S&P 500 Tergelincir Tipis Setelah Menghapus Keuntungan Intraday, Didukung Data Penjualan Ritel dan Saham Produsen Chip.

- Penjualan ritel AS naik 0,4%, melampaui ekspektasi, mencerminkan daya beli konsumen yang tetap kuat.
- Klaim pengangguran turun menjadi 241.000, sesuai dengan ekspektasi, sementara indeks Dolar AS menguat untuk hari kelima berturut-turut.
Indeks S&P 500 ditutup sedikit lebih rendah pada hari Kamis, menyerahkan keuntungan intraday yang sempat diraih setelah data penjualan ritel menunjukkan hasil yang lebih baik dari perkiraan. Kenaikan saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. juga berkontribusi pada awal penguatan, didorong oleh laporan kinerja kuartal ketiga yang melebihi ekspektasi pasar.
Pada pukul 4:00 sore ET (2000 GMT), indeks S&P 500 turun tipis 0,01%, sementara Nasdaq Composite yang dipenuhi saham teknologi naik 0,04%. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average berhasil menguat 161 poin atau 0,4%, mencerminkan performa yang lebih baik dari indeks utama lainnya.
Data dari Departemen Perdagangan menunjukkan penjualan ritel meningkat 0,4% pada bulan September, melebihi prediksi kenaikan sebesar 0,3% dan jauh di atas kenaikan 0,1% yang tidak direvisi pada bulan Agustus. Pengeluaran pada kebutuhan seperti bahan makanan dan pakaian terus tumbuh, meski ada penurunan pada barang mahal seperti furnitur dan elektronik.
Meski demikian, Jefferies menyebut dalam sebuah catatan bahwa ada beberapa kelemahan dalam rincian data, namun konsumen masih menunjukkan daya beli yang kuat secara keseluruhan.
Di pasar tenaga kerja, klaim tunjangan pengangguran awal turun menjadi 241.000 dari 260.000 di minggu sebelumnya, sesuai dengan perkiraan para ekonom. Sementara itu, indeks Dolar AS (DXY) mencatat kenaikan lima hari berturut-turut, didukung oleh kekhawatiran atas prospek ekonomi Zona Euro setelah Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menyampaikan kekhawatirannya. Selain itu, data positif dari AS semakin memperkuat dolar, di tengah tanda-tanda ketahanan ekonomi dan ekspektasi pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga indeks saham AS.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga Dollar AS.
Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga Euro.
Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi, Gagal Tembus $2.700 di Tengah Ketidakpastian Pemilu AS.

- Harga emas mencapai level tertinggi selama sesi perdagangan AS namun kembali turun, dipengaruhi oleh data ekonomi AS yang kuat dan penguatan dolar.
- Ketidakpastian pemilu AS dan ketegangan Timur Tengah mendorong permintaan emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian.
Harga emas mencapai rekor tertinggi selama sesi perdagangan di Amerika Utara pada Kamis, meskipun gagal menembus level $2.700 di tengah ketidakpastian terkait pemilihan presiden AS yang akan datang. Saat ini, XAU/USD diperdagangkan pada $2.691, mencatat kenaikan lebih dari 0,66% di tengah sentimen yang beragam.
Data ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap tangguh, dengan Penjualan Ritel meningkat lebih dari perkiraan dan jumlah Klaim Pengangguran Awal yang menurun. Laporan ini memicu kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun sebesar delapan basis poin menjadi 4,096%, yang sempat menekan harga emas turun ke $2.672 sebelum akhirnya pulih.
Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) menguat lebih dari 0,26% ke level 103,79, menandai posisi tertinggi dalam hampir dua bulan. Penguatan dolar ini turut membebani harga emas, karena membuat logam mulia lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Di tengah data yang kuat, perkiraan GDPNow dari Atlanta Fed menunjukkan bahwa pertumbuhan PDB AS diperkirakan meningkat menjadi 3,4%, naik dari 3,2% pada 9 Oktober. Data ini membuat para pelaku pasar mengurangi ekspektasi mereka terkait pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve, dengan peluang pemotongan suku bunga pada pertemuan November menurun dari 94% menjadi 88,2%.
Dilansir dari fxstreet.com Nitesh Shah, ahli strategi di WisdomTree, mencatat bahwa ketidakpastian seputar pemilu AS dan ketegangan di Timur Tengah mendorong permintaan emas sebagai aset aman di tengah situasi yang tidak menentu.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga emas.
Harga Minyak Naik Tipis Setelah Penurunan Persediaan AS, Timur Tengah Tetap Jadi Fokus.

- Penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 2,2 juta barel lebih besar dari ekspektasi, menunjukkan permintaan yang tetap kuat.
- Kenaikan harga tertahan oleh penguatan dolar AS ke level tertinggi dalam 11 minggu, yang menekan permintaan minyak global.
Harga minyak mencatat kenaikan kecil pada Kamis, pulih dari level terendah dalam dua minggu setelah data menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah dan bahan bakar di Amerika Serikat.
Minyak mentah Brent ditutup pada $74,45 per barel, naik 23 sen atau 0,31%, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 28 sen atau 0,4%, berakhir di $70,67 per barel. John Evans dari pialang minyak PVM menyatakan bahwa tindakan balasan terhadap Iran masih belum jelas, tetapi ketegangan di Timur Tengah dapat mendorong harga lebih tinggi dalam waktu dekat.
Penguatan dolar AS ke level tertinggi dalam 11 minggu turut mengimbangi beberapa kenaikan harga minyak. Kuatnya mata uang AS membuat minyak yang dihargai dalam dolar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Pasar juga menantikan detail lebih lanjut dari Tiongkok tentang rencana pemulihan ekonomi yang diumumkan pada 12 Oktober, termasuk langkah-langkah untuk mendukung pasar properti yang lemah.
Harga minyak mencapai level terendah sejak 2 Oktober untuk dua hari berturut-turut, menyusul penurunan perkiraan permintaan oleh OPEC dan Badan Energi Internasional untuk tahun 2024 dan 2025.
Laporan Badan Informasi Energi AS menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah turun 2,2 juta barel menjadi 420,6 juta barel pada pekan yang berakhir 11 Oktober, berlawanan dengan perkiraan analis yang memproyeksikan kenaikan sebesar 1,8 juta barel. Persediaan bensin dan bahan bakar sulingan juga mengalami penurunan pekan lalu.
Sementara itu, produksi minyak di North Dakota, negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga di AS, turun sekitar 500.000 barel pada Oktober setelah kebakaran hutan memengaruhi wilayah produksi utama.
Pada hari yang sama, Bank Sentral Eropa memotong suku bunga untuk ketiga kalinya dalam tahun ini, menandakan bahwa inflasi di zona euro mulai terkendali dan prospek ekonomi memburuk. Keputusan ini diharapkan mendukung harga minyak karena suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan permintaan.
Meskipun demikian, ketidakpastian terkait potensi serangan balasan Israel terhadap Iran pasca-serangan rudal 1 Oktober membuat harga minyak tetap stabil, dengan situasi di Timur Tengah terus menjadi perhatian utama pasar.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga minyak saat ini.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Tidak ada rilis data ekonomi hari ini sebagai pendorong harga dari sisi fundamental analisis dan perubahan sentimen pasar.
Diperkirakan pergerakan besar atau pergerakan market yang signifikan dapat terjadi di sesi pembukaan pasar Eropa dan Amerika.