- Penurunan suku bunga memberikan sentimen positif, namun kekhawatiran inflasi membuat pasar waspada.
- Kuatnya data ketenagakerjaan dan sentimen konsumen mendukung optimisme, tetapi ketidakpastian dari sisi inflasi tetap jadi perhatian.
Sentimen pasar untuk indeks saham AS, termasuk Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq, beragam minggu ini. Pergerakan dipengaruhi oleh kebijakan Federal Reserve, data ekonomi terbaru, dan ketidakpastian geopolitik yang terus berlanjut.
Faktor kebijakan moneter dari Federal Reserve (Fed) kembali menjadi sorotan. Pemotongan suku bunga terbaru sebesar 25 basis poin diharapkan mendukung pasar saham, mengingat biaya pinjaman yang lebih rendah berpotensi merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan laba perusahaan. Namun, komentar dari pejabat Fed mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga jika inflasi tetap tinggi membuat pasar berhati-hati, menimbulkan ketidakpastian tentang arah kebijakan berikutnya.
Selain itu, data ekonomi AS terus menjadi penentu arah pasar. Laporan ketenagakerjaan, khususnya Nonfarm Payrolls (NFP), menjadi perhatian utama investor. Data yang kuat mendukung pasar saham dengan menunjukkan ketahanan ekonomi, sementara data yang lemah menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan yang dapat berdampak negatif bagi perusahaan-perusahaan besar. Di sisi lain, Indeks Sentimen Konsumen dari Universitas Michigan menunjukkan peningkatan, mencerminkan kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap kondisi ekonomi.
Faktor global juga turut memengaruhi sentimen. Ketegangan geopolitik dan isu perdagangan memberikan ketidakpastian yang dapat menekan pasar, sementara kesepakatan perdagangan atau stabilitas politik cenderung berdampak positif bagi saham. Selain itu, sektor teknologi, yang mendominasi Nasdaq dan berperan besar di S&P 500, menghadirkan optimisme dengan inovasi baru dan tren pertumbuhan di sektor ini.
Analisis Pengaruh Terhadap indeks saham AS.
- Kebijakan Federal Reserve: Pemotongan suku bunga cenderung mendukung pasar saham, karena biaya pinjaman yang lebih rendah mendorong pertumbuhan ekonomi dan profit perusahaan.
- Pernyataan Pejabat Fed: Komentar dari pejabat Federal Reserve mengenai kebijakan suku bunga atau kekhawatiran inflasi sering memengaruhi ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.
- Penurunan suku bunga cenderung mendukung harga emas karena biaya peluang untuk memegang aset non-bunga seperti emas berkurang. Sebaliknya, kenaikan suku bunga biasanya menekan harga emas.
- Pernyataan dari pejabat Fed terkait inflasi atau kebijakan masa depan sering kali menggerakkan harga emas, terutama jika menunjukkan arah yang jelas tentang kebijakan moneter mendatang.
Harga emas melemah pada Jumat, tertekan oleh penguatan kembali Dolar AS meskipun imbal hasil Treasury AS turun. Emas, yang diperdagangkan di level $2.688 per ounce, mencatat penurunan lebih dari 0,67%. Pasar masih mencerna dampak kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS, sementara pedagang cenderung mengurangi eksposur pada “perdagangan Trump” karena ketidakpastian mengenai tarif.
Saham-saham AS melanjutkan penguatannya, mengesampingkan kekhawatiran pemilu, yang sebelumnya menjadi pendorong kenaikan harga emas. Dengan meredanya risiko politik di AS, perhatian pasar beralih ke kebijakan Trump mendatang. Penguatan Dolar AS terjadi setelah kemenangan Trump, meskipun investor memperkirakan Federal Reserve (Fed) akan tetap berhati-hati dalam kebijakan moneter. Beberapa kebijakan Trump dianggap berpotensi memicu inflasi, yang dapat memberikan tekanan tambahan pada Fed.
Pada hari Kamis, Fed memangkas suku bunga, menunjukkan pengakuan terhadap kekuatan ekonomi AS, pelemahan pasar tenaga kerja, dan disinflasi yang berlanjut. Meskipun demikian, pejabat Fed menyatakan bahwa inflasi “masih cukup tinggi” meskipun semakin dekat dengan target 2%.
Ketua Fed Jerome Powell, dalam konferensi persnya, tidak memberikan panduan tegas terkait arah kebijakan moneter ke depan, dengan menyatakan bahwa Fed masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga seiring kuatnya perekonomian. Ia juga menyebut bahwa kebijakan saat ini masih bersifat restriktif, meski ada pemotongan suku bunga, dengan tujuan mencapai tingkat suku bunga yang netral.
Kalender ekonomi AS pekan ini memuat rilis Indeks Sentimen Konsumen dari Universitas Michigan (UoM) untuk bulan November, yang mengungguli angka Oktober. Laporan tersebut menunjukkan pandangan konsumen Amerika yang beragam terkait inflasi jangka pendek dan panjang.
Poin Penting untuk Minggu Ini: Agenda ekonomi AS diperkirakan akan memengaruhi pergerakan harga emas, dengan perhatian pasar tertuju pada komentar pejabat Federal Reserve dan rilis data utama, termasuk inflasi konsumen dan produsen serta penjualan ritel.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Data Ekonomi AS yang Kuat: Laporan Sentimen Konsumen dari Universitas Michigan yang kuat serta data inflasi yang masih tinggi dapat menambah tekanan pada emas, karena keduanya mengindikasikan ekonomi AS yang stabil, mengurangi kebutuhan investor untuk beralih ke emas.
Penguatan Dolar AS: Dolar AS yang menguat setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum AS mengurangi daya tarik emas, karena membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Secara keseluruhan berpengaruh positif untuk harga emas melemah.
Harga Minyak Tertekan, Tapi Sanksi Iran dan Pemotongan Suku Bunga AS Menjadi Titik Terang.
- Badai Rafael, yang sempat menyebabkan penghentian lebih dari 23% produksi minyak di Teluk Meksiko, kehilangan ancaman besar terhadap pasokan.
- Pasar juga kecewa dengan paket stimulus fiskal terbaru dari China, yang tidak cukup untuk mendorong permintaan minyak.
Harga minyak jatuh lebih dari 2% pada hari Jumat, dengan kekhawatiran yang sempat mengangkat harga terkait gangguan pasokan akibat badai di Teluk Meksiko mulai mereda. Selain itu, paket stimulus fiskal terbaru dari China yang mengecewakan pasar minyak menambah tekanan pada harga. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS memimpin penurunan, ditutup pada $70,35 per barel, turun 2,7% atau $1,98. Minyak mentah berjangka Brent, acuan global, turun 2,3% atau $1,76 menjadi $73,87 per barel.
Kondisi Pasokan Mengendur, Badai Rafael Tak Lagi Menjadi Ancaman Besar
Pada Jumat, produsen energi menghentikan lebih dari 23% produksi minyak di Teluk Meksiko sebagai persiapan menghadapi Badai Rafael. Namun, prakiraan terbaru menunjukkan pergerakan badai yang memperkecil risiko terhadap produksi minyak. Badai Rafael, yang sebelumnya dikhawatirkan bisa merusak pasokan, kini telah melemah menjadi badai Kategori 2 dan bergerak menjauh dari area produksi utama.
Dikutip dari investing.com “Ancaman terhadap pasokan akibat Badai Rafael telah mereda,” kata Alex Hodes, analis dari perusahaan pialang StoneX. Perkembangan ini mengurangi kekhawatiran pasar dan memberikan tekanan pada harga minyak.
Stimulus China Tidak Meningkatkan Permintaan Minyak
Di sisi lain, kebijakan stimulus fiskal terbaru China, yang mengumumkan keringanan utang untuk pemerintah daerah, gagal memberikan dampak yang signifikan terhadap permintaan minyak. Dikutip dari investing.com “Sepertinya beberapa pelaku pasar mengharapkan langkah stimulus yang lebih besar dari China,” ujar Giovanni Staunovo, analis UBS. Kekecewaan ini menambah tekanan pada harga minyak, terutama karena ekonomi China yang masih berjuang dengan deflasi dan penurunan impor minyak mentah yang terus berlanjut.
Dukungan Dari Sanksi dan Kebijakan Federal Reserve
Namun, meskipun mengalami penurunan pada hari Jumat, harga minyak tetap mencatatkan kenaikan lebih dari 1% sepanjang minggu, didorong oleh ekspektasi sanksi yang lebih ketat terhadap Iran dan Venezuela oleh Presiden terpilih AS, Donald Trump. Sanksi ini diharapkan mengurangi pasokan minyak global, yang pada gilirannya mendukung harga minyak.
Selain itu, keputusan Federal Reserve AS yang memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada Kamis memberikan dukungan terhadap pasar energi, mendorong harga minyak naik lebih dari 1% pada sesi sebelumnya.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Penurunan Harga Minyak: Harga minyak turun lebih dari 2% pada hari Jumat, dipengaruhi oleh berkurangnya kekhawatiran terhadap gangguan pasokan yang sebelumnya dikhawatirkan akibat badai di Teluk Meksiko AS.
- Faktor Positif yang Menyokong Kenaikan: Meskipun harga minyak turun pada Jumat, terdapat faktor yang mendukung, seperti harapan terhadap pengurangan pasokan minyak global akibat sanksi yang lebih ketat terhadap Iran dan Venezuela, serta dampak dari pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve yang memberi dukungan positif terhadap harga minyak.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak cenderung melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Tidak ada agenda laporan data ekonomi fundamental hari ini sebagai pendorong harga signifikan dan perubahan pandangan pasar dari data ekonomi untuk sentimen pasar.
Perkiraan :
Pergerakan besar biasanya terdapat di sesi pembukaan pasar Eropa (siang hari) dan AS (malam hari).