Dolar AS Menguat di Tengah Harapan Pemangkasan Suku Bunga Fed yang Moderat.

  • Dolar AS mencapai level tertinggi lebih dari dua bulan karena ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pemangkasan suku bunga secara moderat.
  • Pasar saham AS melemah di tengah laporan laba perusahaan yang bervariasi, dengan sektor perbankan menjadi fokus utama.

Dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama pada hari Selasa, didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pemangkasan suku bunga secara bertahap dalam satu setengah tahun ke depan. Indeks dolar naik 0,1% ke 103,26, mendekati level tertinggi sejak 8 Agustus. Penguatan ini juga diperkuat oleh komentar dari Gubernur Fed Chris Waller yang menyerukan agar bank sentral lebih berhati-hati dalam memotong suku bunga.

Meskipun sempat melemah karena penurunan penghindaran risiko setelah laporan bahwa Israel tidak akan menyerang fasilitas minyak Iran, tren kenaikan dolar tetap terjaga berkat prospek ekonomi AS yang kuat. Inflasi September sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan, membuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga besar lebih lanjut oleh Fed menjadi berkurang.

Sementara itu, dilansir dari investing.com di pasar saham AS, Dow Jones turun 0,75%, S&P 500 melemah 0,7%, dan NASDAQ jatuh 1% karena investor mencerna berbagai laporan laba perusahaan. Goldman Sachs melampaui ekspektasi, sementara Bank of America mencatat kenaikan 0,6% meskipun pendapatan bunga menurun. Walgreens Boots Alliance melonjak 15,8% setelah mengumumkan penutupan 1.200 toko, dan Boeing menguat 2,3% setelah menandatangani perjanjian kredit senilai $10 miliar.

Di sektor teknologi, laporan mengecewakan dari ASML menyebabkan penurunan pada saham perusahaan semikonduktor seperti Nvidia dan AMD.

Pengaruh fundamenal cenderung menguatkan harga Dollar AS saat ini.

Pengaruh fundamenal cenderung beragam terhadap pergerakan harga indeks saham AS saat ini.

Harga Emas Menguat karena Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS dan Ketidakpastian Ekonomi.

  • Harga emas naik setelah imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun turun delapan basis poin menjadi 4,03%, membuat emas lebih menarik di tengah meningkatnya permintaan terhadap obligasi.
  • Ekspektasi inflasi AS direvisi naik pada bulan September, sementara fokus pasar bergeser ke data ekonomi utama seperti Penjualan Ritel dan Klaim Pengangguran yang akan dirilis akhir pekan ini.

Harga emas meningkat pada hari Selasa, diperdagangkan di level $2.664 karena penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS menekan Dolar AS. Sentimen ini didorong oleh laporan ekonomi yang ringan, termasuk Indeks Manufaktur Empire State New York dan hasil Survei Ekspektasi Konsumen dari New York Fed.

Indeks Manufaktur Empire State New York mencatat hasil yang kurang menggembirakan untuk bulan September, sementara ekspektasi inflasi pada periode yang sama direvisi naik, menurut Survei Ekspektasi Konsumen terbaru dari NY Fed. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun turun delapan basis poin menjadi 4,03%, meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Harga emas batangan terus menguat setelah pulih dari level terendah harian di $2.638, meskipun Indeks Dolar AS (DXY) tetap hampir tidak berubah di 103,25.

Di sisi lain, pernyataan dari pejabat Federal Reserve menarik perhatian pasar. Presiden Fed San Francisco, Mary Daly, mengungkapkan bahwa risiko yang dihadapi Fed terkait mandat ganda kini lebih seimbang, dengan pasar tenaga kerja tidak lagi menjadi sumber utama inflasi. Daly juga optimistis dengan prospek ekonomi dan memperkirakan adanya satu atau dua kali penurunan suku bunga jika kondisi ekonomi sesuai harapan.

Selain itu, meningkatnya risiko geopolitik memberikan dukungan bagi emas. Israel menyatakan akan menargetkan sasaran militer sebagai respons atas serangan rudal dari Iran dan Hizbullah pada 1 Oktober.

Para pelaku pasar kini menantikan data ekonomi AS yang akan dirilis akhir pekan ini, termasuk laporan Penjualan Ritel, Produksi Industri, dan Klaim Pengangguran Awal yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas selanjutnya.

Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga emas saat ini.

Harga Minyak Merosot Lebih dari 4% karena Lemahnya Prospek Permintaan dan Meredanya Ketegangan Timur Tengah.

  • Minyak mentah Brent dan WTI turun lebih dari 4% ke level terendah hampir dua minggu setelah kekhawatiran pasokan mereda, menyusul laporan bahwa Israel tidak akan menargetkan fasilitas nuklir dan minyak Iran.
  • Permintaan minyak global diproyeksikan melemah, dengan OPEC dan IEA memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk tahun 2024, didorong oleh penurunan konsumsi dari Tiongkok.

Harga minyak jatuh tajam pada Selasa, dengan Brent dan West Texas Intermediate (WTI) masing-masing turun lebih dari 4% ke posisi terendah dalam hampir dua minggu. Penurunan ini dipengaruhi oleh prospek permintaan yang melemah dan laporan yang menyatakan bahwa Israel tidak berencana menyerang fasilitas nuklir maupun minyak Iran, yang mengurangi kekhawatiran terkait potensi gangguan pasokan energi.

Minyak mentah Brent ditutup merosot $3,21 atau 4,14% ke $74,25 per barel, sedangkan WTI turun $3,25 atau 4,4% menjadi $70,58 per barel. Sebelumnya, kedua acuan harga sempat jatuh $4, mencapai titik terendah sejak awal Oktober, setelah mengalami penurunan sekitar 2% pada hari Senin.

“Premi risiko perang yang meningkat pekan lalu kini mulai berkurang,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. Ia menambahkan bahwa kondisi ini lebih mencerminkan risiko terhadap pasokan dan permintaan, dibandingkan dengan masalah pasokan itu sendiri.

Tekanan harga minyak semakin besar setelah laporan Washington Post menyebutkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginformasikan kepada Amerika Serikat bahwa serangan Israel akan difokuskan pada sasaran militer Iran, bukan pada fasilitas nuklir atau minyak.

Selain perkembangan geopolitik, pelemahan harga minyak juga dipicu oleh pemangkasan proyeksi pertumbuhan permintaan global tahun 2024 oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Badan Energi Internasional (IEA), terutama karena melemahnya ekonomi Tiongkok.

Meski OPEC memproyeksikan pertumbuhan permintaan yang lebih tinggi dibandingkan IEA, penyesuaian proyeksi ke bawah ini mencerminkan adanya pengakuan terhadap ekspektasi yang terlalu optimis sebelumnya. OPEC+, yang merupakan aliansi antara OPEC dan produsen non-OPEC, kemungkinan akan mempertimbangkan penyesuaian kebijakan produksinya pada akhir tahun, ujar Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

Dilansir dari investing.com menurut Lipow, peningkatan produksi mungkin akan ditunda, sementara harga minyak saat ini berada di bawah tingkat yang dibutuhkan banyak negara untuk menjaga keseimbangan anggaran nasional mereka, menambah tantangan bagi produsen energi global.

Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga minyak saat ini.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat rilis data fundamental hari ini dari GBP yaitu:

CPI (YoY) (Sep) adalah data yang mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen di Inggris dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau untuk mengukur inflasi.

Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang GBP,.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data CPI (YoY) (Sep) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk GBP.

Perkiraan : 

Data CPI (YoY) (Sep) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Share on: