Inflasi AS Kembali Memanas, Harapan Pemangkasan Suku Bunga Pudar ?
- Indeks Dolar AS (DXY) menguat, karena terdapat laporan angka Inflasi Harga Konsumen (CPI) yang panas di AS.
- Pasar masih memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed).
Indeks Dolar AS (DXY) menguat, karena terdapat laporan angka Inflasi Harga Konsumen (CPI) yang panas di AS. Meskipun demikian, pasar masih memperkirakan pelonggaran sebesar 75bps pada tahun 2024 oleh Federal Reserve (Fed) mulai bulan Juni.
Angka-angka CPI yang panas gagal memicu perubahan besar dalam ekspektasi pasar, dan laju inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan diharapkan menjadi faktor yang menunda keputusan untuk mulai menurunkan suku bunga hingga Juni tahun ini, menurut analisis dari Morgan Stanley.
Sementara indeks saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami kenaikan moderat pada hari Selasa setelah laporan inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang beragam. Meskipun terdapat kenaikan inflasi jangka pendek, kepercayaan investor tetap kuat karena inflasi CPI Inti terus berlanjut untuk mereda. DJIA naik 235,83 poin atau enam persepuluh persen, meskipun performanya sedikit lebih buruk dibandingkan dengan indeks ekuitas utama lainnya seperti S&P 500 yang naik 1,54% dan NASDAQ Composite yang naik 1,12%.
Pasar masih memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed), dengan sekitar 70% peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan bulan Juni, menurut FedWatch Tool CME. Sekitar 63% pedagang berjangka memperkirakan penurunan sebesar 25 bps, sementara 7% mengharapkan penurunan sebesar 50 bps pada bulan yang sama.
Inflasi AS Memanas Lagi, Harga Emas Terpukul.
- Harga emas mengalami penurunan signifikan di sesi Amerika setelah laporan inflasi AS.
- Data CPI yang kuat menyebabkan menurunnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed).
Harga emas mengalami penurunan signifikan di sesi Amerika setelah laporan inflasi AS yang melampaui perkiraan, mendorong lonjakan imbal hasil obligasi Treasury AS. Inflasi AS pada bulan Februari melebihi perkiraan dengan angka 3,2% YoY, sementara inflasi yang mendasari (CPI inti) juga tetap tinggi di 3,8% YoY. Hal ini menyebabkan imbal hasil Treasury AS naik, terlihat dari kenaikan suku bunga acuan obligasi 10 tahun AS.
Sebagai respon, harga emas turun lebih dari 1% menjadi $2,157.00 per troy ounce setelah mencapai level tertinggi sebelumnya. Indeks Dolar AS (DXY) juga mengalami kenaikan, menunjukkan reaksi pasar terhadap kondisi ekonomi dan inflasi AS.
Data CPI yang kuat menyebabkan menurunnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada pertemuan kebijakan bulan Juni. Tekanan harga yang keras telah meningkatkan biaya peluang untuk memiliki investasi pada aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Emas.
Harga Minyak Melemah di Tengah Kenaikan Inflasi AS.
- Pada hari Selasa harga minyak turun sedikit akibat perkiraan produksi minyak mentah AS yang lebih tinggi dari yang diharapkan.
- Harga konsumen AS meningkat secara solid untuk bulan Februari
Harga minyak merosot pada hari Selasa, menetap sedikit lebih rendah setelah perkiraan produksi minyak mentah AS lebih tinggi dari perkiraan, dan ketegangan geopolitik yang terus-menerus membatasi penurunan tersebut. Kontrak berjangka Brent untuk pengiriman Mei ditutup 29 sen lebih rendah di $81,92 per barel, sementara kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bulan April AS berakhir 37 sen lebih rendah di $77,56.
Disisi lain harga konsumen AS meningkat secara solid untuk bulan Februari, terutama karena biaya bahan bakar bensin dan tempat tinggal yang lebih tinggi. Meskipun demikian, ekonom mengamati bahwa angka tersebut masih berada dalam ekspektasi pasar, dan konsensus di pasar menunjukkan bahwa di perkirakan Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga hingga Juni.
Dalam laporan bulanannya, yang dirilis pada hari Selasa, OPEC mempertahankan perkiraannya bahwa permintaan minyak akan tumbuh sebesar 2,2 juta barel per hari pada tahun 2024. Perkiraan tersebut terus menunjukkan bahwa permintaan minyak akan melebihi pasokan.
Namun, peningkatan produksi non-OPEC, yang diperkirakan oleh kartel minyak akan tumbuh sebesar 1,1 juta barel per hari, telah mengurangi penurunan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan sekutunya, atau OPEC+.
Namun, di luar pasokan, gambaran permintaan men olehjadi pesimis karena melemahnya pertumbuhan di Tiongkok dan kekhawatiran bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat membebani pertumbuhan global di tengah inflasi yang tidak stabil.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat perilisan data fundamental dari GBP hari ini yaitu :
Inggris akan merilis Gross Domestic Product, yang merupakan ukuran nilai pasar dari semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu periode waktu tertentu. GDP dapat memberikan informasi penting tentang performa ekonomi suatu negara, termasuk tingkat produksi, pendapatan, dan konsumsi dalam perekonomian tersebut.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk GBP hari ini.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data GDP rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk GBP.
Perkiraan :
Data GDP (MoM) (Jan) rilis lebih tinggi dari data previous.