S&P 500 Melonjak, Teknologi Rebound, dan Tarif Trump Memanas.

Analisa Fundamental Magnetfx 10 Agustus
  • Data inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi mendorong reli saham teknologi dan S&P 500.
  • Tarif Trump memicu reaksi global, meningkatkan risiko ketegangan perdagangan AS-Uni Eropa.

Indeks S&P 500 naik 0,4% pada hari Rabu, didorong oleh pemulihan saham teknologi setelah data inflasi AS menunjukkan perlambatan lebih dari yang diantisipasi. Nasdaq 100 melonjak 1,2% dengan NVIDIA memimpin kenaikan sebesar 8% karena investor memanfaatkan momentum beli. Data inflasi yang lebih rendah meredakan kekhawatiran stagflasi, sementara Federal Reserve diperkirakan tetap bersikap hati-hati terhadap kebijakan moneter.

Sementara itu, kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump kembali memicu ketegangan global setelah tarif baru terhadap baja dan aluminium mulai berlaku. Uni Eropa bersiap mengenakan tarif balasan terhadap ekspor AS senilai 18 miliar euro, sementara Kanada mengancam tarif 25% pada barang impor AS. Trump merespons dengan ancaman tarif pada mobil Uni Eropa, meningkatkan ketidakpastian pasar.

Di sektor korporasi, saham Intel melonjak lebih dari 4% setelah laporan bahwa TSMC sedang mempertimbangkan usaha patungan dengan Nvidia, AMD, dan Broadcom untuk mengoperasikan bisnis pengecoran Intel di AS. Sementara itu, saham Amazon naik lebih dari 1% setelah Komisi Perdagangan Federal meminta penundaan gugatan terhadap perusahaan terkait program Prime.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Data Inflasi AS yang Lebih Rendah → Indeks harga konsumen (CPI) utama turun ke 2,8% YoY dari 3,0% pada Januari, di bawah perkiraan 2,9%. Inflasi yang lebih rendah dapat mengurangi tekanan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.
  • Saham Teknologi Rebound → Nasdaq 100 naik 1,2%, dipimpin oleh lonjakan NVIDIA (+8%), yang mendorong optimisme di sektor teknologi.
  • Ekspektasi Kebijakan Fed yang Dovish → Data inflasi yang melandai memberi ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan pelonggaran moneter jika ekonomi melambat.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.

Harga Emas Naik di Tengah Data Inflasi AS dan Tarif Perdagangan.

  • Harga emas naik meskipun Dolar AS menguat dan imbal hasil obligasi meningkat, didukung oleh spekulasi pemangkasan suku bunga Fed dan pembelian bank sentral.
  • Tarif AS yang baru memicu ketidakpastian pasar, meningkatkan risiko inflasi lebih tinggi di masa depan.

Harga emas naik di sesi perdagangan Amerika Utara pada hari Rabu, meskipun imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi dan penguatan Dolar AS. Emas spot (XAU/USD) mencatat kenaikan 0,63% menjadi $2.933 per ons, didukung oleh laporan inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi. Data tersebut meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga tiga kali pada tahun 2025, dilansir dari fxstreet Ketua Fed Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan berdasarkan satu laporan ekonomi.

Di sisi lain, ketegangan perdagangan meningkat setelah tarif AS sebesar 25% untuk impor baja dan aluminium mulai berlaku. Langkah tersebut memicu kekhawatiran bahwa perang dagang global dapat mendorong inflasi lebih tinggi, yang menyebabkan lonjakan imbal hasil obligasi dan penguatan Indeks Dolar AS (DXY) ke 103,55. Namun, harga emas tetap kuat, didukung oleh permintaan bank sentral, dengan Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) dan Bank Nasional Polandia (NBP) masing-masing menambah 10 dan 29 ton emas dalam dua bulan pertama tahun 2025.

Emas diperkirakan akan menguji level $2.950 dalam waktu dekat, dengan pelaku pasar menantikan data ekonomi AS lebih lanjut, termasuk Indeks Harga Produsen (PPI), Klaim Pengangguran Awal, dan Sentimen Konsumen Universitas Michigan (UoM). Sentimen terhadap emas tetap bullish, meskipun ada potensi gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Inflasi AS lebih rendah dari perkiraan, meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada tahun 2025.
  • Pembelian emas oleh bank sentral, termasuk PBoC dan NBP, mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven.
  • Ketegangan perdagangan akibat tarif AS sebesar 25%, yang meningkatkan kekhawatiran inflasi jangka panjang dan ketidakpastian ekonomi.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.

Harga Minyak Melonjak 2%, Persediaan Ketat dan Dolar Melemah.

  • Persediaan bensin dan sulingan turun lebih besar dari perkiraan, menunjukkan permintaan yang kuat.
  • Dolar melemah, mendukung harga minyak, tetapi ketidakpastian ekonomi tetap menjadi risiko.

Harga minyak naik 2% pada hari Rabu setelah data pemerintah AS menunjukkan penurunan signifikan dalam persediaan bahan bakar, mengindikasikan permintaan yang lebih kuat dari perkiraan. Minyak mentah Brent naik $1,39 menjadi $70,95 per barel, sementara WTI naik $1,43 ke $67,68 per barel. Persediaan bensin turun 5,7 juta barel, jauh lebih besar dari perkiraan 1,9 juta barel, sementara stok sulingan juga mengalami penurunan lebih dalam dari yang diperkirakan.

Selain ketatnya pasokan, pelemahan dolar AS turut mendukung kenaikan harga minyak. Indeks dolar mendekati level terendah lima bulan setelah kekhawatiran atas tarif perdagangan AS-Uni Eropa meningkat. Melemahnya dolar membuat minyak lebih murah bagi pembeli global, mendorong permintaan. Namun, ketidakpastian ekonomi masih membayangi, dengan tarif impor AS yang agresif berpotensi menaikkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

 

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tetap optimis terhadap pertumbuhan permintaan minyak global, didukung oleh sektor transportasi. Namun, produksi OPEC+ meningkat 363.000 barel per hari pada Februari, dipimpin oleh Kazakhstan. Pasar masih mencermati dampak kebijakan perdagangan dan prospek ekonomi global yang dapat memicu volatilitas harga minyak.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Persediaan AS Lebih Ketat dari Perkiraan → Data menunjukkan penurunan persediaan bensin sebesar 5,7 juta barel, jauh lebih besar dari perkiraan 1,9 juta barel, mengindikasikan permintaan yang lebih kuat.
  • Pelemahan Dolar AS → Indeks dolar mendekati level terendah lima bulan, membuat minyak lebih murah bagi pembeli global, meningkatkan permintaan.
  • OPEC Optimistis Terhadap Permintaan → OPEC mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2025, terutama dari sektor transportasi.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu: 

Initial Jobless Claims (226K). Data ini menunjukkan jumlah klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran dalam sepekan.

PPI (MoM) (Februari: 0.3%). PPI (Producer Price Index) mengukur perubahan harga di tingkat produsen sebelum mencapai konsumen.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Data PPI rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari perkiraan.

PPI  rilis lebih rendah dari perkiraan.

Share on: