Antisipasi Penurunan Suku Bunga Fed: Pedagang Menunggu Data CPI AS Terbaru
- Pasar bersiap menyambut rilis angka Indeks Harga Konsumen (CPI) AS
- Pelaku pasar telah mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Maret
Pasar bersiap menyambut rilis angka Indeks Harga Konsumen (CPI) AS terbaru, dengan proyeksi IHK umum sebesar 3,3% dan IHK inti turun ke 3,8%. Spekulan mengharapkan data tersebut sebagai petunjuk potensi pemangkasan suku bunga Fed hingga 150 basis poin menjelang akhir tahun.
Fokus pasar beralih ke laporan inflasi konsumen dan produsen bulan Desember untuk menentukan arah kebijakan moneter bank sentral. Meskipun Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams menyatakan bahwa terlalu dini untuk menyerukan penurunan suku bunga, pelaku pasar telah mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Maret. Menurut FedWatch Tool CME, peluang penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada bulan Maret diperkirakan mencapai 67,6%.
Harga Emas Turun di Tengah Wait and See Laporan Inflasi AS.
- Harga emas mengalami penurunan.
- Pasar bersiap untuk rilis angka Indeks Harga Konsumen (CPI) AS, dengan ekspektasi potensi pemangkasan suku bunga Fed.
Harga emas mengalami penurunan 0,33% di akhir sesi Amerika di tengah para pedagang menunggu laporan inflasi terbaru di AS. Meskipun imbal hasil obligasi Treasury AS tetap tinggi, sentimen pasar bergeser positif karena di perkirakan bahwa inflasi umum dapat melebihi angka bulan sebelumnya.
Pasar bersiap untuk rilis angka Indeks Harga Konsumen (CPI) AS, para ekonom memperkirakan inflasi akan meningkat pada bulan Desember, menimbulkan keraguan terhadap ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga tahun ini. Spekulan juga berharap data tersebut dapat berdampak positif pada harga emas dan negatif pada Dolar AS.
Harga Minyak Turun Akibat Lonjakan Stok Minyak AS.
- Harga minyak turun hampir satu dolar per barel pada hari Rabu.
- Kondisi ekonomi Eropa yang lemah turut menambah kekhawatiran.
Harga minyak turun hampir satu dolar per barel pada hari Rabu setelah lonjakan tak terduga dalam stok minyak mentah AS memicu kekhawatiran terkait permintaan di pasar minyak terbesar. Minyak mentah WTI AS turun 1,2% menjadi $71,37 per barel, sedangkan patokan global Brent turun 1% menjadi $76,80 per barel.
Meskipun harga naik awalnya, pembalikan terjadi setelah Badan Informasi Energi AS melaporkan peningkatan tajam dalam stok minyak dan peningkatan penyimpanan bensin yang melampaui perkiraan. Menurut EIA, Persediaan Minyak Mentah AS naik 1,338 juta barel dibandingkan perkiraan penurunan 675 ribu barel, sedikit mengurangi penurunan minggu sebelumnya sebesar 5,5 juta barel. Cadangan bensin juga naik jauh di atas ekspektasi, bertambah 8,29 juta barel vs perkiraan 2,489 juta barel. Sulingan Minyak juga naik 6,528 juta dibandingkan perkiraan kenaikan 2,382 juta. EIA juga memperkirakan produksi Minyak Mentah AS masih di atas 13 juta barel per hari.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat agenda perilisan data fundamental dari USD hari ini, yaitu :
CPI adalah ukuran statistik yang digunakan untuk mengevaluasi perubahan dalam harga sekelompok barang dan jasa. Indeks ini memberikan gambaran tentang tingkat inflasi atau deflasi di suatu negara atau wilayah.
Initial Jobless Claims adalah data yang merinci jumlah orang yang baru mengajukan klaim tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya dalam suatu periode tertentu. Data ini sebagai indikator awal mengenai kesehatan pasar tenaga kerja AS.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga terhadap mata uang USD.
Data CPI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD.
Perkiraan :
Data Core CPI (MoM) (Dec) dirilis lebih rendah dari data previous.
Data Core CPI (YoY) (Dec) dirilis lebih rendah dari data previous.
Data CPI (MoM) (Dec) dirilis lebih tinggi dari data previous.
Data CPI (YoY) (Dec) dirilis lebih tinggi dari data previous.
Data Initial Jobless Claims di rilis lebih tinggi dari data previous.
Sehingga USD berpotensi volatil.