Dow Jones Melesat Melampaui 40.000, Data Inflasi Memicu Harapan Pemotongan Suku Bunga!
- Dolar AS (DXY) menunjukkan penurunan di bawah 103,00.
- Kenaikan signifikan indeks saham Dow Jones di atas 40.000 menunjukkan sentimen yang sangat positif di pasar.
Indeks saham Dow Jones di AS mengalami lonjakan signifikan, ditutup di atas 40.000 pada hari Rabu, setelah rilis data yang menunjukkan perlambatan inflasi. Data ini diperkirakan akan mendekatkan Federal Reserve untuk memulai siklus pemotongan suku bunga pada bulan depan. Indeks harga konsumen mencatat inflasi 2,9% pada bulan Juli, turun dari 3,0% di bulan Juni, sementara estimasi ekonom adalah 3%.
Angka inti inflasi, yang tidak termasuk barang-barang fluktuatif seperti makanan dan bahan bakar, naik 3,2%, sedikit di bawah proyeksi 3,3%. Laporan ini juga muncul setelah indeks harga produsen untuk bulan Juli menunjukkan angka yang lebih rendah dari yang diperkirakan, menambah bukti bahwa kebijakan Fed efektif dalam menurunkan inflasi.
Jefferies mengungkapkan bahwa Federal Reserve telah mulai melihat dampak dari kenaikan suku bunga terhadap permintaan dan inflasi sejak bulan Mei. Sementara itu, Dolar AS (DXY) menunjukkan penurunan tipis di bawah 103,00, seiring dengan konfirmasi inflasi yang lebih rendah dari perkiraan, meskipun prospek pasar tenaga kerja tetap stabil.
Meskipun ekspektasi pasar tentang kebijakan moneter mendatang tidak berubah drastis, proyeksi pertumbuhan ekonomi AS masih menunjukkan angka di atas rata-rata, mengindikasikan bahwa pasar mungkin berlebihan dalam menilai kebutuhan untuk pelonggaran moneter yang agresif di masa depan.
Arah fundamental cenderung menguatkan harga Dollar AS dan indeks saham AS.
Emas Tertekan di Tengah Kekhawatiran Geopolitik dan Posisi Investor yang Terlalu Banyak!
- Banyak investor sudah memposisikan diri secara agresif dalam emas, sehingga potensi kenaikan mungkin terbatas.
- Meningkatnya harapan untuk pemulihan ekonomi dan suku bunga yang lebih rendah di beberapa negara dapat mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Emas (XAU/USD) diperdagangkan menurun di kisaran $2.447 pada hari Rabu, tertekan oleh penurunan imbal hasil obligasi AS yang berkorelasi negatif dengan logam berharga ini. Meskipun permintaan untuk aset safe haven meningkat akibat ketegangan geopolitik dari Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina, para analis memperingatkan bahwa arus masuk ini mungkin terbatas karena posisi investor yang sudah terlalu banyak.
Data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan Juli menunjukkan kenaikan 0,2% dari bulan ke bulan, sesuai estimasi, tetapi hanya berdampak kecil pada harga emas. Secara tahunan, IHK mencatat kenaikan 2,9%, sedikit di bawah pembacaan bulan sebelumnya. Emas mendapatkan dorongan setelah rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) yang menunjukkan penurunan inflasi dan meningkatnya ekspektasi untuk penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
Sementara itu, Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) secara mengejutkan memangkas suku bunga acuannya sebesar 0,25%, menandakan tren penurunan suku bunga secara global. Suku bunga yang lebih rendah membuat emas lebih menarik, namun potensi kenaikannya mungkin terbatas. Dikutip dari fxstreet.com Daniel Ghali, Ahli Strategi Komoditas Senior di TD Securities, menyatakan bahwa meskipun risiko geopolitik meningkat, posisi investor saat ini sudah “terlalu berkomitmen,” sehingga respons harga emas terhadap ketegangan geopolitik menjadi relatif lemah.
Arah fundamental cenderung melemahkan harga emas saat ini.
Harga Minyak Tertekan oleh Lonjakan Persediaan AS, Sementara Harapan Pemotongan Suku Bunga Menguat!
- Lonjakan persediaan minyak AS.
- Proyeksi permintaan yang dipangkas.
Harga minyak mengalami penurunan pada hari Rabu setelah rilis data yang menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak AS, yang mengindikasikan penurunan permintaan akibat meredanya tren perjalanan musim panas. Data dari Badan Informasi Energi menunjukkan bahwa persediaan minyak AS naik 1,4 juta barel dalam seminggu yang berakhir pada 9 Agustus, melampaui ekspektasi yang memprediksi penurunan 1 juta barel. Sementara itu, aktivitas kilang meningkat menjadi rata-rata 16,5 juta barel per hari.
Di sisi lain, persediaan bensin turun sebanyak 2,9 juta barel, dan persediaan sulingan menurun 1,7 juta barel, lebih besar dari estimasi penurunan masing-masing 1,1 juta dan 1,8 juta barel. Laporan ini muncul setelah OPEC dan Badan Energi Internasional memangkas proyeksi permintaan mereka untuk tahun 2024.
Sementara itu, harapan akan pemotongan suku bunga Federal Reserve semakin menguat setelah Indeks Harga Konsumen (CPI) AS menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dari yang diharapkan. CPI naik 2,9% pada bulan Juli, sedikit melambat dari 3,0% di bulan Juni, dan angka inti inflasi juga menunjukkan tren serupa. Rilis ini mendukung kemungkinan bahwa Fed akan memangkas suku bunga dari kisaran 5,25%-5,50% yang telah berlaku selama lebih dari setahun.
Prospek pemotongan suku bunga ini memberikan harapan baru bagi ekonomi AS, di tengah kekhawatiran bahwa pertumbuhan yang melambat akan memerlukan lebih banyak penyesuaian dari Fed. Menurut CME Fedwatch, para pedagang menunjukkan kecenderungan lebih besar terhadap pemotongan 50 basis poin pada bulan September dibandingkan dengan 25 basis poin.
Arah fundamental cenderung melemahkan harga minyak.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat rilis data fundamental hari ini dari JPY, GBP dan USD hari ini, yaitu:
Data GDP adalah singkatan dari Gross Domestic Product ini adalah salah satu indikator ekonomi utama yang digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi suatu negara.
Data Philadelphia Fed Manufacturing Index adalah indikator yang mengukur kondisi sektor bisnis manufaktur di wilayah Philadelphia. Peningkatan dalam indeks ini dapat diartikan sebagai pertanda positif bagi pertumbuhan ekonomi, sedangkan penurunan dapat menunjukkan perlambatan.
Data Retail Sales dan Core Retail Sales adalah indikator ekonomi yang mengukur perubahan total penjualan ritel. Data penjualan ritel merupakan indikator penting untuk mengevaluasi kesehatan ekonomi, karena belanja konsumen merupakan komponen utama dari produk domestik bruto (PDB). Angka positif menunjukkan peningkatan dalam belanja konsumen, sementara angka negatif menunjukkan penurunan.
Initial Jobless Claims adalah laporan ekonomi yang mengukur jumlah orang yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya selama minggu sebelumnya.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang JPY, GBP dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data GDP rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk JPY. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk JPY.
Data GDP rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk GBP.
Data Core Retail Sales dan Retail Sales rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD.
Data Philadelphia Fed Manufacturing Index rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
JPY
Data GDP (QoQ) (Q2) dirilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
GBP
Data GDP (MoM) (Jun) dirilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data GDP (QoQ) (Q2) dirilis lebih rendah dari data sebelumnya.
USD
Data Core Retail Sales (MoM) (Jul) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Retail Sales (MoM) (Jul) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari dari data sebelumnya.
Data Philadelphia Fed Manufacturing Index (Aug) rilis lebih rendah dari dari data sebelumnya.