Indeks Dolar AS (DXY) Stabil di Tengah Ketidakpastian Geopolitik dan Data Ekonomi.

- DXY stabil di atas 106,00 di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekspektasi kebijakan The Fed.
- Tarif otomotif AS mulai 2 April, berpotensi meningkatkan ketegangan perdagangan global.
Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan mendatar pada hari Senin, tetap bertahan di atas level 106,00, seiring pasar menilai dampak potensi kesepakatan damai Ukraina-Rusia dalam pembicaraan di Riyadh. Ketidakpastian ini menahan pergerakan Dolar AS yang masih mendekati level terendah minggu lalu, sementara investor menunggu data ekonomi utama akhir pekan ini. Selain itu, pernyataan beberapa pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan pada hari Senin juga menjadi fokus pasar dalam mencari petunjuk kebijakan moneter ke depan.
Ekspektasi terhadap kebijakan The Fed menunjukkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada 2025 setelah data Penjualan Ritel AS bulan Januari yang lebih lemah dari perkiraan. Meski demikian, konsumsi rumah tangga masih ditopang oleh pertumbuhan upah riil dan pasar tenaga kerja yang solid. Para pedagang kini mengalihkan perhatian ke data PMI global yang akan dirilis pada hari Jumat, yang dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai perbedaan pertumbuhan ekonomi antarnegara dan dampaknya terhadap arah kebijakan bank sentral.
Di sisi lain, ketegangan perdagangan meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa tarif otomotif akan mulai berlaku pada 2 April, dengan kebijakan timbal balik antarnegara yang kemungkinan diterapkan secara bertahap. Sementara itu, Presiden Fed Lorie Logan mengingatkan bahwa meskipun inflasi menurun, hal itu tidak secara otomatis menjamin pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Dengan faktor-faktor ini, pergerakan Dolar AS masih cenderung terbatas hingga rilis data ekonomi selanjutnya.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
Dampak Data Ekonomi – Penjualan Ritel AS bulan Januari yang lemah meningkatkan spekulasi bahwa The Fed akan lebih dovish, tetapi pasar tenaga kerja yang solid masih menopang daya beli konsumen.
Ketidakpastian Geopolitik – Pembicaraan damai Ukraina-Rusia di Riyadh menambah faktor ketidakpastian, yang dapat mempengaruhi sentimen risiko dan arah pergerakan Dolar AS.
Tarif dan Risiko Perdagangan – Konfirmasi tarif otomotif oleh Donald Trump mulai 2 April bisa meningkatkan ketegangan perdagangan global, berpotensi mendukung Dolar sebagai aset safe haven.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.
Harga Emas Menguat di Tengah Perdagangan Sepi dan Prospek Bullish.

- Harga emas naik 0,56% ke $2.898, didukung ketidakpastian geopolitik dan ekspektasi pelonggaran Fed.
- UBS memproyeksikan emas mencapai $3.200, dengan sentimen bullish yang kuat dan permintaan sektor resmi sebagai pendorong utama.
Harga emas naik 0,56% pada hari Senin selama sesi perdagangan Amerika Utara, dengan XAU/USD diperdagangkan di $2.898 setelah menyentuh level terendah harian di $2.878. Kenaikan ini terjadi di tengah perdagangan yang sepi karena libur Hari Presiden di AS. Setelah mencatat kerugian tajam pada Jumat lalu, prospek emas tetap positif, didukung oleh ketidakpastian geopolitik dan kebijakan perdagangan AS yang bertujuan mempersempit defisit. Data ekonomi AS pekan lalu menunjukkan hasil beragam, dengan inflasi yang tetap tinggi dan Penjualan Ritel yang lebih lemah dari ekspektasi, mendorong spekulasi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut oleh Federal Reserve (Fed).
Dilansir dari fxstreet, Pejabat Fed tetap berhati-hati dalam menyikapi kebijakan suku bunga, dengan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker menekankan bahwa kebijakan saat ini berada dalam posisi yang baik untuk menekan inflasi. Sementara itu, Gubernur Fed Michelle Bowman memperkirakan inflasi akan terus menurun, meskipun risiko kenaikan masih ada. Investor kini menanti rilis Risalah Rapat FOMC, data perumahan, dan klaim pengangguran awal untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan The Fed. Dilansir dari investing, UBS memperbarui proyeksi harga emasnya, memperkirakan harga emas bisa mencapai di atas $3.200 sebelum stabil di level yang lebih tinggi dalam beberapa tahun mendatang.
Kenaikan harga emas dalam enam minggu pertama tahun ini mencerminkan sentimen bullish yang kuat, didorong oleh kurangnya investasi spekulatif dan meningkatnya permintaan dari sektor resmi. Analis UBS, Joni Teves, mencatat bahwa kondisi pasar mendorong revisi proyeksi emas yang lebih optimis, dengan puncak harga diperkirakan terjadi lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya. Sementara emas terus menjadi fokus utama, UBS juga memperkirakan perak dan platinum akan mencatatkan kenaikan persentase yang lebih tinggi, meskipun dengan volatilitas yang lebih besar.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Dukungan dari Pembelian Bank Sentral: Bank sentral membeli lebih dari 1.000 ton emas pada 2024, menunjukkan permintaan kuat dari institusi global.
Ketidakpastian Perdagangan dan Risiko Geopolitik: Trump mengisyaratkan tarif 25% pada impor baja dan aluminium, meningkatkan ketidakpastian ekonomi global. Investor cenderung membeli emas sebagai aset safe-haven di tengah potensi ketegangan perdagangan baru.
Prospek Harga Jangka Panjang: Capital Economics memperkirakan harga emas turun ke $2.750 per ons pada akhir 2025 karena potensi kenaikan imbal hasil Treasury AS. Namun, permintaan emas dari China dan ketidakpastian geopolitik dapat mempertahankan harga emas tetap tinggi dalam jangka pendek.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Harga Minyak Global Naik Imbas Serangan Drone Rusia dan Prospek Gencatan Senjata Ukraina.

Serangan drone di infrastruktur minyak Rusia mengganggu pasokan Kazakhstan dan meningkatkan kekhawatiran risiko pasokan global.
Prospek perjanjian damai Rusia-Ukraina berpotensi meringankan sanksi dan menambah pasokan minyak mentah ke pasar.
Harga minyak mentah global menguat pada Senin (20/2) setelah serangan pesawat nirawak terhadap stasiun pemompaan pipa minyak Kropotkinskaya di Rusia menghambat aliran minyak dari Kazakhstan. Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) melaporkan gangguan pasokan dari produsen seperti Chevron dan Exxon Mobil, sementara pejabat Ukraina secara tidak langsung mengklaim tanggung jawab. Di sisi lain, pelemahan indeks dolar AS ke level terendah dua bulan turut mendorong kenaikan harga, membuat minyak lebih terjangkau bagi pembeli luar AS.
Serangan drone ini memicu kekhawatiran risiko pasokan jangka panjang, meski dampaknya masih terbatas. Dilansir dari investing, Analis UBS Giovanni Staunovo menekankan bahwa eskalasi serangan berpotensi mengganggu ekspor Rusia. Di tengah ketegangan, investor memantau perkembangan pembicaraan perdamaian Rusia-Ukraina yang diinisiasi AS dan Arab Saudi. Inggris dan negara Eropa lain juga menggelar pertemuan darurat di Paris untuk menyikapi rencana dialog langsung AS-Rusia. BofA memprediksi, jika sanksi terhadap Rusia dicabut, harga minyak bisa turun US$5-10/barel karena pasokan akan lebih mudah mengalir ke pasar global.
OPEC+ dikabarkan tetap melanjutkan rencana peningkatan produksi bertahap mulai April, meski sebelumnya sempat diisukan akan ditunda. Sementara itu, ancaman perang dagang kembali menghantui pasar setelah mantan Presiden AS Donald Trump menginstruksikan kajian tarif balasan terhadap negara yang memberlakukan pajak impor produk AS. Kombinasi faktor geopolitik, prospek pasokan, dan dinamika kebijakan moneter AS diperkirakan akan terus memengaruhi volatilitas harga minyak dalam pekan mendatang.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Gangguan Pasokan Akibat Serangan Drone: Serangan drone ke stasiun pemompaan pipa minyak Kropotkinskaya di Rusia menghambat aliran minyak dari Kazakhstan ke pasar global. Gangguan pasokan ini mendorong kekhawatiran atas ketatnya pasokan, terutama dari produsen Barat seperti Chevron dan Exxon Mobil. Analis UBS menyebut bahwa serangan semacam ini berpotensi meningkatkan risiko gangguan pasokan jika frekuensinya terus meningkat.
Pelemahan Dolar AS: Indeks dolar AS yang melemah ke level terendah dua bulan membuat minyak mentah lebih murah bagi pembeli non-AS, sehingga permintaan meningkat.
Ketegangan Geopolitik Rusia-Ukraina: Investor khawatir eskalasi konflik dapat memperpanjang gangguan pasokan, terutama jika Rusia membatasi ekspor atau infrastruktur energi menjadi target serangan lanjutan.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari Australia hari ini yaitu:
Keputusan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia (RBA) untuk bulan Februari 2025.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga AUD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Perkiraan :
Data RBA Interest Rate Decision (Februari) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.