Dolar AS Naik di Tengah Kekhawatiran Inflasi dan Fokus pada NFP.
- DXY Stabil di 109,00, didukung oleh kekhawatiran inflasi dan sinyal pengetatan kebijakan moneter.
- Data NFP Jumat Ini menjadi fokus utama pasar untuk mengukur kekuatan pasar tenaga kerja AS.
Indeks Dolar AS (DXY) terus menguat, bertahan di kisaran 109,00, didukung oleh kekhawatiran inflasi yang memicu permintaan Greenback. Kondisi ini juga dipicu oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS 10 tahun, mencerminkan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut. Kekhawatiran inflasi global menyebabkan krisis mini pada obligasi Inggris, sementara pelaku pasar menantikan data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang akan dirilis Jumat ini untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kesehatan pasar tenaga kerja.
Dilansir dari fxstreet.com dalam pernyataan terbaru, beberapa pejabat Federal Reserve, termasuk Michelle Bowman dan Jeffrey Schmid, menyoroti risiko inflasi yang tetap tinggi meskipun pasar tenaga kerja melemah. Fed memberikan sinyal bahwa kebijakan suku bunga akan tetap ketat namun hati-hati, dengan pendekatan bertahap terhadap penyesuaian kebijakan. Schmid menyebutkan bahwa Fed mungkin telah mencapai sebagian besar targetnya dan mendukung langkah lebih lanjut untuk mengecilkan neraca bank sentral.
Presiden Fed Richmond, Tom Barkin, menambahkan bahwa meskipun beban utang konsumen masih terkendali dibandingkan periode sebelumnya, ruang fiskal yang terbatas menambah risiko resesi di masa depan. Dalam suasana ini, optimisme Fed terhadap pertumbuhan dan inflasi yang perlahan menurun tetap berlanjut, tetapi pasar tetap fokus pada data-data ekonomi untuk arah kebijakan berikutnya.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Kekhawatiran Inflasi: Kekhawatiran inflasi global, termasuk kenaikan imbal hasil Treasury AS 10 tahun, mendorong permintaan terhadap USD sebagai aset safe haven.
- Pengetatan Kebijakan Moneter: Pernyataan pejabat Fed menunjukkan bahwa kebijakan suku bunga tetap ketat, yang mendukung daya tarik USD.
- DXY Bertahan di Level Tinggi: Indeks Dolar AS stabil di kisaran 109,00, menandakan permintaan kuat terhadap USD.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Harga Emas Melonjak di Tengah Kekhawatiran Kebijakan dan Krisis Global
- Harga emas naik ke $2.671, didorong oleh permintaan safe haven dan ketidakpastian kebijakan Donald Trump.
- Pasar menunggu data NFP dan Sentimen Konsumen AS sebagai panduan untuk prospek ekonomi AS.
Harga emas melanjutkan tren kenaikan selama tiga hari berturut-turut, naik 0,35% ke $2.671 per troy ounce. Lonjakan ini didukung oleh meningkatnya permintaan safe haven di tengah kekhawatiran atas kebijakan ekonomi Presiden terpilih AS Donald Trump, yang dilaporkan mempertimbangkan pengumuman keadaan darurat ekonomi nasional. Ketegangan global juga diperburuk oleh krisis anggaran di Inggris, dengan imbal hasil obligasi Inggris melonjak ke level tertinggi sejak 1998, menambah ketidakpastian pasar.
Sementara itu, pejabat Federal Reserve (Fed) tetap menjadi perhatian meskipun pasar keuangan AS ditutup untuk Hari Berkabung Nasional mantan Presiden Jimmy Carter. Gubernur Fed Michelle Bowman menyatakan bahwa bank sentral harus berhati-hati dalam menyesuaikan kebijakan suku bunga, sementara Jeffrey Schmid dari Kansas City Fed mengindikasikan suku bunga mendekati level netral. Pejabat Fed lainnya, termasuk Patrick Harker dan Susan Collins, memberikan pandangan berbeda, mencerminkan pendekatan hati-hati di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Para pelaku pasar kini mengalihkan perhatian mereka ke rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) AS bulan Desember dan Sentimen Konsumen Universitas Michigan (UoM). Data ini diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek ekonomi AS dan arah kebijakan moneter Fed, di tengah kondisi pasar yang semakin terpengaruh oleh faktor geopolitik dan kebijakan domestik.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Permintaan Safe Haven: Kekhawatiran terhadap kebijakan ekonomi Donald Trump, termasuk kemungkinan pengumuman keadaan darurat ekonomi nasional, mendorong investor beralih ke emas sebagai aset lindung nilai.
- Krisis Anggaran di Inggris: Lonjakan imbal hasil obligasi Inggris ke level tertinggi sejak 1998 menciptakan ketidakpastian global, yang mendukung permintaan emas.
- Ketidakpastian Ekonomi Global: Pernyataan pejabat Fed yang beragam mencerminkan pendekatan hati-hati terhadap kebijakan moneter, yang menambah dorongan bagi emas sebagai aset aman.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Permintaan Musim Dingin dan Kekhawatiran Pasokan Dorong Kenaikan Harga.
- Cuaca dingin di AS dan Eropa meningkatkan permintaan bahan bakar pemanas, mendorong harga minyak naik lebih dari 1%.
- Backwardation Brent yang melebar mencerminkan pasar yang mengantisipasi pengetatan pasokan di tengah peningkatan permintaan.
Harga minyak melonjak lebih dari 1% pada hari Kamis, dipicu oleh cuaca musim dingin yang ekstrem di AS dan Eropa yang meningkatkan permintaan bahan bakar pemanas. Harga minyak mentah Brent naik menjadi $77,14 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) mencapai $74,16. Cuaca dingin menyebabkan peningkatan konsumsi bahan bakar, didukung oleh data produksi kilang AS yang mencapai tingkat tertinggi sejak Desember 2018, menurut EIA.
Selain itu, analis JPMorgan memperkirakan permintaan minyak global pada Januari akan meningkat hingga 1,4 juta barel per hari, mencapai 101,4 juta bph, didorong oleh cuaca dingin yang ekstrem dan aktivitas perjalanan lebih awal di Tiongkok menjelang Tahun Baru Imlek. Struktur pasar Brent menunjukkan backwardation yang semakin melebar, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap pengetatan pasokan.
Sementara itu, sanksi baru yang direncanakan Presiden AS Joe Biden terhadap Rusia menambah tekanan pada prospek pasokan minyak global. Para analis memperkirakan WTI akan bergerak dalam kisaran $67,55–$77,95 hingga Februari, dengan ketidakpastian seputar kebijakan Donald Trump dan stimulus fiskal Tiongkok menjadi fokus utama pasar.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Peningkatan Permintaan: Cuaca dingin ekstrem di AS dan Eropa meningkatkan permintaan bahan bakar pemanas.
- Produksi Kilang yang Tinggi: Data EIA menunjukkan produksi kilang AS mencapai tingkat tertinggi sejak Desember 2018, mendukung pasar minyak.
- Kenaikan Permintaan Global: Dilansir dari investing.com JPMorgan memproyeksikan permintaan minyak Januari meningkat hingga 101,4 juta barel per hari.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:
- Average Hourly Earnings (MoM), data ini mengukur perubahan rata-rata pendapatan per jam dari pekerja di luar sektor pertanian. Merupakan indikator utama untuk inflasi karena meningkatnya pendapatan pekerja sering menyebabkan peningkatan pengeluaran konsumen.
- Nonfarm Payrolls (NFP), mengukur perubahan jumlah pekerja di sektor nonpertanian selama bulan sebelumnya. Angka ini sangat penting karena mencerminkan kesehatan pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
- Unemployment Rate, untuk melihat persentase total tenaga kerja yang menganggur dan aktif mencari pekerjaan. Angka ini menggambarkan kesehatan pasar tenaga kerja.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Average Hourly Earnings (MoM) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Non Farm Payroll rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Unemployment Rate rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD.
Perkiraan :
Data Average Hourly Earnings (MoM) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Nonfarm Payrolls (Dec) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Unemployment Rate (Dec) rilis sesuai dengan data sebelumnya.