Pasar Saham AS Beragam Menjelang Pengumuman Tarif Trump, Kekhawatiran Resesi Meningkat.

- Tarif baru Trump diperkirakan akan berdampak besar terhadap ekonomi global dan meningkatkan peluang resesi AS hingga 35%.
- Pasar saham tetap berfluktuasi dengan investor bersiap menghadapi potensi gangguan perdagangan dan inflasi akibat tarif yang lebih tinggi.
Pasar saham AS mengalami pergerakan beragam pada Selasa menjelang pengumuman tarif Presiden Donald Trump pada 2 April. S&P 500 naik 0,4%, sementara NASDAQ melonjak 0,9%, meskipun sentimen pasar tetap hati-hati terhadap aset berisiko. Sejak awal tahun, S&P 500 turun hampir 5%, NASDAQ merosot lebih dari 10%, dan Dow Jones kehilangan hampir 2% di kuartal pertama 2025. Investor bersiap menghadapi dampak kebijakan perdagangan baru yang dapat memperburuk ketidakpastian ekonomi.
Trump akan segera memberlakukan tarif timbal balik pada berbagai mitra dagang, yang akan berlaku efektif mulai 2 April. Tarif ini dapat mencapai 20% atau diterapkan berdasarkan negara tertentu. Selain itu, pada 3 April, tarif impor mobil sebesar 25% akan mulai diterapkan. Langkah ini meningkatkan kekhawatiran akan resesi, dengan Goldman Sachs menaikkan peluang resesi AS dari 20% menjadi 35%. Kenaikan tarif diperkirakan akan berdampak besar terhadap dinamika perdagangan global dan meningkatkan inflasi.
Di sisi ekonomi, data terbaru menunjukkan perlambatan aktivitas manufaktur dan berkurangnya lowongan pekerjaan, yang semakin menambah kekhawatiran resesi. Indeks Manufaktur ISM turun ke 49,0, level terendah dalam empat bulan, sementara laporan JOLTS menunjukkan penurunan lowongan kerja menjadi 7,568 juta pada Februari. Sementara itu, Tesla memimpin kenaikan saham teknologi, naik 3% menjelang laporan pengiriman kuartalan, meskipun permintaan terhambat oleh persaingan ketat dan sentimen negatif terhadap CEO Elon Musk.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
Pergerakan Pasar Saham yang Beragam: S&P 500 naik 0,4%, NASDAQ melonjak 0,9%, meskipun sentimen pasar tetap hati-hati terhadap aset berisiko.
Tarif Timbal Balik Trump: Pengumuman tarif pada 2 April yang dapat mencapai 20% dan tarif impor mobil 25% pada 3 April meningkatkan kekhawatiran tentang dampak terhadap ekonomi dan perdagangan global.
Peningkatan Peluang Resesi: Goldman Sachs menaikkan peluang resesi AS dari 20% menjadi 35% akibat kebijakan tarif dan dampaknya terhadap inflasi dan perdagangan global.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.
Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi, Investor Beralih ke Safe-Haven.

-
Emas melemah karena aksi ambil untung jelang pengumuman tarif baru Trump yang berpotensi mencapai 20%.
-
Data ekonomi AS menunjukkan prospek suram, dengan peluang resesi meningkat menjadi 35% menurut Goldman Sachs (fxstreet).
Harga emas turun 0,28% ke $3.114 pada Selasa karena aksi ambil untung menjelang “Liberation Day” pada 2 April, di mana Presiden Donald Trump diperkirakan akan mengumumkan tarif tambahan untuk mengatasi defisit perdagangan AS. Sentimen pasar tetap beragam, dengan spekulasi bahwa tarif baru bisa mencapai 20%, menyebabkan investor bersikap hati-hati. Meskipun ketidakpastian masih tinggi, reli emas tertahan sementara pasar menunggu kejelasan lebih lanjut.
Data ekonomi AS mengindikasikan pelemahan, dengan pasar uang memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih dari 78 basis poin oleh Federal Reserve. S&P Global melaporkan ekspansi aktivitas bisnis, tetapi data ISM menunjukkan kondisi bisnis yang memburuk akibat ancaman tarif baru. Di sisi lain, pasar tenaga kerja tetap solid dengan laporan penurunan jumlah lowongan pekerjaan. Goldman Sachs meningkatkan peluang resesi AS dari 20% menjadi 35%, seiring meningkatnya pesimisme bisnis dan rumah tangga terhadap prospek ekonomi.
Ke depan, pelaku pasar akan mencermati data ISM Services PMI, laporan ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP), serta pidato Ketua Fed Jerome Powell pada Jumat. Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee menyoroti ketidaksesuaian antara data ekonomi keras yang masih kuat dan data lunak yang menunjukkan kejatuhan kepercayaan. Ia memperingatkan bahwa tarif baru bisa menjadi guncangan pasokan yang berisiko memperburuk inflasi jika memicu reaksi berlebihan di pasar.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Tekanan dari Pengumuman Tarif AS:Â Emas turun 0,28% karena aksi ambil untung menjelang “Liberation Day” pada 2 April, di mana Trump diperkirakan mengumumkan tarif tambahan. Jika tarif tinggi diterapkan, ini bisa meningkatkan ketidakpastian pasar dan mendorong permintaan safe haven seperti emas. Namun, saat ini pasar cenderung wait and see.
Kebijakan The Fed dan Data Ekonomi AS:Â Pasar uang memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih dari 78 basis poin oleh Federal Reserve, yang seharusnya mendukung emas. Namun, ketahanan pasar tenaga kerja dan ketidakpastian terkait inflasi masih menjadi faktor yang membatasi reli emas saat ini.
Prospek Resesi dan Risiko Inflasi:Â Goldman Sachs meningkatkan peluang resesi AS dari 20% ke 35%, yang berpotensi mendorong permintaan emas dalam jangka menengah. Namun, jika tarif yang diumumkan lebih kecil dari ekspektasi, pasar bisa kembali ke aset berisiko, sehingga emas berisiko melemah lebih lanjut.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Sentimen Harga Minyak Terkendala Lonjakan Persediaan AS dan Ketegangan Geopolitik.

Persediaan minyak mentah AS meningkat lebih besar dari perkiraan ekonom.
- Ancaman tarif terhadap Rusia dan Iran dapat memperburuk ketegangan pasokan minyak global.
Harga minyak mentah berjangka AS diperdagangkan hampir tidak berubah pada level $71,18 per barel setelah laporan dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan lonjakan besar dalam persediaan minyak domestik AS. Persediaan minyak mentah AS meningkat sebesar 6 juta barel untuk minggu yang berakhir 28 Maret, jauh melebihi ekspektasi ekonom yang memperkirakan kenaikan hanya 1,2 juta barel. Sebelumnya, harga minyak mentah WTI sempat turun 0,4% menjadi $71,20 per barel setelah laporan tersebut.
Laporan API juga mencatat penurunan persediaan bensin sebesar 1,6 juta barel dan penurunan persediaan sulingan sekitar 11.000 barel. Meskipun harga minyak sempat sedikit menurun, pasar tertekan oleh ketidakpastian perdagangan global dan ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump terhadap Rusia dan Iran yang dapat memperburuk ketegangan pasokan.
Namun, meskipun pasar khawatir tentang potensi dampak tarif, ada kekhawatiran lebih lanjut tentang penurunan permintaan energi global akibat perlambatan ekonomi. Rencana produksi OPEC+ yang akan menaikkan produksi sebesar 135.000 barel per hari pada bulan Mei juga menjadi sorotan, karena bisa memperburuk tekanan harga minyak.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Kenaikan Persediaan Minyak AS: Laporan dari API menunjukkan lonjakan besar dalam persediaan minyak mentah AS, yang bisa menekan harga minyak karena menandakan pasokan yang lebih tinggi dari perkiraan.
Ketegangan Perdagangan dan Politik Global: Ancaman tarif yang akan diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap Rusia dan Iran meningkatkan kekhawatiran tentang gangguan pasokan minyak global, meskipun hal ini juga menciptakan ketidakpastian yang bisa menahan penurunan harga lebih lanjut.
Kekhawatiran Permintaan Global: Perlambatan ekonomi global, khususnya di negara besar seperti China dan India, serta potensi dampak dari tarif, bisa menurunkan permintaan energi, yang memberi tekanan pada harga minyak.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:Â
ADP Nonfarm Employment Change (Mar)
Definisi: Data ini mengukur perubahan jumlah pekerjaan di sektor swasta AS (tidak termasuk sektor pertanian dan pemerintahan) berdasarkan laporan dari ADP (Automatic Data Processing). Digunakan sebagai indikator awal untuk memprediksi laporan Nonfarm Payrolls (NFP) resmi dari pemerintah AS.Crude Oil Inventories
Definisi: Mengukur perubahan jumlah stok minyak mentah yang disimpan di fasilitas penyimpanan AS dalam satu pekan terakhir. Menunjukkan keseimbangan antara permintaan dan penawaran minyak.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap USD.Â
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data ADP Nonfarm Employment Change rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Data Crude Oil Inventories rilis lebih rendah dari forecast positif/optimis untuk OIL/USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk OIL/USD.
Perkiraan :
adp Nonfarm Employment Change rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.