S&P 500 Merosot ke Wilayah Koreksi di Tengah Kekhawatiran Perang Dagang.

- S&P 500 memasuki wilayah koreksi, turun lebih dari 10% dari puncaknya, dipicu oleh kekhawatiran perang dagang dan tekanan di sektor teknologi.
- Ancaman tarif baru Trump meningkatkan ketegangan perdagangan, berpotensi memperburuk sentimen global dan menambah ketidakpastian pasar.
Indeks S&P 500 anjlok 1,3% pada hari Kamis, memasuki wilayah koreksi dengan penurunan lebih dari 10% dari level tertinggi terbarunya. Nasdaq 100 yang didominasi saham teknologi turun lebih dalam, kehilangan 2%, sementara Dow Jones Industrial Average juga melemah 1,3%. Tekanan di pasar muncul meskipun data inflasi menunjukkan tanda-tanda moderasi, dengan harga produsen AS naik lebih lambat dari perkiraan pada Februari, memberikan sinyal yang dapat memengaruhi kebijakan Federal Reserve ke depan.
Sentimen negatif diperburuk oleh pernyataan Presiden Donald Trump yang menegaskan tidak akan menarik rencana tarif timbal balik global pada awal April. Ancaman tarif baru sebesar 200% pada impor alkohol dari Uni Eropa memicu kekhawatiran eskalasi perang dagang. Di sisi lain, diskusi mengenai perjanjian perdagangan AS-Meksiko-Kanada juga berlangsung dengan pertemuan antara Menteri Perdagangan AS dan Perdana Menteri Ontario, Doug Ford, setelah kebijakan tarif baja dan aluminium AS diperluas.
Di sektor korporasi, Intel melonjak lebih dari 14% setelah mengumumkan Lip-Bu Tan sebagai CEO baru, menggantikan David Zinsner dan Michelle Johnston Holthaus. Sementara itu, saham Adobe anjlok 13% akibat proyeksi pendapatan kuartal kedua yang lebih lemah, meskipun hasil kuartal pertama melampaui ekspektasi. Di sisi lain, Tesla melanjutkan tren pelemahan, menambah tekanan pada saham-saham teknologi di tengah volatilitas pasar yang tinggi.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Indeks S&P 500 turun lebih dari 10% dari level tertingginya, yang secara teknis menandakan pasar dalam fase koreksi.
- Nasdaq 100 anjlok 2%, menunjukkan tekanan berat pada saham teknologi.
- Dow Jones Industrial Average juga melemah 1,3%.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.
Emas Sentuh Rekor Baru, Dekati $3.000 di Tengah Ketidakpastian Perdagangan.

- Harga emas mencetak rekor baru, mendekati $3.000, di tengah ketidakpastian perdagangan dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
- Pernyataan pejabat AS memperburuk ketidakpastian ekonomi, mendorong investor keluar dari saham dan masuk ke aset safe haven seperti emas dan Yen Jepang.
Harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di $2.989 pada Kamis, didorong oleh meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan AS serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. XAU/USD naik 1,86% ke $2.988, dengan tren bullish berpotensi berlanjut melewati ambang $3.000. Lonjakan emas terjadi seiring langkah Presiden Donald Trump yang semakin agresif dalam perang dagang dengan sekutu dan rival AS, yang mendorong investor beralih ke aset safe haven.
Ketidakpastian ekonomi semakin diperparah oleh pernyataan pejabat AS, yang tampaknya tidak khawatir dengan dampak kebijakan perdagangan terhadap Wall Street. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut “periode detoksifikasi” sebagai langkah yang tidak berarti resesi harus terjadi. Sementara itu, Menteri Perdagangan Howard Lutnick bahkan menyatakan resesi bisa membawa manfaat bagi kebijakan pemerintah saat ini, memicu aksi jual di pasar saham dan memperkuat permintaan emas serta Yen Jepang (JPY).
Fokus investor kini tertuju pada keputusan Federal Reserve minggu depan, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga dan memperbarui proyeksi ekonomi. Data ekonomi seperti inflasi produsen dan klaim pengangguran yang stabil tidak banyak menggeser sentimen pasar, dengan perhatian utama tertuju pada kebijakan moneter dan perkembangan perang dagang AS.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Presiden Donald Trump memperburuk ketegangan dagang dengan sekutu dan rival AS, mendorong arus modal ke aset safe haven.
- Ancaman tarif impor yang tidak stabil meningkatkan volatilitas pasar dan menguatkan permintaan emas.
- The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga minggu depan, tetapi proyeksi “dot plot” bisa memberikan sinyal pemangkasan di masa depan.
- Suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan dolar AS, mendukung kenaikan harga emas.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Harga Minyak Turun, Perang Dagang dan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Jadi Fokus.

- Harga minyak turun karena ketidakpastian perang dagang AS dan usulan gencatan senjata Rusia-Ukraina.
- OPEC+ meningkatkan produksi, sementara analis memperingatkan pelemahan permintaan bahan bakar jet dapat menekan harga lebih lanjut.
Harga minyak merosot lebih dari 1% pada Kamis karena pasar mempertimbangkan dampak perang tarif AS terhadap permintaan global serta ketidakpastian seputar usulan gencatan senjata Rusia-Ukraina. Minyak Brent turun 1,5% ke $69,88 per barel, sementara WTI turun 1,7% ke $66,55 per barel. Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan potensi kelebihan pasokan sekitar 600.000 barel per hari tahun ini, dengan proyeksi permintaan global dikurangi 70.000 barel per hari dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Kebijakan perdagangan AS turut membebani pasar setelah Presiden Donald Trump mengancam tarif 200% pada produk alkohol Eropa, memicu kekhawatiran investor terhadap dampak lebih luas bagi ekonomi global. Ketidakpastian ini mengguncang pasar saham AS, yang pada akhirnya menyeret harga minyak turun meskipun data pemerintah menunjukkan persediaan minyak lebih ketat dari perkiraan. Selain itu, usulan gencatan senjata Rusia-Ukraina yang disetujui Presiden Vladimir Putin menimbulkan spekulasi tentang dampaknya terhadap pasokan minyak Rusia, meski analis tetap skeptis bahwa kesepakatan ini akan segera meningkatkan ketersediaan minyak di pasar.
Prospek harga minyak juga dipengaruhi oleh dinamika produksi. OPEC melaporkan peningkatan produksi Kazakhstan pada Februari, sementara JP Morgan menyoroti kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar jet yang terus menurun. Namun, analis JP Morgan mencatat permintaan minyak global masih meningkat menjadi 102,2 juta barel per hari pada Maret, melampaui proyeksi mereka sebelumnya. Dengan kebijakan Trump yang berkomitmen pada harga minyak yang lebih murah, Citi memperkirakan harga Brent bisa turun ke $60 per barel pada paruh kedua 2025.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Ancaman tarif 200% dari AS terhadap produk Eropa memicu kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global, yang dapat menekan permintaan minyak.
- Ketegangan perdagangan memperburuk kepercayaan bisnis dan menyeret pasar saham, berdampak negatif pada sentimen pasar energi.
- Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasokan minyak dapat melebihi permintaan hingga 600.000 barel per hari pada 2025.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari Inggris dan German hari ini yaitu:
GDP (MoM) Inggris (GBP) – Januari
Pengertian: Gross Domestic Product (GDP) adalah ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara. Data ini menunjukkan perubahan ekonomi dari bulan ke bulan (MoM – Month over Month).
CPI Jerman (MoM) – Februari
Pengertian: Consumer Price Index (CPI) adalah indikator inflasi yang mengukur perubahan harga barang dan jasa di tingkat konsumen. Data ini menunjukkan perubahan inflasi dari bulan ke bulan.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga GBP dan EUR.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data GDP rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk GBP.
Data CPI rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk EUR.
Perkiraan :
GDP (MoM) Inggris (GBP) – Januari rilis lebih rendah dari sebelumnya.
CPI Jerman (MoM) – Februari rilis lebih tinggi dari sebelumnya.