Wall Street Melemah Setelah Data Inflasi AS Persempit Peluang Pemotongan Suku Bunga.

Analisa Fundamental Magnetfx 8 Agustus
  • Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan mengurangi peluang pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.
  • Dolar AS menguat setelah rilis data inflasi, mencerminkan ekspektasi suku bunga tinggi yang bertahan lebih lama.

Indeks S&P 500 turun 0,3% pada hari Rabu setelah data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan mempersempit peluang pemotongan suku bunga Federal Reserve dalam waktu dekat. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 224 poin atau 0,5%, sementara Nasdaq Composite hampir tidak berubah dengan kenaikan tipis 0,03%. Data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan harga konsumen naik 3,0% dalam setahun hingga Januari, di atas ekspektasi 2,9%, sementara inflasi inti meningkat 3,3% dibandingkan perkiraan 3,1%.

Lonjakan inflasi ini memperkuat pandangan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Ketua The Fed Jerome Powell, dalam kesaksiannya di Kongres, menegaskan bahwa bank sentral tidak terburu-buru memangkas suku bunga karena inflasi belum mencapai target 2%. Komentar Powell semakin memperkuat ekspektasi pasar bahwa jeda pemangkasan suku bunga bisa berlanjut hingga akhir 2024 atau bahkan lebih lama.

Sebagai dampak dari data inflasi yang lebih tinggi, dolar AS menguat dengan Indeks Dolar naik 0,3% menjadi 108,175. Kenaikan dolar ini mencerminkan sentimen bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi lebih lama, sehingga meningkatkan daya tarik greenback dibandingkan mata uang lainnya. Selain itu, kebijakan tarif yang lebih tinggi dari pemerintahan Donald Trump juga berpotensi meningkatkan tekanan inflasi lebih lanjut, yang dapat semakin memperlambat langkah The Fed dalam melonggarkan kebijakan moneter.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Inflasi lebih tinggi dari perkiraan: Menyiratkan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih lama.
  • Komentar hawkish dari Jerome Powell: The Fed tidak terburu-buru memangkas suku bunga karena inflasi masih di atas target 2%.
  • Ekspektasi jeda pemangkasan suku bunga lebih lama: Pasar mulai memperkirakan pemangkasan suku bunga baru terjadi di akhir 2024 atau bahkan 2025.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Inflasi lebih tinggi dari perkiraan: Mengurangi harapan pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat, yang tidak menguntungkan bagi aset berisiko seperti saham.
  • Sikap hawkish Jerome Powell: The Fed menegaskan tidak terburu-buru memangkas suku bunga, yang dapat menekan valuasi saham, terutama sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti teknologi dan pertumbuhan.
  • Dolar AS menguat: Penguatan dolar dapat menekan laba perusahaan multinasional AS karena pendapatan dari luar negeri berkurang dalam nilai dolar.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Harga Emas Terkendali di Tengah Meredanya Ketegangan Geopolitik dan Kenaikan Imbal Hasil AS.

  • Emas tertekan oleh meredanya ketegangan geopolitik dan meningkatnya imbal hasil Treasury setelah inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan.
  • Meski tertekan, emas masih mencatat rekor tertinggi mingguan karena kekhawatiran terkait kebijakan perdagangan AS di bawah Trump.

Harga emas naik tipis pada Rabu, tetapi tetap terkendali karena meredanya ketegangan geopolitik. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah setuju untuk memulai perundingan guna mengakhiri perang Ukraina. Pernyataan ini mengurangi permintaan terhadap aset safe haven, termasuk emas.

Selain itu, emas mendapat tekanan dari imbal hasil Treasury yang meningkat setelah inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan. Data menunjukkan harga konsumen naik 3,0% secara tahunan, lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan daya tarik dolar AS, sehingga membuat emas lebih mahal bagi investor global.

Meskipun ada tekanan tersebut, emas tetap mencatat kenaikan signifikan sepanjang pekan ini. Kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan Trump, termasuk tarif impor yang lebih tinggi, meningkatkan permintaan aset safe haven. Emas spot sempat mencapai rekor tertinggi $2.943,25 per ons pada Selasa, menunjukkan minat kuat investor terhadap logam mulia di tengah ketidakpastian ekonomi.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan: Meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, yang menekan harga emas.
  • Imbal hasil Treasury dan dolar AS menguat: Kenaikan imbal hasil Treasury dan penguatan dolar membuat emas menjadi kurang menarik karena tidak memberikan imbal hasil.
  • Kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan Trump: Tarif impor yang lebih tinggi bisa memicu ketidakpastian ekonomi, mendorong permintaan emas sebagai lindung nilai.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.

Minyak Turun 2% Setelah Trump Dorong Diplomasi Ukraina.

  • Minyak turun lebih dari 2% setelah Trump mendorong perundingan damai Ukraina, mengurangi risiko geopolitik yang sebelumnya menopang harga.
  • Tekanan tambahan datang dari inflasi AS yang lebih tinggi, memperkecil peluang pemangkasan suku bunga Fed dan meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan minyak

Harga minyak turun lebih dari 2% pada hari Rabu setelah Presiden AS Donald Trump mengambil langkah diplomatik untuk mengakhiri perang di Ukraina. Langkah ini mengurangi kekhawatiran pasar tentang gangguan pasokan global yang sebelumnya mendukung harga minyak. Minyak mentah Brent turun $1,82 atau 2,36% menjadi $75,18 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun $1,95 atau 2,66% menjadi $71,37 per barel. Penurunan ini menghapus sebagian dari kenaikan tiga hari sebelumnya, di mana Brent naik 3,6% dan WTI naik 3,7%.

Selain faktor geopolitik, pasar minyak juga dipengaruhi oleh ekspektasi kebijakan Federal Reserve terkait suku bunga. Data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan membuat investor semakin skeptis terhadap pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Ketua Fed Jerome Powell menyatakan bahwa meskipun ekonomi AS dalam kondisi baik, bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, yang dapat menekan permintaan minyak. Sementara itu, laporan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan peningkatan stok minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan, menambah tekanan pada harga.

Meski demikian, faktor fundamental pasar minyak tetap menjadi perhatian, termasuk sanksi AS terhadap Rusia yang dapat menghambat produksi dan ekspor minyaknya. Selain itu, laporan OPEC mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2025 dan 2026 di atas 1,4 juta barel per hari. Pemerintahan Trump juga terus mendukung industri minyak dalam negeri dengan menunjuk Kathleen Sgamma sebagai kepala Biro Pengelolaan Lahan, yang mengawasi penggunaan lahan publik untuk eksplorasi minyak dan gas.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Faktor Penurunan Harga: Langkah diplomatik Trump untuk mengakhiri perang Ukraina mengurangi kekhawatiran pasokan minyak. Data inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan, memicu spekulasi bahwa The Fed mungkin menunda pemangkasan suku bunga.

  • Dampak Inflasi AS: Inflasi AS naik lebih dari perkiraan, mengurangi kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Suku bunga tinggi dapat memperlambat aktivitas ekonomi dan menekan permintaan minyak.

  • Stok dan Produksi Minyak: Stok minyak mentah AS meningkat lebih dari perkiraan. Produksi minyak AS diproyeksikan naik menjadi 13,59 juta barel per hari pada 2025.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak beragam.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari Inggris, German dan AS hari ini yaitu: 

GBP

Gross Domestic Product (GDP) mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara, baik secara tahunan (YoY), kuartalan (QoQ), maupun bulanan (MoM).

EUR

German CPI (Indeks Harga Konsumen Jerman) adalah indeks yang mengukur tingkat inflasi di Jerman berdasarkan perubahan harga barang dan jasa.

USD

Initial Jobless Claims (Klaim Pengangguran Awal AS) adalah data yang mengukur jumlah klaim tunjangan pengangguran pertama kali di AS dalam satu minggu terakhir.

Producer Price Index (PPI) AS, adalah data yang mengukur perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen sebelum sampai ke konsumen.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga GBP, EUR dan USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data GDP rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk GBP.
 
Data German CPI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data PPI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

GBP

Data GDP (MoM) (Dec) rilis sesuai dengan data sebelumnya.

Data GDP (YoY) (Q4) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Data GDP (QoQ) (Q4) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

EUR

Data German CPI (MoM) (Jan)  rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

USD

Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Data PPI (MoM) (Jan) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Share on: