Dow Anjlok 1.100 Poin, Fed Pangkas Proyeksi Penurunan Suku Bunga.
Pasar saham merosot tajam setelah Fed memangkas suku bunga 25 basis poin tetapi mengurangi proyeksi pemangkasan suku bunga 2025 dari empat menjadi dua kali pemotongan.
Fed merevisi proyeksi inflasi inti PCE naik ke 2,5%, menandakan inflasi lebih sulit dikendalikan, sehingga pemotongan suku bunga cepat diperkirakan tidak akan terjadi.
Indeks Dow Jones merosot lebih dari 1.100 poin pada Rabu setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%-4,5%, namun mengejutkan pasar dengan memangkas proyeksi penurunan suku bunga tahun depan dari empat menjadi hanya dua kali pemangkasan. Sikap hawkish ini memicu lonjakan imbal hasil Treasury, di mana Treasury 2-tahun naik ke 4,346%, sekaligus memicu aksi jual besar-besaran pada saham. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melemah 3% dan 3,6%, memperburuk tekanan di pasar keuangan.
Keputusan tersebut dilandasi kekhawatiran bahwa inflasi akan tetap tinggi lebih lama, dengan proyeksi inflasi inti PCE untuk 2025 direvisi naik ke 2,5% dari 2,2% sebelumnya. Ketua Fed Jerome Powell menyatakan beberapa anggota mulai memperhitungkan potensi dampak perubahan kebijakan fiskal pada inflasi dan suku bunga di masa mendatang. Morgan Stanley memprediksi pemangkasan suku bunga hanya akan terjadi pada Maret dan Juni tahun depan, jauh dari ekspektasi pasar sebelumnya.
Sikap agresif Fed mengguncang keyakinan pasar terhadap disinflasi dan prospek pemotongan suku bunga lebih cepat. Dengan ketidakpastian ekonomi dan fiskal yang meningkat, analis ING dan Wells Fargo memperkirakan Fed kemungkinan akan menahan suku bunga pada pertemuan berikutnya di 29 Januari, kecuali terjadi perubahan signifikan dalam data ekonomi.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Penjualan Ritel Positif: Data penjualan ritel yang lebih baik dari ekspektasi (0,7% vs. 0,6%) menunjukkan bahwa ekonomi AS masih tumbuh meskipun ada tingkat suku bunga tinggi. Ini bisa memberikan dukungan terhadap dolar AS dalam jangka pendek.
- Kenaikan Suku Bunga yang Diharapkan: Prediksi pemangkasan suku bunga yang lambat bisa memberi kesempatan bagi dolar untuk tetap kuat di tengah ketidakpastian pasar global. Jika Fed lebih berhati-hati dalam mengurangi suku bunga, ini dapat menjaga daya tarik dolar sebagai aset yang lebih aman.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
Keputusan Fed yang mengejutkan pasar dengan kebijakan hawkish memicu aksi jual tajam pada saham. Ekspektasi suku bunga tinggi lebih lama menekan prospek pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perusahaan, menyebabkan Dow Jones anjlok 1.100 poin, S&P 500 turun 3%, dan Nasdaq merosot 3,6%.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.
Harga emas turun lebih dari 2,28% ke bawah $2.600 setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin tetapi mempertahankan sikap hawkish dengan proyeksi hanya dua kali pemangkasan pada 2025.
Ketua Fed Jerome Powell menegaskan inflasi membutuhkan waktu 1-2 tahun untuk mencapai target 2%, sementara proyeksi suku bunga dan inflasi yang lebih tinggi menekan pasar emas dan meningkatkan imbal hasil obligasi.
Harga emas merosot tajam setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%-4,50%, namun menunjukkan sikap yang kurang dovish. Ketua Fed Jerome Powell menyatakan pendekatan hati-hati terhadap kebijakan mendatang, dengan menekankan bahwa inflasi masih memerlukan waktu 1-2 tahun untuk kembali ke target 2%. Kondisi pasar tenaga kerja dianggap stabil tanpa risiko pemanasan berlebih, sementara dot plot terbaru menunjukkan hanya dua kali pemangkasan suku bunga pada 2025 dan dua kali lagi di 2026. Hal ini mendorong XAU/USD turun lebih dari 2,28% ke bawah level $2.600.
Proyeksi ekonomi terbaru Fed memperkirakan suku bunga akan turun menjadi 3,9% pada 2025 dan 3,4% pada 2026. Inflasi inti PCE diperkirakan turun bertahap menjadi 2,5% pada 2025 dan 2,2% di 2026, sementara pertumbuhan ekonomi diproyeksikan melambat ke 2,1% dan 2% dalam dua tahun ke depan. Tingkat pengangguran diperkirakan stabil di sekitar 4,3%-4,4% hingga 2026. Sikap hawkish The Fed memicu penurunan tajam harga emas karena pelonggaran suku bunga diperkirakan hanya 100 basis poin selama dua tahun ke depan.
Aksi jual emas terjadi di tengah meningkatnya sentimen hawkish pasar terhadap kebijakan Fed. Fokus investor kini beralih ke data PDB AS pada Kamis dan laporan inflasi PCE inti, yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas selanjutnya. Keputusan Fed kali ini meningkatkan kekhawatiran bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama, menekan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Harga emas cenderung turun karena sikap hawkish Federal Reserve, dengan pemangkasan suku bunga yang terbatas dan proyeksi inflasi yang lebih tinggi. Ini mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Kebijakan The Fed yang lebih ketat meningkatkan imbal hasil Treasury dan memperkuat dolar AS, sehingga menekan XAU/USD di bawah $2.600.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Harga Minyak Menguat Setelah Laporan Penurunan Stok dan Pemangkasan Suku Bunga, Namun Kenaikan Terbatas.
Laporan dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan penurunan stok minyak mentah dan sulingan, sementara permintaan produk minyak meningkat, memicu optimisme pasar terkait prospek permintaan energi.
Meskipun The Fed memangkas suku bunga, sinyal kebijakan yang lebih hati-hati dan penguatan dolar AS membatasi kenaikan harga minyak, karena dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal di pasar global.
Harga minyak mengakhiri perdagangan pada Rabu dengan kenaikan tipis, meskipun terbatas oleh sentimen pasar yang dipengaruhi oleh kebijakan Federal Reserve dan penguatan dolar AS. Minyak Brent naik 20 sen atau 0,27%, menyentuh harga $73,39 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan 50 sen atau 0,71%, bertengger di $70,58 per barel. Meskipun sempat melonjak lebih dari $1 per barel di awal sesi, momentum kenaikan harga terhambat oleh beberapa faktor.
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan penurunan signifikan dalam stok minyak mentah dan sulingan untuk pekan yang berakhir 13 Desember, dengan kenaikan pasokan bensin. Selain itu, permintaan produk minyak, yang diukur melalui total produk yang disuplai, meningkat 662.000 barel per hari menjadi 20,8 juta barel per hari. Optimisme terhadap permintaan mulai tumbuh, menurut Phil Flynn, analis dari Price Futures Group.
Namun, penguatan dolar AS setelah pengumuman pemangkasan suku bunga Federal Reserve membatasi potensi kenaikan harga minyak. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi negara-negara lain, menekan daya tarik komoditas ini di pasar global.
The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, seperti yang diharapkan, namun hanya memperkirakan dua pemangkasan tambahan hingga akhir 2025. Sinyal dari bank sentral AS mengenai kebijakan moneter yang lebih hati-hati di masa depan menjadi faktor yang membatasi potensi kenaikan harga minyak lebih lanjut. Suku bunga yang lebih rendah seharusnya mendukung pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi, tetapi prospek yang lebih berhati-hati dari The Fed kini menjadi fokus utama pelaku pasar minyak.
Dilansir dari investing.com menurut Alex Hodes, analis dari StoneX, pasar sudah mengantisipasi pemangkasan suku bunga ini, dan kini perhatian beralih ke kebijakan yang lebih moderat dari The Fed ke depan. Sentimen pasar yang lebih waspada ini, ditambah dengan faktor eksternal seperti penguatan dolar, membuat pasar minyak bergerak dengan hati-hati.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Optimisme Permintaan Energi: Penurunan stok minyak mentah dan sulingan, serta peningkatan permintaan produk minyak, memberikan dukungan positif terhadap harga minyak. Pasar berharap permintaan energi tetap kuat, meskipun ada tantangan ekonomi.
Pengaruh Kebijakan The Fed dan Dolar AS: Meskipun pemangkasan suku bunga oleh The Fed memberikan dorongan positif, sinyal kebijakan yang lebih hati-hati dan penguatan dolar AS menekan harga minyak. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pembeli non-AS, yang membatasi potensi kenaikan harga lebih lanjut.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari Jepang, Inggris dan AS hari ini yaitu:Â
JPY
BoJ Interest Rate Decision (JPY), Agenda BoJ Interest Rate Decision adalah pertemuan dan keputusan mengenai kebijakan moneter yang diambil oleh Bank of Japan (BoJ). Pertemuan ini biasanya mencakup diskusi mengenai kondisi ekonomi, inflasi, dan harga di Jepang, serta keputusan tentang suku bunga jangka pendek utama dan strategi lainnya untuk menjaga stabilitas ekonomi.
GBP
BoE Interest Rate Decision (Dec) adalah keputusan mengenai suku bunga jangka pendek utama yang diambil oleh Bank of England (BoE) pada pertemuan terakhirnya pada bulan Desember. Pertemuan ini biasanya mencakup diskusi mengenai kondisi ekonomi di Inggris, inflasi, dan harga, serta keputusan tentang apakah ada perubahan suku bunga yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.
USD
GDP (QoQ) (Q3) adalah istilah yang berarti Gross Domestic Product (GDP) per kuartal (Quarter on Quarter) untuk kuartal ketiga. GDP adalah total nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun atau setiap kuartal
Initial Jobless Claims adalah jumlah permohonan bantuan pengangguran yang diajukan oleh individu untuk pertama kalinya kepada badan pengaman sosial negara mereka dalam periode waktu tertentu, biasanya secara mingguan.
Philadelphia Fed Manufacturing Index (Dec) adalah survei yang dilakukan oleh Bank Federal Philadelphia setiap bulan untuk mengukur kondisi bisnis manufaktur di wilayah Philadelphia.
Existing Home Sales (Nov) mengacu pada jumlah penjualan rumah yang sudah ada (tidak baru) yang terjual dalam bulan November
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga JPY, GBP dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data BoJ Interest Rate Decision rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk JPY. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk JPY.
Data BoE Interest Rate Decision (Dec)Â rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk JPY. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk JPY.
Data GDP (QoQ) (Q3)Â rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forcast negatitf/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD.
Data Philadelphia Fed Manufacturing Index (Dec)Â rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Existing Home Sales (Nov)Â rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
JPYÂ
Data BoJ Interest Rate Decision rilis sesuai dengan data sebelumnya.
GBP
Data BoE Interest Rate Decision (Dec)Â rilis sesuai dengan data sebelumnya.
USD
Data GDP (QoQ) (Q3) lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Initial Jobless Claims lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Philadelphia Fed Manufacturing Index (Dec) lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data Existing Home Sales (Nov) lebih tinggi dari data sebelumnya.Â