Indeks Saham AS Ditutup Lebih Rendah Setelah Data Inflasi AS Memburamkan Prospek Pemangkasan Suku Bunga.

- Inflasi di AS tetap lebih tinggi dari perkiraan, dengan CPI September naik 0,2%, mengaburkan prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve dalam waktu dekat.
- Indeks Dow Jones dan S&P 500 mengalami penurunan, karena investor mengkalibrasi ulang harapan mereka terhadap kebijakan moneter Fed setelah rilis data inflasi.
Indeks S&P 500 mengalami penurunan pada hari Kamis setelah data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan menimbulkan keraguan atas kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Pada penutupan perdagangan, S&P 500 turun 0,4%, sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 151 poin, atau sekitar 0,4%. Indeks NASDAQ Composite juga mencatat penurunan sebesar 0,2%.
Data terbaru menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk September naik sebesar 0,2%, sama dengan bulan sebelumnya, tetapi lebih tinggi dari ekspektasi 0,1%. Secara tahunan, inflasi turun menjadi 2,4%, sedikit lebih rendah dari 2,5% pada bulan sebelumnya, namun masih di atas proyeksi 2,3%. Sementara itu, CPI inti, yang tidak memperhitungkan makanan dan energi, naik 0,3%, mengalahkan estimasi 0,2% dan meningkatkan laju tahunan inflasi inti menjadi 3,3%.
Dengan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, para investor kini mempertanyakan apakah Federal Reserve akan menunda pemangkasan suku bunga yang selama ini diantisipasi. Raphael Bostic, Presiden Federal Reserve Atlanta, menyatakan bahwa ia terbuka untuk mempertahankan suku bunga atau menurunkannya secara bertahap jika inflasi terus menunjukkan kekuatan.
Pasar tenaga kerja AS juga memberikan sinyal campuran, dengan klaim pengangguran awal meningkat menjadi 258.000, tertinggi sejak Mei 2023, yang bisa menjadi tanda bahwa ekonomi sedang mengalami pelemahan. Meskipun demikian, para pedagang kini memperkirakan peluang 90% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November mendatang.
Situasi ini menempatkan investor dalam dilema antara kekhawatiran akan inflasi yang terus berlanjut dan ketidakpastian terkait pelemahan ekonomi yang mungkin lebih parah dari yang diantisipasi.
Pengaruh fundamenal cenderung melemahkan indeks saham AS saat ini.
Harga Emas Pulih Tipis Setelah Data Inflasi AS Lebih Tinggi dari Perkiraan, Ditahan oleh Data Ketenagakerjaan Lemah.

- Harga emas naik 0,67% setelah laporan inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan, tetapi kenaikan tersebut dibatasi oleh data pasar tenaga kerja yang menunjukkan peningkatan klaim pengangguran.
- Komentar pejabat Federal Reserve yang masih hawkish menahan penguatan emas, dengan pasar memantau rilis data ekonomi lebih lanjut seperti PPI dan Sentimen Konsumen Universitas Michigan.
Harga emas mencatat kenaikan moderat pada hari Kamis selama sesi perdagangan di Amerika Utara, dengan XAU/USD naik sekitar 0,67% setelah data inflasi AS menunjukkan angka yang lebih tinggi dari ekspektasi. Meskipun demikian, kenaikan emas tertahan oleh data ketenagakerjaan yang lebih lemah, dengan jumlah klaim tunjangan pengangguran meningkat lebih dari yang diantisipasi.
Laporan inflasi AS untuk bulan Agustus memperlihatkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (CPI) sedikit di atas prediksi, yang membuat pasar memperkirakan kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November mendatang. Namun, komentar dari pejabat Fed yang masih menjaga sikap hawkish membatasi potensi kenaikan harga emas.
Di sisi lain, dilansir dari fxstreet.com Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee menyatakan bahwa ia mengharapkan pemangkasan suku bunga bertahap selama satu setengah tahun ke depan seiring inflasi mendekati target Fed sebesar 2%. Senada dengan itu, Presiden Fed New York John Williams menegaskan bahwa penyesuaian suku bunga di masa depan akan bergantung pada perkembangan data ekonomi dan prospek risiko.
Namun, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic baru-baru ini mengisyaratkan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga pada November masih dapat ditunda, menambah ketidakpastian pasar terhadap kebijakan Fed. Pedagang emas kini mengalihkan perhatian mereka pada rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) dan Sentimen Konsumen Universitas Michigan yang dijadwalkan keluar pada hari Jumat.
Pengaruh fundamental cenderung beragam pengaruhnya terhadap harga emas saat ini.
Harga Minyak Naik 4% di Tengah Lonjakan Permintaan dan Risiko Pasokan Timur Tengah.

- Badai Milton menghantam Florida, menyebabkan gangguan pasokan bahan bakar dan lonjakan permintaan energi di AS.
- Ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak, terutama setelah Iran meluncurkan rudal terhadap Israel.
Harga minyak menunjukkan sentimen positif yang signifikan, didorong oleh sejumlah faktor kunci yang meningkatkan ekspektasi pasar. Lonjakan permintaan bahan bakar di AS, terutama menjelang kedatangan Badai Milton yang menghantam Florida, telah memberikan dorongan bagi harga minyak. Gangguan pasokan akibat badai, termasuk penutupan terminal dan keterlambatan pengiriman, semakin memperkuat sentimen bullish di kalangan investor.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, terutama setelah serangan rudal Iran terhadap Israel, menambah kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan minyak global. Ketidakpastian ini menciptakan suasana yang lebih mendukung bagi harga minyak, mengingat stabilitas pasokan dari kawasan tersebut menjadi sangat krusial.
Indikasi bahwa permintaan energi dari AS dan China, sebagai dua konsumen minyak terbesar di dunia, dapat meningkat juga berkontribusi pada optimisme pasar. China sedang berupaya meningkatkan kepercayaan investor melalui reformasi sektor swasta, sementara di AS, pasar mulai berharap pada kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.
Dengan berbagai faktor tersebut, pasar minyak tampaknya berada dalam posisi yang kuat, dan ekspektasi harga yang terus meningkat dapat bertahan dalam waktu dekat.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga minyak saat ini.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat rilis data fundamental hari ini dari GBP, EUR, dan USD hari ini, yaitu:
GDP (MoM) (Aug) merujuk pada Gross Domestic Product (Month-over-Month) untuk bulan Agustus, yang mengukur perubahan perekonomian tumbuh atau berkontraksi dalam jangka pendek, yaitu dari satu bulan ke bulan berikutnya.
German CPI (MoM) (Sep) merujuk pada Consumer Price Index (Month-over-Month) untuk Jerman pada bulan September, yang mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen di Jerman dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau untuk mengukur inflasi.
PPI (Producers Price Index)Â Producers Price Index (PPI) adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga yang diterima oleh produsen domestik untuk barang dan jasa mereka selama periode tertentu. PPI berfungsi sebagai indikator inflasi dari perspektif produsen dan dapat memberikan gambaran awal tentang tekanan inflasi di tingkat produksi sebelum harga tersebut diteruskan ke konsumen.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang GBP, EUR dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data GDP (MoM) (Aug) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk GBP.
Data German CPI (MoM) (Sep) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data PPI (MoM) (Sep) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :Â
GBP
Data GDP (MoM) (Aug) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
EUR
Data German CPI (MoM) (Sep) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
USD
Data PPI (MoM) (Sep)Â rilis lebih rendah dari data sebelumnya.