Dolar AS Menguat ke Level Tertinggi 11 Minggu, Pound Sterling Tertekan oleh Data Inflasi Inggris.

- Investor meragukan adanya pemangkasan suku bunga besar oleh Federal Reserve, sementara potensi kemenangan Trump dalam pemilu mendukung penguatan dolar.
- Data inflasi Inggris yang lebih rendah dari perkiraan mendorong spekulasi pemangkasan suku bunga oleh Bank of England, melemahkan pound sterling.
Pada hari Rabu, dolar AS menguat signifikan, mencapai level tertinggi dalam 11 minggu di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan melakukan pemangkasan suku bunga besar pada pertemuan kebijakan mendatang. Selain itu, investor mulai mempertimbangkan dampak potensial dari kemenangan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilu AS, yang diperkirakan dapat mendukung kebijakan fiskal yang positif bagi dolar.
Sementara itu, pound sterling tertekan ke posisi terendah dua bulan setelah data inflasi Inggris untuk September menunjukkan angka 1,7%, lebih rendah dari perkiraan 1,9% dan turun dari 2,2% pada bulan sebelumnya. Data tersebut memperkuat spekulasi bahwa Bank of England akan memangkas suku bunga lebih agresif dalam beberapa bulan mendatang untuk mendukung perekonomian, memicu pelemahan lebih lanjut bagi mata uang Inggris.
Euro juga melemah terhadap dolar, mencapai level terendah 11 minggu menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa. Para pelaku pasar menantikan pernyataan Presiden ECB Christine Lagarde yang dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter, meskipun dampaknya diperkirakan terbatas jika tidak ada perubahan besar pada proyeksi suku bunga.
Dilansir dari investing.com Amo Sahota, direktur eksekutif di Klarity FX, menilai bahwa perlambatan ekonomi di luar AS memaksa beberapa bank sentral besar melakukan pemangkasan suku bunga yang lebih dalam dibandingkan dengan Fed. Kebijakan ini mendukung penguatan dolar di tengah prospek suku bunga global yang lebih rendah.
Di perdagangan sore, dolar naik 0,3% menjadi 103,59, sementara euro turun 0,4% ke $1,0855, dan pound merosot 0,7% menjadi $1,2982.
Pengaruh fundamenal cenderung menguatkan harga Dollar AS saat ini.
Pengaruh fundamenal cenderung melemahkan harga Poundsterling saat ini.
Pengaruh fundamenal cenderung melemahkan harga Euro saat ini.
Harga Emas Naik, Didorong Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS dan Ketidakpastian Global.

- Penurunan imbal hasil Treasury AS mendukung kenaikan harga emas, meskipun dolar AS menguat.
- Ekspektasi pelonggaran suku bunga bank sentral utama dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global menjadi pendorong utama.
Harga emas menguat selama sesi perdagangan di Amerika Utara pada hari Rabu, didukung oleh penurunan imbal hasil Treasury AS, meskipun dolar AS menunjukkan penguatan. Ekspektasi bahwa bank sentral utama akan memangkas suku bunga karena inflasi yang rendah telah menekan imbal hasil obligasi, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. Saat ini, harga emas berada di $2.674 per troy ounce, naik 0,46%.
Sentimen pasar cenderung positif dengan tiga dari empat indeks saham utama AS diperdagangkan dalam zona hijau. Penurunan lebih lanjut pada imbal hasil obligasi AS memberikan dorongan bagi harga emas yang sempat mencapai $2.685, level tertinggi sepanjang tahun ini. Namun, emas belum mampu menembus batas $2.700. Di sisi lain, inflasi Inggris yang turun di bawah target Bank of England (BoE) sebesar 2% memicu harapan bahwa BoE akan melanjutkan siklus pelonggaran seperti Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa, yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada 17 Oktober di tengah risiko resesi.
Selain itu, kenaikan harga emas juga disebabkan oleh minat pembelian aset aman di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian politik menjelang pemilihan presiden AS. Analis UBS menyatakan bahwa ketidakpastian dan volatilitas diperkirakan akan meningkat hingga pemerintahan AS berikutnya terbentuk, sehingga emas dan minyak menjadi pilihan lindung nilai yang efektif.
Saat ini, peluang penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada bulan November mencapai 96%, menurut alat CME FedWatch. Dengan minimnya data ekonomi baru, fokus para pelaku pasar beralih pada perkembangan di Timur Tengah dan kebijakan stimulus dari Tiongkok, serta data Penjualan Ritel AS, Produksi Industri, dan Klaim Pengangguran Awal yang akan dirilis akhir pekan ini.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga emas saat ini.
Harga Minyak AS Menguat Pasca Penurunan Stok Tak Terduga, Kekhawatiran Timur Tengah Mereda.

- Laporan API menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS sebesar 10,9 juta barel, mengejutkan pasar yang sebelumnya memperkirakan peningkatan.
- Meredanya kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah membantu menekan harga minyak setelah penurunan tajam di sesi sebelumnya.
Harga minyak mentah AS menguat pada perdagangan pasca-penutupan hari Rabu setelah laporan dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan tak terduga dalam stok minyak mentah mingguan sebesar 10,9 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 11 Oktober. Sebelumnya, para analis memperkirakan adanya peningkatan persediaan sekitar 3,2 juta barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik menjadi $70,67 per barel setelah sebelumnya turun 0,3% ke $70,39 per barel.
Meredanya kekhawatiran mengenai eskalasi konflik di Timur Tengah juga menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga. Setelah sebelumnya anjlok lebih dari 4% karena laporan yang menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji kepada pejabat AS untuk tidak menargetkan fasilitas minyak dan nuklir Iran, kekhawatiran mengenai potensi gangguan pasokan di kawasan tersebut mulai mereda.
Selain itu, pasar menghadapi laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) dan OPEC yang memperingatkan adanya kelebihan pasokan minyak pada tahun 2025 dan penurunan proyeksi pertumbuhan permintaan untuk tahun 2024, terutama akibat melemahnya ekonomi Tiongkok. Para analis menilai bahwa risiko geopolitik masih dapat memengaruhi harga minyak, meskipun kondisi fundamental menunjukkan prospek yang lebih lemah.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga minyak saat ini.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat rilis data fundamental hari ini dari EUR dan USD hari ini, yaitu:
EUR
CPI (YoY) (Sep) adalah data yang mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen di Inggris dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau untuk mengukur inflasi.
Deposit Facility Rate adalah suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank atau ECB), untuk simpanan bank-bank komersial yang ditempatkan di bank sentral tersebut. Ini adalah salah satu alat kebijakan moneter yang digunakan oleh ECB untuk mengatur jumlah uang beredar dan mengendalikan inflasi.
ECB Interest Rate Decision adalah keputusan yang diambil oleh Dewan Pengurus ECB mengenai tingkat suku bunga utama yang akan diterapkan.
ECB Press Conference adalah konferensi pers yang diadakan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) setelah pengumuman keputusan suku bunga dan kebijakan moneter lainnya.
USD
Initial Jobless Claims adalah laporan mingguan yang mengukur jumlah orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya.
Data Core Retail Sales dan Retail Sales adalah indikator ekonomi penting yang mencerminkan kesehatan ekonomi suatu negara, khususnya dalam hal pengeluaran daya beli konsumen.
Philadelphia Fed Manufacturing Index (Oct) adalah indikator ekonomi yang mengukur kondisi sektor manufaktur di wilayah Philadelphia, Pennsylvania. Indeks ini menilai kondisi bisnis di sektor manufaktur dan memberikan gambaran tentang kesehatan ekonomi di wilayah tersebut.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang EUR dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data CPI (YoY) (Sep) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data Deposit Facility Rate (Oct) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data ECB Interest Rate Decision (Oct) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD.
Data Core Retail Sales (MoM) (Sep) / Retail Sales (MoM) (Sep) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Philadelphia Fed Manufacturing Index (Oct) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :Â
EUR
Data CPI (YoY) (Sep) sesuai dengan data sebelumnya.
Data Deposit Facility Rate (Oct) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data ECB Interest Rate Decision (Sep)Â rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
USD
Data Core Retail Sales (MoM) (Sep) sesuai dengan data sebelumnya.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Philadelphia Fed Manufacturing Index (Oct) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data Retail Sales (MoM) (Sep) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.