Dolar AS Menguat Tipis Setelah Rilis Risalah Federal Reserve dan Jelang Laporan CPI.

 

  • Mayoritas pejabat Fed mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin, namun risalah mengisyaratkan langkah ke depan akan bergantung pada data ekonomi.
  • Investor menantikan laporan inflasi (CPI) bulan September, yang dipandang sebagai faktor kunci dalam menentukan arah kebijakan moneter Fed selanjutnya.

Dolar AS menguat sedikit pada hari Rabu setelah rilis risalah pertemuan Federal Reserve bulan September. Risalah tersebut menunjukkan mayoritas pembuat kebijakan mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin. Meski demikian, risalah juga menekankan bahwa langkah ke depan tidak akan terikat pada kecepatan tertentu dan akan bergantung pada data ekonomi yang masuk.

Di sisi lain, para pedagang mencerna komentar dari pejabat Fed dan mempersiapkan diri untuk laporan indeks harga konsumen (CPI) bulan September yang dijadwalkan pada hari Kamis. Investor meyakini bahwa bank sentral tidak akan terus melakukan pelonggaran kebijakan secara agresif, terutama setelah data penggajian nonpertanian yang kuat minggu lalu membuat pasar meninjau ulang ekspektasi pemangkasan suku bunga jangka pendek oleh Fed.

Dikutip dari investing.com Amo Sahota, Direktur Eksekutif di Klarity FX, mengatakan bahwa penguatan dolar didorong oleh ekspektasi pasar terhadap risalah pertemuan dan laporan inflasi yang akan datang. “Titik kritisnya adalah laporan pekerjaan AS yang kuat,” ujar Sahota.

Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank Dallas, Lorie Logan, menyatakan dukungannya untuk pemangkasan suku bunga bulan lalu, tetapi merekomendasikan langkah yang lebih hati-hati di masa depan, mengingat risiko inflasi yang masih ada dan ketidakpastian prospek ekonomi.

Risalah juga menyoroti pentingnya untuk tidak menafsirkan pemangkasan suku bunga sebagai tanda pelemahan ekonomi, dan bahwa penyesuaian kebijakan di masa mendatang akan bergantung pada perkembangan data ekonomi.

Pengaruh fundamental cenderung menguatkan Dollar AS.

Emas Melemah Enam Hari Berturut-turut Setelah Risalah Fed, Fokus Beralih ke Data Inflasi AS.

  • Risalah FOMC menunjukkan dukungan mayoritas untuk pemangkasan suku bunga 50 bps, sementara harga emas turun 0,37% ke sekitar $2.610.
  • Peluang penurunan suku bunga 25 bps turun dari 85,2% menjadi 75,9%, menurut CME FedWatch Tool, dengan fokus pasar kini tertuju pada laporan inflasi AS.

Emas memperpanjang penurunannya selama enam sesi berturut-turut pada hari Rabu setelah Federal Reserve (Fed) merilis risalah rapat bulan September, yang mengungkapkan bahwa “mayoritas substansial” dari anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps). Namun, harga emas (XAU/USD) tetap berada di kisaran yang sudah dikenal, turun 0,37% ke level sekitar $2.610.

Risalah FOMC juga menunjukkan bahwa sebagian pejabat lebih memilih pemangkasan 25 bps, meski seluruh peserta sepakat bahwa pemangkasan diperlukan. Hampir semua pejabat Fed memandang risiko inflasi mulai menurun, sementara risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat. Berdasarkan data tersebut, probabilitas pemangkasan 25 bps menurut CME FedWatch Tool turun menjadi 75,9% dari sebelumnya 85,2%. Sementara itu, peluang Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap naik menjadi 24,1%.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik 5,5 basis poin menjadi 4,062%, yang mendukung penguatan dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY) naik 0,42% ke level 102,90, tertinggi sejak pertengahan Agustus 2024.

Para pelaku pasar kini mengalihkan fokus mereka ke rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang akan dirilis pada Kamis. Perkiraan awal menunjukkan inflasi akan melambat, tetapi jika data menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi, hal ini dapat menghambat rencana pelonggaran kebijakan moneter Fed.

Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga emas saat ini.

Harga Minyak Turun Setelah Lonjakan Persediaan AS, Kekhawatiran Pasokan Timur Tengah dan Badai Milton Masih Membayangi.

Analisa Fundamental Magnetfx 14 Juli
  • Persediaan minyak mentah AS melonjak 5,8 juta barel, jauh di atas ekspektasi 2 juta barel, memicu penurunan harga minyak.
  • Potensi gangguan pasokan akibat Badai Milton dan konflik Timur Tengah tetap menjadi fokus pasar, meski risiko geopolitik telah mereda.

Harga minyak melemah pada Rabu setelah lonjakan besar dalam persediaan minyak mentah AS mengimbangi kekhawatiran mengenai gangguan pasokan yang mungkin terjadi akibat konflik di Timur Tengah dan ancaman Badai Milton yang akan menghantam AS.

Laporan dari Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS meningkat sebesar 5,8 juta barel selama pekan lalu, jauh di atas perkiraan 2 juta barel. Persediaan bensin turun 6,3 juta barel, penurunan terbesar tahun ini, dipicu oleh lonjakan permintaan menjelang kedatangan Badai Milton di Florida.

Meskipun kekhawatiran terkait badai dan konflik Timur Tengah tetap ada, harga minyak turun lebih dari 4% pada hari Selasa setelah laporan bahwa kelompok militan Hizbullah sedang berusaha mencapai gencatan senjata dengan Israel. Penurunan premi risiko geopolitik membantu meredakan volatilitas harga minyak di pasar global.

Selain itu, kekhawatiran mengenai melemahnya permintaan dari Tiongkok juga berkontribusi terhadap penurunan harga. Otoritas Tiongkok enggan memperkenalkan langkah stimulus fiskal tambahan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melambat, sehingga menekan prospek permintaan minyak global.

Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga minyak.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat rilis data fundamental hari ini dari USD hari ini, yaitu:

CPI adalah singkatan dari Consumer Price Index atau Indeks Harga Konsumen. Ini adalah ukuran yang mengukur rata-rata perubahan harga dari waktu ke waktu yang dibayarkan oleh konsumen untuk sekeranjang barang dan jasa konsumen tertentu atau mengukur inflasi.

Initial Jobless Claims adalah data ekonomi yang melaporkan jumlah orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya dalam seminggu. Ini merupakan indikator penting tentang kesehatan pasar tenaga kerja di suatu negara, terutama di Amerika Serikat.

Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data Core CPI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data CPI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/negatif untuk USD.

Perkiraan :

Data Core CPI (MoM) (Sep) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Data CPI (YoY) (Sep) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Data CPI (MoM) (Sep) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Share on: