Dolar Menguat Saat Pasar Bersiap untuk Kejutan CPI; Langkah Fed dan Kebijakan Trump Jadi Sorotan.
- Pasar menantikan data inflasi AS (CPI) yang diperkirakan menjadi penentu penting arah kebijakan Federal Reserve.
- Kembalinya Donald Trump sebagai Presiden meningkatkan kekhawatiran investor atas potensi gangguan kebijakan terhadap inflasi dan stabilitas ekonomi.
Dolar menguat pada hari Selasa karena pasar menantikan data inflasi AS yang dapat mengubah arah kebijakan moneter Federal Reserve, sementara spekulasi meningkat terkait potensi gangguan ekonomi dari kembalinya Donald Trump sebagai Presiden.
Dolar Australia mengalami penurunan tajam setelah Bank Sentral Australia melonggarkan prospek inflasinya. Reli singkat yang dipicu oleh janji stimulus dari China memudar setelah data perdagangan yang lemah dari Beijing meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan global.
Pasar uang memperkirakan peluang sebesar 86% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Federal Reserve minggu depan. Namun, fokus utama tetap pada data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan dirilis pada hari Rabu, yang dianggap sebagai momen penting bagi keputusan suku bunga bulan Desember.
Wall Street ditutup lebih rendah karena kerugian di sektor teknologi mengimbangi keuntungan di layanan komunikasi, dengan para pelaku pasar berhati-hati menjelang data inflasi. CPI bulan November diperkirakan naik sedikit menjadi 2,7% secara tahunan dari 2,6%, sementara inflasi inti diperkirakan tetap stabil di 3,3%.
Dilansir dari investing.com “Pasar berada dalam mode menunggu dan melihat untuk memastikan data CPI dan PPI sesuai ekspektasi,” kata Mona Mahajan, kepala strategi investasi di Edward Jones. “Tujuannya adalah menghindari kejutan yang dapat menggagalkan rencana pemangkasan suku bunga Fed.”
Arah kebijakan Federal Reserve di masa depan masih tidak pasti, karena data pasar tenaga kerja terbaru menunjukkan sinyal ekonomi yang beragam. Laporan hari Jumat lalu menunjukkan peningkatan tingkat pengangguran yang disertai dengan pertumbuhan lapangan kerja yang kuat, memperkuat ekspektasi jalur suku bunga yang hati-hati.
Investor juga semakin waspada terhadap agenda ekonomi Trump, yang berpotensi menambah volatilitas baru pada stabilitas inflasi dan proyeksi suku bunga.
Pasar Bersiap Hadapi Dua Risiko: Data Inflasi dan Kembalinya Trump
Data CPI yang akan dirilis pada hari Rabu diperkirakan akan memainkan peran penting dalam menentukan keputusan Fed pada pertemuan 17-18 Desember.
Inflasi utama diperkirakan naik tipis menjadi 2,7%, sementara inflasi inti tetap stabil di 3,3%. Meskipun inflasi sempat mereda di awal 2024, ketahanan ekonomi AS baru-baru ini kembali memicu tekanan harga, yang memperumit prospek suku bunga.
Pasar secara luas memperkirakan Fed akan menurunkan suku bunga minggu depan. Namun, proyeksi suku bunga jangka panjang semakin kabur, karena investor menilai potensi kebijakan Trump yang dapat mengganggu stabilitas inflasi dan mendorong perubahan tak terduga dalam strategi moneter.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Penguatan dolar terjadi karena pasar menantikan data CPI AS yang dapat memberikan sinyal arah kebijakan Federal Reserve. Jika data inflasi lebih tinggi dari ekspektasi, ini dapat memicu persepsi bahwa Fed mungkin lebih berhati-hati dalam pelonggaran suku bunga, mendukung penguatan dolar.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS
- Pasar saham menunjukkan kehati-hatian menjelang rilis data inflasi. Kekhawatiran tentang angka CPI yang lebih tinggi dapat membebani indeks, terutama sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti teknologi.
- Jika CPI sesuai dengan ekspektasi atau lebih rendah, indeks saham AS dapat memperoleh dukungan karena ini memperkuat peluang pemangkasan suku bunga oleh Fed, memberikan stimulus bagi pasar saham.
Secara keseluruhan berpotensi berpengaruh terhadap harga AUD melemah.
Harga emas naik 1,32% ke level $2.694 karena investor optimistis Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 17-18 Desember.
Perebutan Damaskus oleh pasukan pemberontak Suriah dan kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven.
Harga emas melonjak pada Selasa, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (Fed) dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. XAU/USD naik 1,32% menjadi $2.694, sementara emas spot mencapai $2.693,27 per ons, mendekati level psikologis $2.700.
Investor optimistis Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 17-18 Desember, dengan probabilitas pasar mencapai 86% berdasarkan CME FedWatch Tool. Sentimen ini diperkuat oleh data ekonomi yang stabil dan survei optimisme usaha kecil AS.
Ketegangan geopolitik juga menjadi pendorong utama. Perebutan Damaskus oleh pasukan pemberontak Suriah, yang mengakhiri kekuasaan Presiden Bashar al-Assad, memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketidakpastian ini mendorong permintaan aset safe haven seperti emas.
Selain itu, aksi beli emas oleh bank sentral Tiongkok memberikan dukungan tambahan pada harga logam mulia. Investor tetap waspada terhadap data inflasi AS (CPI dan PPI) serta keputusan suku bunga bank sentral utama lainnya minggu ini.
Logam mulia lainnya bergerak bervariasi. Platinum turun 0,6% ke $948,15 per ons, sementara perak naik tipis 0,1% menjadi $32,657 per ons.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed: Pasar memperkirakan peluang sebesar 86% bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, mendorong permintaan emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil tetapi stabil di tengah pelonggaran moneter.
- Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah: Perebutan Damaskus oleh pasukan pemberontak Suriah dan potensi eskalasi konflik mendorong pembelian emas sebagai aset safe haven.
- Dukungan Bank Sentral Tiongkok: Spekulasi bahwa bank sentral Tiongkok melanjutkan pembelian emas memberikan dukungan tambahan bagi harga logam mulia ini.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Harga Minyak Menguat di Tengah Optimisme Permintaan China dan Pasokan Ketat Eropa.
Peningkatan impor minyak mentah China dan spekulasi kebijakan moneter longgar pada 2025 menjadi pendorong utama penguatan harga minyak.
- Antisipasi pasokan minyak yang ketat di Eropa selama musim dingin mendorong aksi beli oleh dana lindung nilai
Harga minyak mentah Brent naik 5 sen menjadi $72,19 per barel, sementara WTI AS naik 22 sen ke $68,59 per barel pada Selasa, didukung oleh optimisme permintaan China dan potensi ketatnya pasokan di Eropa selama musim dingin.
China melaporkan peningkatan impor minyak mentah tahunan untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, meskipun analis menilai kenaikan ini lebih dipengaruhi oleh penimbunan daripada permintaan aktual. Spekulasi tentang pelonggaran moneter di China pada 2025 juga memberi sentimen positif.
Di Eropa, pasar mengantisipasi pasokan yang ketat selama musim dingin, mendorong aksi beli oleh dana lindung nilai. Sementara itu, ketegangan geopolitik Timur Tengah mereda setelah pemberontak di Suriah mulai memulihkan stabilitas pasca penggulingan Presiden Bashar al-Assad.
Harga minyak juga dapat terdongkrak jika Federal Reserve memangkas suku bunga pada pertemuan 17-18 Desember, meningkatkan potensi permintaan energi di AS. Namun, pasar masih mencermati data inflasi minggu ini sebagai penentu arah kebijakan Fed.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Permintaan China: Peningkatan impor minyak mentah China dan ekspektasi kebijakan moneter longgar pada 2025 memberikan optimisme tentang pertumbuhan permintaan global.
- Pasokan Eropa yang Ketat: Spekulasi tentang pasokan yang ketat di Eropa selama musim dingin meningkatkan minat beli, dengan dana lindung nilai mulai membeli minyak untuk mengantisipasi kekurangan pasokan.
- Pelonggaran Geopolitik: Ketegangan di Timur Tengah, khususnya di Suriah, mulai mereda, mengurangi kekhawatiran tentang gangguan pasokan minyak besar-besaran.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS dan Canada hari ini yaitu:Â
USD
CPI atau Consumer Price Index (Indeks Harga Konsumen) adalah ukuran yang mengukur perubahan rata-rata harga dari sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga selama periode tertentu. CPI sering digunakan sebagai indikator inflasi dan mencerminkan biaya hidup.
CAD
BoC (Bank of Canada) Interest Rate Decision adalah keputusan bank sentral Kanada mengenai tingkat suku bunga acuan.
OIL
Crude Oil Inventories, data ini mengukur perubahan jumlah stok minyak mentah di AS selama satu minggu. Data ini dilaporkan oleh Energy Information Administration (EIA).
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD, CAD, dan OIL.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data CPI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data BoC Interest Rate Decision rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk CAD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk CAD.
Data Crude Oil Inventories rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk OIL. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk OIL.
Perkiraan :
USD
Data Core CPI (MoM) (Nov)Â rilis sesuai dengan data sebelumnya.
Data CPI (YoY) (Nov) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data CPI (MoM) (Nov) rilis sesuai dengan data sebelumnya.
CAD
Data BoC Interest Rate Decision rilis lebih rendah dari data sebelumnya.