  • Kekhawatiran gangguan pasokan minyak global semakin meningkat, terutama terhadap produsen minyak utama di Timur Tengah.

Harga minyak naik sekitar 3% setelah Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon. Minyak mentah Brent naik $1,86 atau 2,6%, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik $1,66 atau 2,4%. Ketegangan ini memicu kekhawatiran gangguan pasokan minyak global, terutama dari Timur Tengah.

Selain itu, serangan oleh kelompok Houthi di Yaman terhadap kapal di Laut Merah semakin memperburuk ketidakpastian pasokan minyak global. Analis memperingatkan bahwa jika konflik terus meningkat, produsen minyak utama di wilayah tersebut, seperti Arab Saudi, bisa menjadi target.

Disisi lain panel menteri OPEC+ akan bertemu pada 2 Oktober untuk meninjau kondisi pasar, tanpa ada ekspektasi perubahan kebijakan. Kelompok ini direncanakan untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 180.000 barel per hari mulai Desember.

Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga minyak mentah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat perilisan data fundamental dari USD hari ini yaitu :

  1. Data ADP Nonfarm Employment Change adalah laporan yang menunjukkan berapa banyak pekerjaan baru yang telah ditambahkan atau dikurangi di sektor swasta selama bulan tersebut.
  2. Crude Oil Inventories adalah laporan mingguan yang menunjukkan jumlah persediaan minyak mentah yang disimpan oleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.

Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang USD hari ini.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

1. Data ADP Nonfarm Employment Change (Sep) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

3. Crude Oil Inventories rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk OIL. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk OIL.

Perkiraan:

ADP Nonfarm Employment Change (Sep) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Crude Oil Inventories rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Share on: