Wall Street Tertekan, Sentimen Memburuk di Tengah Ancaman Perang AS-Iran dan Data Retail Lemah.

Analisa Fundamental Magnetfx 10 Agustus
  • Data retail sales AS turun tajam 0,9% di bulan Mei, melebihi ekspektasi negatif pasar.

  • Trump mengancam Iran dengan kekuatan militer langsung, meningkatkan risiko eskalasi konflik Timur Tengah.

Pasar saham AS tergelincir pada hari Selasa, dipicu oleh kombinasi data penjualan ritel yang mengecewakan dan meningkatnya kekhawatiran geopolitik. Indeks S&P 500 turun 0,8% menyusul laporan penurunan penjualan ritel sebesar 0,9% di bulan Mei—lebih buruk dari perkiraan. Penurunan ini diperparah oleh spekulasi bahwa AS dapat terlibat langsung dalam konflik Israel-Iran, setelah Presiden Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan serangan terhadap Iran dalam pertemuan darurat di Gedung Putih.

Trump, melalui platform media sosialnya, menyampaikan bahwa AS kini “menguasai penuh langit Iran” dan menuntut penyerahan tanpa syarat dari Teheran. Dalam narasi penuh tekanan, Trump juga menyoroti keunggulan teknologi militer AS dan menyebut pemimpin tertinggi Iran sebagai “target mudah”. Pernyataan ini memicu kekhawatiran investor bahwa konflik akan berkembang menjadi perang regional yang lebih besar, dengan risiko dampak ekonomi global yang signifikan. Sebelumnya, pernyataan bersama G7 menyalahkan Iran atas ketidakstabilan Timur Tengah sambil tetap mendukung Israel.

Di tengah ancaman geopolitik, perhatian pasar kini beralih ke pertemuan kebijakan The Fed yang sedang berlangsung. Meski suku bunga diperkirakan tetap, fokus utama tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell terkait arah suku bunga selanjutnya. Dengan inflasi yang mendingin tetapi ekonomi tetap tangguh, ketidakpastian arah kebijakan moneter turut memperbesar tekanan jual di pasar. Kombinasi kekhawatiran perang dan lemahnya data domestik memicu arus keluar dari aset-aset berisiko.

Kesimpulan Sentimen:

Bearish – Investor menghindari risiko di tengah kombinasi tekanan makroekonomi domestik dan ancaman konflik militer yang meluas.

Emas Gagal Menguat di Tengah Ketegangan Global, Dolar Kembali Berkuasa.

  • Harga emas gagal menguat meskipun ketegangan geopolitik meningkat, karena Dolar AS menguat tajam.

  • Data ekonomi AS melemah, memperkuat peluang dovish dari The Fed yang dapat mendukung emas ke depan.

Harga emas tergelincir di bawah level psikologis $3.400 pada Selasa meskipun sentimen pasar memburuk akibat eskalasi konflik Israel-Iran. Kekuatan Dolar AS menjadi hambatan utama bagi reli emas, dengan indeks DXY melonjak 0,46% ke 98,58. Ketegangan geopolitik meningkat setelah Presiden Trump mendesak evakuasi Teheran dan mempertimbangkan keterlibatan militer langsung terhadap Iran, namun aliran dana ke aset safe haven belum cukup kuat untuk menopang harga emas secara signifikan.

Dari sisi makroekonomi, data ekonomi AS melemah. Penjualan ritel turun 0,9% MoM pada Mei, lebih dalam dari ekspektasi, sementara produksi industri juga menurun 0,2%. Meskipun kondisi ini seharusnya mendukung ekspektasi penurunan suku bunga, harga emas masih tertahan oleh kekuatan dolar. Investor kini menantikan hasil pertemuan FOMC dan proyeksi ekonomi baru yang bisa memberi arah baru bagi pasar logam mulia.

Namun, prospek jangka menengah untuk emas tetap terbuka. Imbal hasil obligasi AS menurun, dengan yield 10-tahun turun hampir 5,5 bps, dan pasar uang mulai menghargai peluang pemangkasan suku bunga sebesar 44 bps hingga akhir tahun. Selain itu, survei World Gold Council menunjukkan bahwa 95% bank sentral berencana menambah cadangan emas dalam 12 bulan ke depan. Meskipun harga jangka pendek tertekan, struktur fundamental tetap mendukung logam mulia jika The Fed memberikan sinyal dovish.

 

Kesimpulan Sentimen:

Netral ke Bullish – Tekanan dari Dolar membuat emas turun sementara, tapi pelemahan data ekonomi dan ekspektasi dovish dari The Fed bisa memulihkan momentum bullish emas dalam waktu dekat.

Minyak Melonjak Tajam di Tengah Ancaman Perang dan Penurunan Stok Besar, Tapi Ketidakpastian Bayangi.

  • Stok minyak mentah AS turun drastis 10,1 juta barel, jauh melebihi ekspektasi.

  • Konflik Israel-Iran memicu lonjakan harga minyak hingga 4%, dengan risiko geopolitik meningkat tajam.

Harga minyak mentah AS naik lebih dari 4% pada Selasa, didorong oleh kekhawatiran geopolitik akibat konflik Israel-Iran yang makin panas serta laporan API yang menunjukkan penurunan mengejutkan sebesar 10,1 juta barel pada stok minyak mentah mingguan AS. Meskipun harga sempat tergelincir setelah jam perdagangan utama, lonjakan ini mencerminkan masuknya kembali security premium ke dalam harga minyak global. Ketegangan meningkat seiring laporan bahwa AS mempertimbangkan untuk bergabung dengan Israel dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

Meskipun belum terjadi gangguan signifikan terhadap aliran minyak global, serangan terhadap fasilitas gas South Pars dan depot minyak Shahran di Iran menambah tekanan pada pasokan. Perhatian pasar juga tertuju pada potensi risiko terhadap Selat Hormuz setelah dua kapal tanker bertabrakan di tengah meningkatnya gangguan elektronik di kawasan tersebut. Namun, analis menyebut penutupan selat masih kecil kemungkinannya karena akan merugikan Iran dan bertentangan dengan keinginan AS yang mendambakan harga minyak dan inflasi yang lebih rendah.

Namun demikian, prospek fundamental tetap beragam. IEA dalam laporan bulanan terbaru merevisi turun permintaan minyak global dan meningkatkan estimasi pasokan. Keseimbangan antara ketegangan geopolitik dan data permintaan global yang melambat membuat pasar tetap waspada, apalagi investor juga tengah menanti hasil pertemuan kebijakan suku bunga The Fed. Meski risiko konflik terus mendorong harga naik, ketidakpastian jangka panjang masih menjadi bayang-bayang utama.

 

Kesimpulan Sentimen:

Bullish – Harga minyak terdorong naik kuat oleh kombinasi penurunan stok besar dan eskalasi konflik yang meningkatkan risiko pasokan global.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Prediksi EUR:

  • CPI (GBP): Perkiraan penurunan dari 3.5% menjadi 3.3%. Jika aktual sesuai atau lebih rendah, GBP berpotensi Turun.

  • CPI (EUR): Perkiraan penurunan dari 2.2% menjadi 1.9%. Jika aktual sesuai atau lebih rendah, EUR berpotensi Turun.
    Initial Jobless Claims

  • (USD): Perkiraan penurunan (membaik) dari 248K menjadi 246K. Jika aktual sesuai atau lebih rendah, USD berpotensi Naik.

Share on: