S&P 500 Cetak Rekor, Pasar Menanti Kebijakan The Fed dan Negosiasi AS-Rusia.

- S&P 500 mencapai rekor tertinggi, didorong oleh laporan keuangan dan ekspektasi kebijakan The Fed.
- AS dan Rusia menggelar negosiasi perdamaian di Arab Saudi, tetapi Ukraina tidak dilibatkan.
Indeks S&P 500 menembus rekor tertinggi pada Selasa dalam minggu perdagangan yang dipersingkat oleh liburan, didorong oleh musim laporan keuangan yang hampir berakhir serta antisipasi terhadap risalah pertemuan Federal Reserve. Tiga indeks utama sempat berfluktuasi tetapi akhirnya ditutup menguat, dengan investor menantikan panduan lebih lanjut dari bank sentral mengenai kebijakan suku bunga. Saham semikonduktor melonjak berkat spekulasi merger di industri chip, sementara Meta Platforms turun setelah reli panjang.
Risalah rapat The Fed yang akan dirilis Rabu diperkirakan akan memberikan wawasan tentang prospek kebijakan moneter, terutama di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi dan inflasi yang masih tinggi. Pejabat The Fed tetap mempertahankan sikap hati-hati, dengan beberapa menyatakan bahwa suku bunga akan tetap tinggi hingga inflasi menunjukkan penurunan yang berkelanjutan. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan harga meningkat, sentimen konsumen menurun, dan penjualan ritel lebih lemah dari perkiraan, meningkatkan spekulasi mengenai arah kebijakan bank sentral.
Sementara itu, negosiasi antara AS dan Rusia di Arab Saudi mengenai potensi kesepakatan damai untuk Ukraina menarik perhatian global. Meskipun diskusi ini dapat menandai perubahan dalam hubungan diplomatik antara Washington dan Moskow, Ukraina dan sekutu Eropanya tidak diundang, menimbulkan skeptisisme terhadap hasilnya. Di sisi perdagangan, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana tarif baru untuk sektor otomotif, farmasi, dan semikonduktor, dengan kebijakan yang dapat berdampak signifikan pada pasar global.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
Ekspektasi Suku Bunga Tetap Tinggi: Pejabat The Fed, termasuk Mary Daly dan Michelle Bowman, menegaskan bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap tinggi karena inflasi masih di atas target 2%. Jika risalah rapat The Fed menunjukkan sikap hawkish (cenderung menaikkan atau mempertahankan suku bunga lebih lama), dolar AS bisa mendapat dorongan positif.
Ketidakpastian Geopolitik Global: Negosiasi antara AS dan Rusia di Arab Saudi terkait perang Ukraina menciptakan ketidakpastian global, yang mendorong permintaan dolar sebagai aset safe-haven (lindung nilai).
Kebijakan Tarif Baru Donald Trump: Ancaman tarif otomotif (25%) dan barang impor lainnya berpotensi memperkuat dolar jika pasar mengantisipasi gangguan perdagangan global yang mendukung permintaan mata uang AS.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
S&P 500 Cetak Rekor: Indeks mencapai rekor tertinggi, mencerminkan optimisme pasar terhadap fundamental perusahaan dan ekspektasi suku bunga.
Laporan Keuangan yang Kuat: Sekitar 74% perusahaan S&P 500 melaporkan hasil lebih baik dari perkiraan, dengan pertumbuhan laba kuartal keempat diproyeksikan naik 15,3%.
Spekulasi Merger di Industri Chip: Kenaikan saham Intel dan indeks semikonduktor Philadelphia SE (+1,7%) menunjukkan kepercayaan investor pada sektor teknologi.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.
Harga Emas Naik di Tengah Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan AS.

- Harga emas melonjak di atas $2.900 akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan Trump dan peningkatan permintaan bank sentral.
- Pasar mencermati kebijakan The Fed dan data ekonomi terbaru untuk menentukan arah emas selanjutnya.
Harga emas melonjak lebih dari 1% pada hari Selasa, mencerminkan meningkatnya permintaan safe haven di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan yang diusulkan Presiden AS Donald Trump. XAU/USD diperdagangkan pada $2.933 setelah sempat menyentuh level terendah harian di $2.892, didukung oleh kekhawatiran pasar terhadap dampak tarif impor baja dan aluminium yang baru diterapkan serta rencana bea masuk timbal balik.
Goldman Sachs merevisi perkiraan harga emas menjadi $3.100 pada akhir tahun, dengan alasan peningkatan permintaan bank sentral yang diperkirakan akan mendorong harga naik 9%. Setelah kemenangan Trump pada 6 November, emas sempat turun ke $2.534 sebelum rebound lebih dari 15,9% akibat aksi beli besar oleh bank sentral global. Data World Gold Council (WGC) menunjukkan pembelian emas oleh bank sentral melonjak 54% YoY menjadi 333 ton, mencerminkan tingginya permintaan sebagai lindung nilai.
Investor kini menantikan risalah pertemuan Federal Reserve (Fed) untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter, terutama setelah inflasi terus meningkat selama lima bulan berturut-turut. Presiden Fed San Francisco Mary Daly menegaskan bahwa kebijakan moneter harus tetap ketat hingga inflasi menunjukkan kemajuan nyata menuju target 2%. Selain itu, data ekonomi seperti keputusan kebijakan FOMC, klaim pengangguran, serta PMI Flash Global S&P akan menjadi perhatian utama pasar.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan AS: Rencana tarif tinggi dari Presiden Trump memicu kekhawatiran pasar global, meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven.
Kenaikan Permintaan Bank Sentral: Data World Gold Council (WGC) menunjukkan bank sentral membeli emas 54% lebih banyak YoY (333 ton), menunjukkan minat kuat terhadap logam mulia. Goldman Sachs menaikkan target harga emas menjadi $3.100 pada akhir tahun, memperkirakan permintaan yang terus meningkat.
Gejolak Pasar dan Pelemahan Sentimen Konsumen: Ketidakstabilan di pasar saham serta kekhawatiran atas prospek ekonomi mendorong investor untuk beralih ke emas.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Harga Minyak Naik di Tengah Gangguan Pasokan, Pasar Waspadai Pembicaraan Perdamaian.

Gangguan pasokan dari Rusia dan AS menopang harga minyak.
Pasar menanti keputusan OPEC+ dan perkembangan pembicaraan damai Ukraina.
Harga minyak menguat pada hari Selasa karena gangguan pasokan dari Rusia dan AS, meskipun pembicaraan perdamaian Ukraina membatasi kenaikan. Brent naik 0,8% menjadi $75,84 per barel, sementara WTI naik 1,6% menjadi $71,85 per barel. Gangguan terjadi setelah serangan drone Ukraina terhadap jalur pipa Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) yang menyebabkan pengurangan aliran minyak 30-40%, setara dengan 380.000 barel per hari.
Selain itu, badai di Laut Hitam membuat pelabuhan Rusia di Novorossiisk menghentikan pemuatan minyak, sementara cuaca dingin di AS menurunkan produksi minyak North Dakota hingga 150.000 barel per hari. Sementara itu, delegasi AS dan Rusia bertemu di Arab Saudi membahas potensi penghentian konflik, yang jika tercapai dapat membuka peluang pencabutan sanksi terhadap minyak Rusia. Namun, pasar tetap berhati-hati karena ketidakpastian hasil perundingan.
Pelaku pasar juga menantikan data stok minyak mentah AS yang akan dirilis Kamis, dengan ekspektasi impor neto yang lebih rendah. Namun, potensi penurunan permintaan akibat pemeliharaan kilang pada bulan Maret dapat menekan harga. Selain itu, fokus pasar tertuju pada keputusan OPEC+ terkait rencana peningkatan produksi minyak mulai April, yang masih dipertimbangkan untuk ditunda.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Gangguan Pasokan Global: Serangan drone Ukraina terhadap stasiun pompa di Rusia mengurangi aliran minyak melalui pipa Konsorsium Pipa Kaspia sebesar 30-40%, setara dengan pengurangan pasokan sekitar 380.000 barel per hari. Cuaca dingin ekstrem di North Dakota diperkirakan menurunkan produksi minyak hingga 150.000 barel per hari.
Potensi Penurunan Persediaan AS: Data yang akan dirilis Kamis ini diantisipasi menunjukkan penurunan impor neto minyak mentah AS, yang dapat memperketat pasokan domestik dan mendukung kenaikan harga.
Pembicaraan Perdamaian Ukraina: Negosiasi antara delegasi AS dan Rusia di Arab Saudi untuk mengakhiri konflik Ukraina dapat mengarah pada pencabutan sanksi terhadap minyak Rusia, meningkatkan pasokan global dan menekan harga.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari New Zealand, AS dan Inggris hari ini yaitu:
- Keputusan Suku Bunga RBNZ (Reserve Bank of New Zealand). Keputusan mengenai tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ). Suku bunga ini mempengaruhi biaya pinjaman dan investasi di ekonomi.
- Pidato Presiden AS Donald Trump. Pidato resmi Presiden AS yang bisa mencakup berbagai topik seperti kebijakan ekonomi, perdagangan, suku bunga, pajak, atau regulasi bisnis.
- CPI (Consumer Price Index) Inggris (YoY). Indikator yang mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam setahun (year-over-year/YoY). Ini adalah ukuran utama inflasi.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga NZD, USD, dan GBP.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Perkiraan :
- Data RBNZ Interest Rate Decision rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
- Data CPI (YoY) (Jan) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.