The Fed Siap Ambil Langkah Berani Jika Inflasi Tak Terkendali, Dolar Tetap Stabil.
- Ketua Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa suku bunga bisa dipangkas lebih lanjut jika inflasi tetap tinggi, dengan keputusan yang akan dipandu oleh data ekonomi.
- Pasar tenaga kerja tetap kuat, sementara kesenjangan antara PDB dan GDI menyempit, mengurangi risiko resesi.
Dolar AS tetap stabil setelah Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman menyatakan bahwa inflasi masih jauh di atas target 2%. Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga menegaskan bahwa meskipun inflasi diperkirakan akan terus menurun, bank sentral siap mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan. Powell mengatakan bahwa The Fed akan mengambil keputusan kebijakan berdasarkan data ekonomi yang masuk, tanpa mengikuti jalur yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pasar suku bunga memperkirakan pemangkasan suku bunga berikutnya sebesar 25 basis poin pada pertemuan November, meski peluang pemangkasan sebesar 50 bps masih ada. Powell juga menyebutkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja tetap kuat dan kesenjangan antara Produk Domestik Bruto (PDB) dan Pendapatan Domestik Bruto (GDI) telah menyempit, mengurangi kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga USD saat ini.
Harga Emas Turun di Tengah Penguatan Dolar dan Ketidakpastian Geopolitik.
- Harga emas turun untuk hari kedua berturut-turut meskipun imbal hasil Treasury AS melemah, namun tetap mencatatkan kenaikan bulanan lebih dari 5,40%.
- Ketegangan geopolitik dan ekonomi Tiongkok yang lesu belum berhasil mendorong kenaikan signifikan pada harga emas.
Harga emas mengalami penurunan untuk hari kedua berturut-turut, tertekan oleh arus akhir bulan yang menguntungkan Dolar AS (Greenback), meskipun imbal hasil Treasury AS menunjukkan penurunan. Di tengah situasi ini, harga emas diproyeksikan tetap mencatatkan kenaikan bulanan lebih dari 5,40% pada bulan September, menjadikannya bulan terbaik sejak Maret 2024 ketika harga emas batangan naik lebih dari 9%. Saat ini, pasangan XAU/USD diperdagangkan di $2.639, turun lebih dari 0,6%.
Sementara itu, pergerakan di bursa Wall Street beragam ketika Ketua Federal Reserve (Fed), Jerome Powell, memberikan pidato dalam Pertemuan Tahunan NABE ke-66. Dilansir dari fxstreet.com Powell menegaskan bahwa penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) dalam dua pertemuan kebijakan yang tersisa tidak mungkin terjadi.
Jika ekonomi berkembang sesuai harapan, Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bps dua kali pada 2024. Greenback yang diukur melalui Indeks Dolar AS (DXY) naik 0,15% menjadi 100,56, menambah tekanan pada emas yang tidak memberikan imbal hasil. Selain itu, agenda ekonomi AS yang ringan memperlihatkan Indeks Aktivitas Nasional Chicago membaik untuk bulan ketiga berturut-turut, meskipun masih berada dalam wilayah kontraksi.
Ketegangan geopolitik meningkat setelah serangan Israel terhadap markas Hizbullah di Lebanon, yang menewaskan pemimpin kelompok tersebut. Meskipun ketegangan ini diperkirakan dapat mendorong harga emas lebih tinggi, hingga kini logam mulia tersebut masih gagal menunjukkan penguatan yang signifikan. Di sisi lain, ekonomi Tiongkok yang masih lesu telah mendorong pemerintah untuk menerapkan langkah-langkah stimulus tambahan melalui Bank Rakyat Tiongkok (PBoC), yang pada gilirannya memicu kenaikan di pasar saham Tiongkok.
Pengaruh fundamental cenderung beragam untuk harga emas saat ini.
Harga Minyak Stabil, tetapi Catat Kerugian 17% di Kuartal Ketiga di Tengah Kekhawatiran Pasokan Timur Tengah.
- Harga minyak Brent turun 9% di bulan September dan mencatat penurunan kuartalan sebesar 17%, kerugian terbesar dalam setahun, akibat kekhawatiran permintaan global yang melemah.
- Konflik Timur Tengah menambah ketidakpastian di pasar, sementara keputusan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak turut menekan harga.
Harga minyak sedikit berubah pada hari Senin, namun mencatat kerugian sebesar 17% selama kuartal ketiga di tengah kekhawatiran tentang dampak konflik Timur Tengah terhadap pasokan minyak mentah. Minyak mentah Brent untuk pengiriman November turun 21 sen menjadi $71,77 per barel, sementara kontrak yang lebih aktif untuk pengiriman Desember naik 27 sen menjadi $71,81.
Brent, indeks acuan global, mengalami penurunan 9% pada bulan September, penurunan bulanan terbesar sejak November 2022. Setelah jatuh selama tiga bulan berturut-turut, indeks mencatat penurunan 17% pada kuartal ketiga, penurunan kuartalan terbesar dalam setahun. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 1 sen dan ditutup pada $68,17, dengan penurunan kuartalan sebesar 16%.
Harga minyak tetap stabil di tengah kekhawatiran bahwa Iran, sebagai produsen utama dan anggota OPEC, bisa terlibat langsung dalam konflik Timur Tengah yang semakin meluas. Pasar juga tengah mencermati apakah konflik ini akan memengaruhi pasokan global.
Di sisi lain, kekhawatiran tentang melemahnya permintaan global, terutama dari Tiongkok, serta laporan bahwa Arab Saudi mungkin siap untuk meningkatkan produksi, turut menekan harga minyak. Keputusan Saudi ini diperkirakan akan membebani pasar dalam beberapa minggu mendatang.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga minyak mentah saat ini.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat perilisan data fundamental dari EUR dan USD hari ini yaitu :
- CPI (Consumer Price Index) adalah untuk mengukur rata-rata perubahan harga dari waktu ke waktu yang dibayarkan oleh konsumen untuk sekeranjang barang dan jasa konsumen tertentu atau mengukur inflasi.
- S&P Global US Manufacturing PMI adalah indikator ekonomi yang mencerminkan kondisi sektor manufaktur di Amerika Serikat berdasarkan survei yang dilakukan oleh S&P Global.
- ISM Manufacturing PMI (Purchasing Managers’ Index) adalah mengukur aktivitas ekonomi di sektor manufaktur berdasarkan survei terhadap manajer pembelian di berbagai industri manufaktur.
- ISM Manufacturing Prices indikator yang mengukur perubahan harga yang dibayar oleh perusahaan manufaktur untuk bahan baku dan komponen yang mereka gunakan dalam proses produksi.
- Data JOLTs Job Openings mengacu pada laporan bulanan yang diterbitkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (Bureau of Labor Statistics, BLS) yang mengukur jumlah lowongan pekerjaan di berbagai sektor ekonomi di Amerika Serikat.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang EUR dan USD hari ini.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data CPI (YoY) (Sep) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data S&P Global Services PMI (Aug) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data ISM Manufacturing PMI (Aug) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data ISM Manufacturing Prices (Aug) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data JOLTs Job Openings (Aug) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
EUR
Data CPI (YoY) (Sep) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
USD
Data S&P Global Manufacturing PMI (Sep) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data ISM Manufacturing PMI (Sep) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data ISM Manufacturing Prices (Sep) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
JOLTs Job Openings (Aug) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.