Indeks Dolar AS Naik Tajam setelah Data Pasar Tenaga Kerja Kuat, Suku Bunga Fed di Tahan?

  • Nonfarm Payrolls yang lebih baik dari perkiraan dan peningkatan upah menunjukkan kekuatan ekonomi AS.
  • Harapan pasar yang berkurang untuk penurunan suku bunga oleh Fed dapat membebani pasar saham.

Pada hari Jumat, Indeks Dolar AS (DXY) memperpanjang kenaikannya setelah data pasar tenaga kerja menunjukkan hasil yang lebih kuat dari perkiraan. Nonfarm Payrolls, bersama dengan peningkatan inflasi upah, mencerminkan perekonomian yang kuat dan tangguh, yang mungkin mendorong Federal Reserve (Fed) untuk menunda penurunan suku bunga.

Fokus kini beralih ke pertemuan Fed mendatang, dengan pasar mengamati potensi perubahan kebijakan moneter menyusul data tenaga kerja yang positif. Peluang pemotongan suku bunga pada bulan Juni dan Juli tetap rendah setelah data ketenagakerjaan yang kuat, turun menjadi sekitar 50% pada bulan September. 

Disisi lain, indeks saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) sempat mengabaikan laporan Nonfarm Payrolls (NFP) yang melampaui perkiraan pada hari Jumat, naik tipis sebesar 0,2% sepanjang sesi pasar AS sebelum akhirnya turun kembali sebesar 0,2%, kehilangan hampir 90 poin pada hari Jumat.

Nonfarm Payrolls AS mencatat perolehan pekerjaan bersih bulanan terbaik ketiga pada hari Jumat, menambah 272 ribu posisi baru di bulan Mei, jauh di atas perkiraan 185 ribu. Angka tersebut juga mengalahkan angka bulan sebelumnya, yang direvisi sedikit lebih rendah menjadi 165 ribu dari 175 ribu. 

Pendapatan Rata-Rata Per Jam AS juga naik lebih cepat dari perkiraan, menunjukkan peningkatan upah sebesar 0,4% MoM dibandingkan perkiraan 0,3% dan sebelumnya 0,2%. Sementara itu, Tingkat Pengangguran AS naik ke level tertinggi sejak Februari 2022, sebesar 4,0% dibandingkan dengan perkiraan 3,9%.

Dengan perekonomian AS yang terus melampaui ekspektasi, harapan pasar untuk penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) semakin menipis. Menurut FedWatch Tool CME, para trader kini memperkirakan peluang kurang dari 50% untuk setidaknya penurunan suku bunga seperempat poin dari The Fed pada tanggal 8 September, turun secara signifikan dari peluang 70% yang diperkirakan sebelum laporan NFP hari Jumat dirilis.

Arah sentimen untuk Dolar AS cenderung positif.

Arah sentimen untuk Indeks Saham AS cenderung negatif.

Harga Emas Merosot di Hari Jumat, ini Penyebabnya.

  • Laporan Nonfarm Payrolls menunjukkan penambahan tenaga kerja yang melebihi perkiraan.
  • Berita bahwa Bank Rakyat Tiongkok menghentikan pembelian emas batangan selama 18 bulan menekan permintaan emas di pasar global.

Harga emas merosot ke level terendah dalam empat minggu setelah Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) melaporkan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat, dan Tiongkok menghentikan pembelian emas. Akibatnya, dengan perdagangan XAU/USD pada $2.295, logam non-yielding ini turun lebih dari 3%.

Laporan Nonfarm Payrolls AS terbaru untuk bulan Mei menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja menambahkan lebih banyak pekerja daripada yang diperkirakan. Meski demikian, laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan Tingkat Pengangguran dan sedikit kenaikan Pendapatan Rata-Rata Per Jam. 

Setelah data tersebut dirilis, XAU/USD melanjutkan penurunannya, yang dimulai pada sesi Asia hari Jumat. Berita bahwa Bank Rakyat Tiongkok telah menghentikan pembelian emas batangan selama 18 bulan juga membebani harga logam mulia ini.

Dikutip dari fxstreet.com “Kepemilikan logam mulia oleh PBOC tetap stabil di 72,80 juta troy ounce untuk bulan Mei,” menurut MarketWatch.

Sejauh ini, harga emas telah bergerak dari $2.387 ke $2.304 dan diperkirakan akan turun di bawah $2.300. Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury AS meningkat tajam, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun naik 14 basis poin menjadi 4,43%, yang mendukung penguatan Greenback.

Indeks Dolar AS (DXY) terhadap enam mata uang utama lainnya meningkat 0,79% menjadi 104,91.

Para pelaku pasar kini berfokus pada data inflasi AS minggu depan dan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (Fed). Indeks Harga Konsumen (CPI) AS diperkirakan akan tetap stabil, namun percepatan kembali inflasi dapat menyebabkan penurunan lebih lanjut pada harga emas.

Arah sentimen untuk harga emas cenderung negatif.

Harga Minyak Turun Tipis di Hari Jumat, di Tengah Data Pekerjaan AS dan Sikap OPEC+.

  • Penurunan impor minyak mentah di Tiongkok.
  • Pernyataan dukungan dari anggota OPEC+ seperti Arab Saudi dan Rusia, pertemuan OPEC+ sebelumnya yang mengindikasikan potensi peningkatan pasokan.

Harga minyak turun sedikit pada hari Jumat, menandai kerugian mingguan ketiga berturut-turut karena investor mempertimbangkan pernyataan OPEC+ di tengah data pekerjaan AS terbaru yang mengurangi ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera menurunkan suku bunga.

Data menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja AS pada bulan Mei meningkat jauh lebih cepat dari perkiraan, menjaga The Fed tetap di jalur untuk menunda penurunan suku bunga hingga paling cepat bulan September.

Bank Sentral Eropa (ECB) melanjutkan langkah untuk menurunkan suku bunga pertamanya sejak 2019 pada hari Kamis, meskipun prospek inflasi semakin tidak pasti. Biaya pinjaman yang tinggi dapat memperlambat aktivitas ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Dikutip dari investing.com “Laporan ketenagakerjaan menunjukkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates. “Hal ini cenderung mengurangi antusiasme terhadap pasar minyak.”

Dolar menguat 0,8% ke level tertinggi lebih dari satu minggu segera setelah laporan pekerjaan dirilis.

Namun, harga minyak didukung oleh dukungan dari anggota OPEC+, Arab Saudi dan Rusia, yang mengindikasikan kesiapan untuk menghentikan atau membalikkan peningkatan produksi minyak. Meskipun demikian, minyak mentah turun untuk minggu ketiga berturut-turut di tengah kekhawatiran permintaan, dengan Brent turun 2,5% dan WTI turun 1,9%.

Minyak melemah awal pekan ini setelah para analis memperkirakan pertemuan OPEC+ pada hari Minggu sebagai indikasi peningkatan pasokan, yang berdampak negatif pada harga. Jumlah rig minyak aktif AS, indikator awal produksi di masa depan, turun empat rig minggu ini menjadi 492 rig, terendah sejak Januari 2022, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes. 

Sementara itu, di Tiongkok, data menunjukkan bahwa meskipun ekspor tumbuh untuk bulan kedua di bulan Mei, impor minyak mentah menurun, menandakan kekhawatiran permintaan di negara pembeli minyak mentah terbesar di dunia.

Di Rusia, operasi kilang minyak Novoshakhtinsk di wilayah selatan Rostov mengalami gangguan signifikan setelah kebakaran akibat serangan pesawat tak berawak pada hari Kamis. Manajer keuangan mengurangi posisi net long minyak mentah berjangka AS dan posisi opsi dalam pekan hingga 4 Juni, menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat agenda rilis data fundamental dari Jepang yaitu:

Data GDP (Gross Domestic Product) atau Produk Domestik Bruto adalah ukuran ekonomi suatu negara yang merefleksikan total nilai moneter dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam batas-batas negara tersebut selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau satu kuartal.

Dari agenda tersebut dapat mempengaruhi perubahan harga terhadap mata uang YEN.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data GDP (QoQ) (Q1) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan : 

 GDP (QoQ) (Q1) di rilis sesuai dengan data sebelumnya.

Share on: