Dolar AS Bangkit Jelang Keputusan Fed, Pasar Menunggu Petunjuk Pemangkasan Suku Bunga.
- Investor memperkirakan peluang 68% untuk pemotongan 50 basis poin pada pertemuan Fed.
- Penjualan ritel AS meningkat 0,1% pada Agustus, meredakan kekhawatiran perlambatan ekonomi.
Dolar AS bergerak stabil pada Selasa dalam sesi perdagangan AS, dengan sedikit respons terhadap data Penjualan Ritel yang lebih kuat dari perkiraan. Indeks Dolar AS (DXY) menguat tipis, menjauh dari level terendah tahun ini, meskipun pemulihannya terbatas. Data penjualan ritel yang naik 0,1% pada bulan Agustus, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 0,2%, menunjukkan bahwa konsumen AS tetap tangguh.
Pasar keuangan memperkirakan peluang 68% untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan Federal Reserve minggu ini, sementara kemungkinan pemotongan 25 basis poin berada di angka 32%, menurut CME FedWatch Tool. Analis memperdebatkan apakah Fed perlu mempercepat pemangkasan suku bunga atau melakukannya secara bertahap, sementara saham AS ditutup mendatar meskipun adanya peningkatan data penjualan ritel.
Ketidakpastian mengenai skala pemangkasan telah memicu volatilitas di Wall Street, meski indeks S&P 500 dan Dow Jones masih bertahan di dekat level tertinggi sepanjang masa.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan Dollar AS.
Pengaruh fundamental cenderung netral untuk indeks saham AS.
Harga Emas Menguat di Tengah Antisipasi Laporan Inflasi AS dan Debat Presiden.
- Penjualan Ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan mendorong penguatan dolar.
- Ketegangan Timur Tengah meningkat, menambah ketidakpastian pasar.
Harga emas mengalami penurunan pada hari Selasa, tertekan oleh kenaikan dolar AS dan imbal hasil Treasury setelah data Penjualan Ritel AS bulan Agustus mengalahkan perkiraan. Langkah ini terjadi di tengah persiapan pasar menjelang keputusan kebijakan Federal Reserve AS yang dijadwalkan pada hari Rabu.
Spot emas diperdagangkan di $2.569 per ons, turun 0,50% dari hari sebelumnya, sementara pasar memperkirakan peluang 63% bahwa Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps), menurut CME FedWatch Tool. Peluang untuk penurunan sebesar 25 bps diperkirakan mencapai 37%.
Data ekonomi menunjukkan Penjualan Ritel AS lebih tinggi dari ekspektasi, meskipun tidak setinggi bulan Juli, sementara Produksi Industri menunjukkan perbaikan di bulan Agustus, memberikan dukungan bagi dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY) naik 0,21% menjadi 100,92, memperlemah daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Dikutip dari fxstreet.com “Lonjakan terakhir emas mungkin terjadi karena aksi stop-hunting,” ujar Daniel Ghali, Analis Senior Komoditas di TDS, “melihat waktu yang tidak biasa bagi emas mencapai rekor tertinggi di tengah penambahan posisi short baru.”
Imbal hasil Treasury AS juga meningkat di seluruh kurva, baik untuk jangka pendek maupun panjang, menambah tekanan terhadap harga logam mulia.
Dilansir dari fxstreet.com, di tengah gejolak pasar, risiko geopolitik juga meningkat dengan ketegangan di Timur Tengah. Al-Jazeera melaporkan bahwa Hizbullah Lebanon menyalahkan Israel atas serangkaian ledakan dan memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “hukuman yang adil.” Sementara itu, Amerika Serikat melalui juru bicara Departemen Luar Negeri, Mathew Miller, menyatakan tidak terlibat dalam insiden tersebut.
Ke depan, para pelaku pasar akan menunggu keputusan suku bunga Fed serta konferensi pers Ketua Jerome Powell pada hari Rabu.
Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga emas saat ini.
Harga Minyak Naik Ditengah Gangguan Pasokan dan Spekulasi Penurunan Suku Bunga Fed.
- Badai Francine menghentikan lebih dari 12% produksi minyak di Teluk Meksiko, yang mengurangi suplai global dan mendukung kenaikan harga minyak.
- Ketegangan di Timur Tengah menambah risiko gangguan pasokan, yang biasanya mendorong harga minyak lebih tinggi.
Harga minyak naik lebih dari satu dolar per barel pada Selasa, terdorong oleh gangguan pasokan dari Teluk Meksiko serta spekulasi bahwa permintaan akan meningkat jika Federal Reserve AS menurunkan suku bunga minggu ini. Minyak mentah AS naik 1,6% menjadi $71,41 per barel, sementara Brent menguat 1,3% menjadi $73,70 per barel, mencapai harga penutupan tertinggi bulan ini.
Dilansir dari investing.com lebih dari 12% produksi minyak di Teluk Meksiko terhenti akibat Badai Francine, yang mendorong kenaikan harga dalam beberapa sesi terakhir. Selain itu, ketegangan di Timur Tengah dan gangguan pasokan di Libya juga memberikan dukungan tambahan bagi harga minyak. Analis memperkirakan bahwa pemangkasan suku bunga Federal Reserve sebesar 50 basis poin dapat melemahkan dolar AS, sehingga meningkatkan permintaan komoditas seperti minyak yang berdenominasi dolar.
Investor juga mencermati tanda-tanda peningkatan permintaan dari Tiongkok, meskipun data terbaru menunjukkan kenaikan persediaan minyak dan bahan bakar di AS, yang akan dikonfirmasi oleh laporan resmi dari Badan Informasi Energi pada hari Rabu.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga minyak.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat rilis data fundamental hari ini dari GBP dan EUR hari ini, yaitu:
CPI adalah singkatan dari Consumer Price Index atau Indeks Harga Konsumen. Ini adalah ukuran yang mengukur rata-rata perubahan harga dari waktu ke waktu yang dibayarkan oleh konsumen untuk sekeranjang barang dan jasa konsumen tertentu atau mengukur inflasi.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang GBP dan EUR.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data CPI (YoY) (Aug)Â rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk GBP.
Data CPI (YoY) (Aug) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Perkiraan :Â
GBP
Data CPI (YoY) (Aug) rilis sesuai dengan data sebelumnya.
EUR
Data CPI (YoY) (Aug) rilis sesuai dengan data sebelumnya.