Tarif Turun, Wall Street Meledak: Damai Dagang AS-China Angkat Dow 1100 Poin!.

  • Dow melonjak >1100 poin setelah AS-China sepakat menurunkan tarif dan menghentikan perang dagang selama 90 hari.

  • Kesepakatan dinilai positif secara global, tapi kepercayaan terhadap kebijakan ekonomi AS tetap rapuh dan membatasi penguatan dolar.

Dow Jones melonjak lebih dari 1100 poin pada hari Senin setelah AS dan China mencapai kesepakatan dagang yang meredakan kekhawatiran akan perang dagang berkepanjangan. Kedua negara sepakat untuk menurunkan tarif secara timbal balik dan menunda penerapan tarif tambahan selama 90 hari. Indeks S&P 500 naik 3,3% dan Nasdaq menguat 4,4%, dipimpin oleh lonjakan saham teknologi seperti Apple, Amazon, dan Alphabet.

Kesepakatan ini tercapai setelah negosiasi akhir pekan di Jenewa. AS menurunkan tarif terhadap China menjadi 30%, sementara China memangkas tarif barang impor AS menjadi 10%. Para investor menyambut baik langkah ini karena dinilai mengurangi ketidakpastian global, meskipun kepercayaan pasar terhadap kebijakan ekonomi AS masih dianggap rapuh.

Sementara itu, dolar AS sempat menguat karena lonjakan imbal hasil Treasury 10 tahun yang menembus 4,45%, namun analis Deutsche Bank menilai kesepakatan ini justru lebih menguntungkan pertumbuhan global daripada khusus untuk dolar AS. Mereka memperkirakan sentimen dolar tetap terbatas di tengah ketidakpastian fiskal dalam negeri AS.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Dow Jones Melonjak Lebih dari 1100 Poin Berkat Kesepakatan Dagang AS-China
    Pasar saham AS melonjak tajam setelah AS dan China mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif dan menghentikan perang dagang selama 90 hari, dengan Dow Jones naik 2,8%, S&P 500 naik 3,3%, dan Nasdaq melonjak 4,4%.

  • Saham Teknologi Memimpin Reli Pasar
    Saham teknologi seperti Apple, Amazon, dan Alphabet memimpin kenaikan, didorong oleh sentimen positif atas kesepakatan dagang serta kabar bahwa Apple mempertimbangkan menaikkan harga iPhone tanpa menyalahkan tarif.

  • Tarif Diturunkan Secara Timbal Balik
    AS memangkas tarif terhadap China menjadi 30%, dan China menurunkan tarif impor dari AS menjadi 10%, setelah sebelumnya sempat mencapai 145% dan 125%. Kesepakatan ini menandai niat kedua negara untuk menghindari “decoupling”.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.

Tarif Turun, Dolar Terbang, Emas Terbenam.

  • Harga emas turun >3% dipicu kesepakatan dagang AS-China dan penguatan dolar AS.

  • Minat terhadap aset safe haven menurun seiring meredanya tensi geopolitik dan lonjakan imbal hasil AS.

Harga emas (XAU/USD) anjlok lebih dari 3% pada hari Senin ke level sekitar $3.225 per ons, tertekan oleh membaiknya sentimen risiko global pasca kesepakatan dagang antara AS dan China. Kedua negara sepakat menurunkan tarif selama 90 hari—AS dari 145% ke 30% dan China dari 125% ke 10%—serta melanjutkan perundingan lanjutan untuk meredakan ketegangan dagang.

Penurunan emas juga didorong oleh penguatan tajam dolar AS, dengan Indeks Dolar (DXY) naik 1,25% ke 101,74, serta lonjakan imbal hasil obligasi AS yang menekan permintaan terhadap aset safe haven. Selain itu, investor mulai mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dari tiga kali menjadi dua kali, seiring membaiknya prospek ekonomi pasca kesepakatan dagang.

Faktor lain yang menekan harga emas adalah meredanya ketegangan geopolitik, terutama antara India dan Pakistan yang menyepakati gencatan senjata. Meski emas sempat mencapai rekor $3.500/oz bulan lalu akibat memanasnya ketegangan global, saat ini investor lebih memilih aset berisiko, mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai.

 

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Harga minyak naik ~1,5% ke level tertinggi dua minggu setelah AS dan China menyepakati pemangkasan tarif sementara, memicu optimisme berakhirnya perang dagang.

  • Brent ditutup di $64,96 dan WTI di $61,95, tertinggi sejak 28 April, didorong oleh lonjakan sentimen risiko di pasar global.

  • Pasokan global menurun, dengan penurunan ekspor dari Irak, gangguan produksi Equinor di Laut Barents, dan pengalihan ekspor oleh Pemex di Meksiko ke kilang domestik.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.

Minyak Melejit, Tarif Menciut: Pasar Bergairah Lagi.

  • Harga minyak naik 1,5% dipicu kesepakatan tarif AS-China yang mendorong optimisme global.

  • Risiko penurunan harga datang dari potensi peningkatan pasokan Iran dan Rusia jika sanksi dicabut.

Harga minyak naik sekitar 1,5% pada Senin dan mencatat level penutupan tertinggi dalam dua pekan setelah AS dan China sepakat memangkas tarif sementara. Kesepakatan ini memicu harapan berakhirnya perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, yang mendorong kenaikan harga Brent ke $64,96 per barel dan WTI ke $61,95 per barel. Penguatan harga juga didorong oleh lonjakan sentimen risiko di pasar keuangan global.

Pasokan minyak global turut menyusut dengan gangguan produksi Equinor di Laut Barents, penurunan ekspor Irak, serta langkah Pemex di Meksiko yang mengalihkan ekspor untuk pasokan kilang domestik. Sementara itu, Aramco optimistis permintaan minyak tetap kuat tahun ini dan dapat meningkat jika ketegangan dagang mereda.

Namun, potensi peningkatan pasokan dari Iran dan Rusia dapat menjadi tekanan ke depan. Negosiasi nuklir AS-Iran dan upaya damai Rusia-Ukraina dapat membuka jalan pelonggaran sanksi dan membanjirnya minyak baru ke pasar global. Investor tetap mencermati perkembangan geopolitik ini sebagai faktor risiko terhadap arah harga selanjutnya.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Keraguan pasar terhadap hasil pertemuan dagang AS–China:
    Investor tidak yakin pembicaraan di Swiss akan menghasilkan kemajuan berarti, mengurangi ekspektasi perbaikan permintaan global.

  • Potensi pelonggaran sanksi terhadap Iran:
    Jika Iran kembali ke pasar global, pasokan minyak bisa bertambah signifikan, menambah tekanan pada harga.\

  • Kenaikan mengejutkan stok bensin AS:
    Data EIA menunjukkan persediaan bensin naik, mengindikasikan lemahnya permintaan domestik menjelang musim mengemudi.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu: 

  • Core CPI (MoM): Mengukur perubahan harga konsumen bulanan tidak termasuk harga makanan dan energi (yang sering berfluktuasi). 

  • CPI (MoM): Mengukur perubahan harga konsumen bulanan secara keseluruhan. 

  • CPI (YoY): Mengukur perubahan harga konsumen tahunan dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. 

Dari data – data tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga OIL dan USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data CPI rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

Core CPI rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

CPI (MoM) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya

CPI (YoY) rilis lebih sesuai dengan data sebelumnya

Share on: