Dolar Menguat Didukung Data Ketenagakerjaan AS yang Kuat.

- Data pekerjaan AS yang kuat mendukung dolar, mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga Fed.
- Investor mengantisipasi data inflasi AS yang dapat memperkuat sentimen hawkish terhadap kebijakan moneter.
Dolar AS menguat pada hari Senin, mendorong mata uang utama lainnya ke posisi terendah dalam beberapa tahun. Hal ini terjadi setelah laporan pekerjaan AS yang mengejutkan pada Jumat lalu mengindikasikan peningkatan tak terduga dalam pertumbuhan lapangan kerja dan penurunan tingkat pengangguran menjadi 4,1% pada Desember. Data ini memperkuat pandangan tentang kekuatan ekonomi AS dan memicu keraguan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada tahun ini. Indeks dolar naik 0,26% ke level 109,94, mendekati puncaknya di 110,17, tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Sementara itu, pasar mulai menyesuaikan ekspektasi terhadap kebijakan Fed, dengan hanya memperkirakan satu kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember 2025. Investor kini mengalihkan fokus ke data inflasi yang akan dirilis Rabu ini. Kejutan inflasi yang lebih tinggi dapat mempersempit peluang pelonggaran moneter lebih lanjut, terutama setelah laporan pekerjaan yang kuat telah menggoyahkan asumsi pasar sebelumnya.
Penguatan dolar juga mendapat dorongan dari prospek kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, yang akan dilantik dalam waktu dekat. Rencana Trump terkait tarif impor tinggi dan pemotongan pajak dapat memicu inflasi di AS, sehingga meningkatkan ekspektasi terhadap suku bunga yang tetap tinggi. Namun, ketidakpastian atas langkah-langkah kebijakan ini tetap menjadi risiko utama yang dihadapi pasar global.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Laporan pekerjaan AS yang kuat, dengan peningkatan lapangan kerja tak terduga dan tingkat pengangguran yang turun ke 4,1%, menunjukkan ekonomi AS tetap solid. Hal ini mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga Fed, mendukung penguatan dolar.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Sektor siklikal, seperti energi dan material, mendapat dorongan dari kenaikan harga minyak, terutama setelah sanksi AS terhadap ekspor minyak Rusia. Ini membantu mengimbangi penurunan di sektor teknologi.
- Saham-saham energi besar seperti Valero Energy, Baker Hughes, dan Schlumberger mencatat kenaikan signifikan, memberikan dukungan pada indeks utama seperti S&P 500 dan Dow Jones.
- Sektor teknologi melemah akibat kekhawatiran tentang jeda Federal Reserve yang lebih lama dan aturan baru Gedung Putih terkait ekspor chip AI ke China. Saham semikonduktor, seperti NVIDIA, turut tertekan.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS beragam.
Harga Emas Turun Tajam, Data Ketenagakerjaan AS dan Prospek Suku Bunga Membebani.

- Data Nonfarm Payrolls AS yang kuat mengurangi peluang pemangkasan suku bunga Fed, menekan harga emas dan memperkuat dolar.
- Investor menunggu data inflasi AS untuk petunjuk lebih lanjut, sementara ketidakpastian politik menjaga permintaan safe haven emas tetap tinggi.
Harga emas turun signifikan pada hari Senin, tertekan oleh prospek Federal Reserve mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari yang diantisipasi sebelumnya. Data Nonfarm Payrolls AS yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat memicu penguatan dolar dan mengurangi harapan akan pemangkasan suku bunga tahun ini. Emas spot melemah 1% menjadi $2.662,20 per ons, sementara emas berjangka turun 1,3% menjadi $2.680,01 per ons.
Investor kini fokus pada data inflasi AS yang akan dirilis Rabu mendatang untuk mendapatkan sinyal baru terkait kebijakan moneter Fed. Bank sentral AS telah mengindikasikan bahwa tekanan inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang solid mendukung kebijakan mempertahankan suku bunga tinggi. Goldman Sachs memperkirakan Fed hanya akan memangkas suku bunga dua kali pada tahun ini, dibandingkan dengan proyeksi tiga kali sebelumnya, yang memberikan tekanan tambahan pada emas.
Meskipun demikian, ketidakpastian ekonomi dan politik, terutama menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump, masih menjaga minat pada emas sebagai aset safe haven. Namun, kenaikan suku bunga menambah tekanan pada pasar logam mulia dengan meningkatkan biaya peluang investasi pada aset non-yield seperti emas. Selain emas, logam mulia lain seperti platinum dan perak juga mencatat penurunan signifikan pada hari Senin.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Harga emas turun karena data Nonfarm Payrolls AS yang lebih kuat dari perkiraan mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Hal ini mendukung dolar AS dan memberikan tekanan pada emas, yang tidak memberikan imbal hasil.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Harga Minyak Terus Melonjak, Konsumen Internasional Pilih Alternatif Beli?.

- Harga minyak melonjak karena ekspektasi sanksi baru AS terhadap minyak Rusia, mendorong pembeli mencari alternatif.
- Penguatan dolar AS dapat mengurangi permintaan minyak, sementara ketidakpastian geopolitik menjaga volatilitas pasar.
Harga minyak mentah melonjak sekitar 2% pada Senin, mencapai level tertinggi dalam empat bulan, dipicu oleh ekspektasi sanksi baru AS terhadap minyak Rusia yang mendorong pembeli di India dan China mencari pemasok alternatif. Minyak mentah Brent naik $1,25 atau 1,6% ke $81,01 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) naik $2,25 atau 2,9% ke $78,82 per barel. Lonjakan harga ini juga membuat kedua patokan berada di wilayah jenuh beli secara teknis untuk hari kedua berturut-turut.
Lonjakan harga Brent dan WTI lebih dari 6% dalam tiga sesi terakhir meningkatkan spread waktu ke level tertinggi dalam beberapa bulan. Volume berjangka Brent di ICE mencapai puncaknya sejak Januari, sementara minat terbuka dan volume berjangka WTI menyentuh level tertinggi sejak Maret 2022. Di sisi lain, perusahaan penyulingan minyak Cina dan India mulai mencari alternatif pasokan akibat sanksi AS yang memengaruhi sekitar 1,7 juta barel per hari ekspor Rusia, menurut Goldman Sachs.
Selain itu, faktor geopolitik turut memengaruhi pasar energi. Mediator melaporkan kemajuan dalam pembicaraan damai antara Israel dan Hamas yang dapat mengurangi premi risiko pasokan. Namun, dolar AS yang menguat ke level tertinggi dalam 26 bulan dapat mengurangi permintaan minyak karena harga yang lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain. Data ekonomi AS yang kuat juga memicu ekspektasi suku bunga Fed yang lebih tinggi, meningkatkan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Sanksi Baru AS terhadap Minyak Rusia: Ekspektasi bahwa sanksi akan memaksa pembeli seperti India dan China mencari alternatif pemasok, meningkatkan permintaan minyak dari pasar lainnya.
- Spread Waktu yang Menguat: Kenaikan spread waktu menunjukkan ketatnya pasokan di pasar, yang mendukung kenaikan harga.
- Minat Tinggi di Pasar Berjangka: Volume dan minat terbuka di pasar Brent dan WTI mencapai level tertinggi, menunjukkan optimisme di kalangan pelaku pasar.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:Â
- PPI (MoM) (Dec)Â adalah Producer Price Index yang mengukur perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen bulan ke bulan (Month-on-Month). Data untuk Desember ini menunjukkan perubahan harga dibandingkan November.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data PPI (MoM) (Dec) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Data PPI (MoM) (Dec)Â rilis sesuai dengan data sebelumnya.