Dolar AS Tertekan, DXY Turun ke Level Terendah Tiga Minggu.

- DXY turun ke 106,745, level terendah tiga minggu, dengan penurunan sekitar 1% dalam seminggu.
- Penurunan imbal hasil Treasury AS ke 4,47% melemahkan daya tarik Dolar AS bagi investor global.
Indeks Dolar AS (DXY) melemah ke level 106,745, mencatat penurunan sekitar 1% dalam sepekan dan menyentuh titik terendah tiga minggu. Pelemahan ini dipicu oleh data ekonomi AS yang beragam, dengan Penjualan Ritel turun 0,9% pada Januari, jauh lebih buruk dari perkiraan -0,1%. Sementara itu, Produksi Industri naik 0,5%, mengalahkan ekspektasi 0,3%, tetapi tetap lebih lambat dibandingkan kenaikan 1,0% di bulan sebelumnya.
Sentimen terhadap Dolar AS juga terpengaruh oleh ekspektasi kebijakan Federal Reserve. Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga akan bergantung pada kemajuan inflasi atau pelemahan pasar tenaga kerja. Alat CME FedWatch menunjukkan peluang 55% bahwa suku bunga tetap tidak berubah pada bulan Juni, menambah ketidakpastian pasar dan membebani Dolar.
Selain itu, imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun menjadi 4,47%, menekan daya tarik Dolar AS di mata investor. Bank of America mencatat bahwa investor mulai kehilangan keyakinan terhadap Dolar AS dan lebih banyak yang memperkirakan puncak nilai Dolar sudah terjadi di kuartal pertama tahun ini. Pergeseran ini sejalan dengan meningkatnya ketertarikan terhadap aset Eropa, di tengah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi AS.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
Penurunan Imbal Hasil Treasury AS: Imbal hasil obligasi 10 tahun turun ke 4,47%, menunjukkan penurunan ekspektasi terhadap suku bunga tinggi, yang melemahkan daya tarik Dolar AS.
Pelemahan DXY dan Outlook Investor: DXY turun ke level 106,745, level terendah tiga minggu, dan berpotensi mencatat kerugian mingguan sekitar 1%. Investor yang sebelumnya optimis terhadap Dolar AS kini mulai mengurangi eksposur mereka, dengan banyak yang meyakini puncak kekuatan Dolar sudah terjadi di Q1 2025.
Faktor Global yang Mempengaruhi Dolar AS: Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS dan potensi perubahan arah kebijakan moneter turut menekan nilai tukar Dolar.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.
Harga Emas Tergelincir dari Rekor, Namun Masih Menguat dalam Sepekan.

- Pelemahan dolar AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed mendukung kenaikan emas dalam sepekan.
- Bank sentral meningkatkan pembelian emas sebagai strategi diversifikasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Harga emas turun ke $2.883 per ons pada hari Jumat, melemah 1,48% akibat aksi ambil untung menjelang akhir pekan. Meskipun demikian, emas tetap mencatat kenaikan mingguan lebih dari 0,80%, didorong oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS 10 tahun ke 4,472%. Data ekonomi AS yang beragam, termasuk penurunan tajam Penjualan Ritel AS sebesar -0,9%, meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, yang mendukung kenaikan harga emas.
Selain itu, permintaan emas dari bank sentral global tetap kuat, dengan pembelian lebih dari 1.000 ton untuk tahun ketiga berturut-turut. Kemenangan Donald Trump dalam pemilu juga mendorong lonjakan pembelian emas oleh bank sentral sebesar 54% secara tahunan, yang mencerminkan strategi diversifikasi cadangan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Ketegangan perdagangan pun kembali meningkat setelah Trump mengisyaratkan tarif 25% pada impor baja dan aluminium, mendorong investor mencari aset safe-haven seperti emas.
Meskipun harga emas masih didukung oleh ketidakpastian global dan permintaan bank sentral, dilansir dari investing Capital Economics memperkirakan harga bisa turun ke $2.750 per ons pada akhir 2025 jika imbal hasil obligasi AS kembali naik. Namun, permintaan yang kuat dari China dan risiko geopolitik dapat mempertahankan harga emas tetap tinggi dalam jangka pendek.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Dukungan dari Pembelian Bank Sentral: Bank sentral membeli lebih dari 1.000 ton emas pada 2024, menunjukkan permintaan kuat dari institusi global.
Ketidakpastian Perdagangan dan Risiko Geopolitik: Trump mengisyaratkan tarif 25% pada impor baja dan aluminium, meningkatkan ketidakpastian ekonomi global. Investor cenderung membeli emas sebagai aset safe-haven di tengah potensi ketegangan perdagangan baru.
Prospek Harga Jangka Panjang: Capital Economics memperkirakan harga emas turun ke $2.750 per ons pada akhir 2025 karena potensi kenaikan imbal hasil Treasury AS. Namun, permintaan emas dari China dan ketidakpastian geopolitik dapat mempertahankan harga emas tetap tinggi dalam jangka pendek.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Harga Minyak Turun di Tengah Prospek Kesepakatan Damai Rusia-Ukraina.

- Kesepakatan damai Rusia-Ukraina dapat mencabut sanksi dan meningkatkan pasokan minyak, menekan harga lebih lanjut.
- OPEC+ dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah tetap menjadi faktor yang dapat membatasi penurunan harga minyak.
Harga minyak melemah pada hari Jumat di tengah harapan kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina, yang dapat mengakhiri sanksi terhadap Moskow dan meningkatkan pasokan minyak global. Minyak mentah Brent turun 0,37% ke $74,74 per barel, sementara WTI AS melemah 0,77% ke $70,74. Meskipun demikian, pelemahan harga masih terbatas akibat ketidakpastian terkait kebijakan tarif AS terhadap beberapa negara mitra dagang.
Harapan damai semakin menguat setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pejabatnya untuk memfasilitasi perundingan antara Rusia dan Ukraina. Jika sanksi terhadap Rusia dicabut, ekspor minyak negara tersebut dapat kembali mengalir ke pasar global, berpotensi menekan harga minyak lebih lanjut. Namun, para analis mencatat bahwa produksi minyak global masih dikendalikan oleh OPEC+, yang dapat menyesuaikan kebijakan untuk menjaga keseimbangan pasar.
Di sisi lain, permintaan minyak global tetap kuat, dengan konsumsi mencapai 103,4 juta barel per hari, menurut JPMorgan. Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan potensi tekanan ekonomi AS terhadap Iran dapat menjadi faktor yang membatasi penurunan harga lebih lanjut. Pasar minyak tetap dalam ketidakpastian, dengan harga bergantung pada perkembangan geopolitik dan kebijakan perdagangan global.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Prospek Kesepakatan Damai Rusia-Ukraina: Jika terjadi, dapat mencabut sanksi terhadap Moskow, meningkatkan ekspor minyak Rusia, dan memperbesar pasokan global, yang menekan harga.
- Penurunan Risiko Geopolitik: Berkurangnya ketegangan perang mengurangi premi risiko di pasar energi, menekan harga minyak lebih lanjut.
- Kekhawatiran Permintaan Global: Pertumbuhan ekonomi yang melambat di beberapa negara dapat membatasi konsumsi minyak dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari Jepang hari ini yaitu:
Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto adalah ukuran total nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara selama periode tertentu. GDP mencerminkan kesehatan ekonomi suatu negara.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga JPY.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Perkiraan :
Data GDP rilis sesuai dengan data sebelumnya.