Wall Street Lesu Meski Deal AS-Tiongkok Diumumkan, Inflasi Jinak Dorong Ekspektasi Dovish.

Analisa Fundamental Magnetfx 8 Agustus
  • Trump umumkan kesepakatan dagang AS-Tiongkok, namun minim detail dan masih menunggu persetujuan final.

  • Data CPI AS melandai, meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed menjadi 70% pada September.

Indeks S&P 500 ditutup melemah 0,2% pada Rabu, mengakhiri reli tiga hari meski data inflasi AS yang melandai memperkuat harapan pemangkasan suku bunga The Fed. Dilansir dari investing.com, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa kesepakatan dagang dengan Tiongkok telah tercapai, meski detailnya masih minim dan menunggu persetujuan akhir dari Presiden Xi Jinping. Investor tetap berhati-hati karena ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat, termasuk rencana evakuasi sebagian staf diplomatik AS dari Irak.

Trump menyebut AS akan mendapat akses ke mineral langka dan magnet dari Tiongkok, sementara tarif AS atas barang Tiongkok akan mencapai 55% dibandingkan 10% tarif balasan dari Beijing. Meski pernyataan ini menandakan langkah maju, keraguan muncul karena kerangka kesepakatan sebelumnya (Geneva) gagal bertahan lama. Di sisi lain, CPI AS Mei hanya naik 2,4% (YoY), lebih rendah dari estimasi 2,5%, mendorong probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September naik ke 70%.

Namun, analis memperingatkan bahwa inflasi bisa kembali naik karena efek tarif belum sepenuhnya terasa. Pasar masih cenderung optimis terhadap suku bunga yang lebih rendah, namun kehati-hatian mendominasi karena arah kebijakan Trump yang sulit diprediksi dapat kembali memicu gejolak global.

Kesimpulan Sentimen:

Netral cenderung Bearish, karena euforia kesepakatan dagang dibayangi minimnya kejelasan detail dan potensi lonjakan inflasi dari kebijakan tarif.

Emas Terkerek Inflasi Jinak & Dolar Melemah, Pasar Tarik Nafas Jelang PPI.

  • Inflasi yang lebih rendah dari perkiraan meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.

  • Pelemahan dolar dan imbal hasil obligasi mendukung harga emas, namun tekanan dari data PPI bisa jadi penahan.

Harga emas menguat tipis 0,22% ke $3.327 per troy ons pada Rabu, setelah data inflasi AS bulan Mei menunjukkan perlambatan. CPI tahunan tercatat 2,4%, di bawah ekspektasi 2,5%, memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada September. Dolar AS melemah 0,44% ke 98,61, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun ke 4,42%, memberikan dukungan tambahan bagi logam mulia.

Meski CPI mendukung aksi beli emas, sentimen pasar tetap hati-hati menjelang rilis data PPI dan ketenagakerjaan. Sinyal inflasi dari sisi produsen masih berpotensi mengganggu tren penurunan harga, dan beberapa analis memperingatkan bahwa dampak penuh dari tarif impor belum sepenuhnya tercermin dalam konsumsi rumah tangga. Ketidakpastian ini menahan laju reli emas meski ada pelemahan dolar.

Dari sisi geopolitik dan hubungan dagang, ketegangan AS-Iran dan negosiasi dagang AS-Tiongkok yang belum final menambah permintaan aset aman. Pasar uang kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 47,5 bps hingga akhir tahun.

Kesimpulan Sentimen:

Bullish terbatas, dengan dukungan dari data inflasi dan dolar lemah, namun pasar tetap waspada terhadap potensi tekanan dari data PPI dan ketidakpastian geopolitik.

Minyak Melonjak 4% Akibat Ketegangan Timur Tengah dan Sentimen Dovish The Fed.

  • Ketegangan geopolitik di Timur Tengah picu lonjakan harga minyak di tengah evakuasi AS dari Irak dan ancaman Iran.

  • Penurunan stok minyak dan prospek pemangkasan suku bunga The Fed meningkatkan sentimen positif terhadap permintaan energi.

Harga minyak melonjak lebih dari 4% pada Rabu, menyentuh level tertinggi dalam dua bulan terakhir, setelah laporan bahwa AS bersiap mengevakuasi kedutaan besarnya di Irak karena meningkatnya risiko keamanan. Ketegangan yang meningkat dengan Iran, serta pernyataan defensif dari pejabat Teheran, memicu lonjakan permintaan lindung nilai terhadap risiko geopolitik. Brent ditutup naik $2.90 ke $69.77, sementara WTI naik $3.17 ke $68.15 per barel.

Faktor pendukung lain datang dari penurunan stok minyak mentah AS sebesar 3,6 juta barel, jauh melebihi ekspektasi pasar. Selain itu, permintaan bensin domestik melonjak, menjadi indikasi awal peningkatan konsumsi energi. Meski OPEC+ berencana menambah produksi sebesar 411.000 barel per hari pada Juli, analis menilai permintaan domestik dari negara-negara OPEC, khususnya Arab Saudi, akan menyerap pasokan tambahan tersebut.

Di sisi makro, inflasi AS yang jinak meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada September, yang berpotensi memperkuat prospek permintaan minyak. Kesepakatan dagang AS-Tiongkok juga meredakan sebagian risiko terhadap permintaan global, meski pasar masih menanti kejelasan implementasinya.

Kesimpulan Sentimen:

Bullish, didorong oleh kombinasi risiko geopolitik, penurunan stok minyak AS, dan ekspektasi stimulus moneter global.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Prediksi GBP dan USD:

  • PDB GBP: Perkiraan kontraksi (-0.1%). Jika aktual sesuai atau lebih buruk, GBP berpotensi melemah (Turun).

  • Klaim Pengangguran Awal (USD): Jika aktual (saat dirilis) sesuai atau lebih rendah dari perkiraan 241K, USD berpotensi menguat (Naik).

  • PPI (USD): Jika aktual (saat dirilis) sesuai atau lebih tinggi dari perkiraan 0.2%, USD berpotensi menguat (Naik).

Share on: