S&P 500 Merosot Tajam, Kekhawatiran Resesi AS Meningkat.

Analisa Fundamental Magnetfx 10 Agustus
  • Pasar saham anjlok S&P 500 turun 2,8%, dipicu kekhawatiran resesi akibat kebijakan tarif Trump.
  • Data ekonomi krusial investor menanti laporan inflasi dan pekerjaan untuk menentukan arah kebijakan Federal Reserve.

Pasar saham AS anjlok pada hari Senin, dipicu oleh kekhawatiran bahwa kebijakan tarif Presiden Donald Trump dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 889 poin (-2,1%), S&P 500 melemah 2,8%, dan NASDAQ Composite anjlok 4%. Sentimen pasar semakin negatif setelah Trump dalam wawancara di Fox News menolak mengesampingkan kemungkinan resesi tahun ini, menyebutkan bahwa ekonomi sedang mengalami “periode transisi” akibat kebijakan fiskal dan perdagangannya.

Ketidakpastian meningkat setelah Trump memberlakukan tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada, meskipun sebagian besar barang kemudian dibebaskan selama sebulan. Tarif tambahan terhadap barang China juga memicu pembalasan dari Beijing, dengan rencana penerapan tarif timbal balik di seluruh dunia mulai 2 April. Sementara itu, pemilihan pemimpin Partai Liberal Kanada menghasilkan kemenangan Mark Carney, yang langsung mengkritik kebijakan Trump dalam pidatonya, memperburuk ketegangan dagang global.

 

Investor juga mencermati data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini, termasuk indeks harga konsumen (CPI) Februari. Data ini penting bagi keputusan Federal Reserve pada pertemuan 18-19 Maret, terutama setelah bank sentral menunda pemangkasan suku bunga dalam pertemuan terakhir. Ekonom memperkirakan inflasi tahunan turun tipis menjadi 2,9% dari 3,0%, sementara pertumbuhan lapangan kerja Februari hanya mencapai 151.000, sedikit di bawah ekspektasi, dengan tingkat pengangguran naik ke 4,1%.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Kekhawatiran Resesi AS: Pernyataan Trump yang tidak mengesampingkan resesi meningkatkan kecemasan pasar.
  • Kebijakan Tarif Trump: Tarif impor terhadap Meksiko, Kanada, dan China meningkatkan ketidakpastian perdagangan.
  • Data Ekonomi Lemah: Pertumbuhan lapangan kerja Februari lebih rendah dari ekspektasi, sementara inflasi diperkirakan masih tinggi.
  • Federal Reserve Belum Pangkas Suku Bunga: The Fed menunda pemangkasan suku bunga, membuat pasar khawatir akan kebijakan moneter ketat lebih lama.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Harga Emas Turun ke Bawah $2.900, Kekhawatiran Resesi AS Meningkat.

  • Harga emas turun di bawah $2.900 akibat kekhawatiran resesi AS dan sentimen stagflasi.
  • Data inflasi AS akan menjadi fokus utama untuk menentukan arah kebijakan The Fed dan pergerakan emas selanjutnya.

Harga emas (XAU) melemah 0,70% di awal pekan, turun ke $2.890 akibat meningkatnya kekhawatiran resesi di AS. Kebijakan perdagangan kontroversial Presiden Donald Trump memperburuk sentimen pasar, sementara indeks saham Wall Street terus melemah. Model GDP Now dari Federal Reserve Atlanta memprediksi ekonomi AS akan menyusut -2,4% pada kuartal pertama 2025, angka negatif pertama sejak pandemi COVID-19.

Sentimen stagflasi semakin kuat setelah inflasi Tiongkok bulan Februari turun ke -0,7% YoY, memperburuk kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Sementara itu, indeks Dolar AS (DXY) pulih tipis ke 103,99 setelah sebelumnya melemah. Investor kini fokus pada rilis data inflasi AS yang dapat menentukan arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan.

 

Minggu ini, perhatian pasar tertuju pada data ekonomi utama AS, termasuk laporan Pembukaan Pekerjaan JOLT pada Selasa dan Indeks Harga Konsumen (CPI) pada Rabu. Jika inflasi masih tinggi, ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed bisa tertunda, yang dapat semakin menekan harga emas.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Dolar AS Menguat: Indeks Dolar AS (DXY) naik ke 103,99, menekan harga emas karena hubungan terbalik antara keduanya.
  • Kekhawatiran Stagflasi AS: Model GDP Now Atlanta Fed memprediksi ekonomi AS menyusut -2,4% pada Q1 2025, meningkatkan ketidakpastian pasar.
  • Wall Street Melemah: Pasar saham AS terus turun, mencerminkan sentimen risk-off yang dapat membatasi permintaan emas sebagai aset safe haven.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.

Harga Minyak Turun, Kekhawatiran Resesi dan Pasokan OPEC+ Menekan Pasar.

  • Harga minyak turun 1% akibat kekhawatiran resesi dan rencana peningkatan produksi OPEC+.
  • Ketidakpastian perdagangan global akibat kebijakan tarif Trump memperburuk prospek permintaan energi.

Harga minyak turun 1% pada hari Senin, dipicu oleh kekhawatiran bahwa kebijakan tarif AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China akan memperlambat ekonomi global serta memangkas permintaan energi. Minyak mentah Brent ditutup di $69,28 per barel (-1,5%), sementara West Texas Intermediate (WTI) turun ke $66,03 per barel (-1,5%). WTI mencatat penurunan mingguan ketujuh berturut-turut, tren terpanjang sejak November 2023, sedangkan Brent melemah untuk minggu ketiga beruntun.

Kebijakan proteksionis Presiden Donald Trump menambah ketidakpastian pasar setelah menerapkan dan kemudian menunda tarif impor dari Kanada dan Meksiko, sekaligus menaikkan bea masuk terhadap China. Investor juga mencermati langkah OPEC+ yang berencana meningkatkan produksi minyak mulai April, meskipun keputusan tersebut bisa dibatalkan jika terjadi ketidakseimbangan pasar. Selain itu, Trump berupaya menghentikan ekspor minyak Iran guna menekan Teheran terkait program nuklirnya, yang berpotensi memperketat pasokan.

 

Sentimen pasar masih tertekan oleh risiko perlambatan ekonomi, dengan indeks saham AS turun tajam akibat ketidakpastian perdagangan. Sanksi terhadap Rusia dan Iran dapat memberikan sedikit dukungan pada harga minyak, tetapi analis memperingatkan bahwa reli minyak kemungkinan bersifat terbatas. Pekan ini, investor akan mencermati laporan bulanan dari Badan Energi Internasional (IEA) dan OPEC untuk mengukur prospek permintaan dan pasokan global.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Kekhawatiran Resesi Global: Tarif AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China meningkatkan risiko perlambatan ekonomi yang dapat menekan permintaan minyak.
  • Peningkatan Pasokan OPEC+: Rencana OPEC+ untuk menaikkan produksi mulai April menambah tekanan ke pasar.
  • Penurunan Pasar Saham: Indeks S&P 500 dan Nasdaq merosot tajam, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap ekonomi global.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari Jepang dan AS hari ini yaitu: 

GDP (Gross Domestic Product) Jepang (QoQ) Q4, GDP atau Produk Domestik Bruto mengukur total nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam periode tertentu. Data QoQ (Quarter-over-Quarter) menunjukkan perubahan ekonomi dari kuartal sebelumnya.

JOLTS Job Openings (Januari), JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) adalah laporan jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia di AS dalam periode tertentu. Data ini memberikan gambaran tentang kesehatan pasar tenaga kerja.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga JPY dan USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data GDP rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk JPY. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk JPY.

Data JOLTs Job Openings rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

JPY

GDP (QoQ) (Q4) rilis lebih tinggi dari perkiraan

USD

JOLTS Job Openings (Januari) rilis lebih tinggi dari perkiraan

Share on: